Menimbang antara ‘pencitraan’ dan ‘reputasi’ dalam mempromosikan sekolah swasta.

Mempromosikan sekolah swasta berarti mesti siap dengan dua hal yang sangat penting yaitu REPUTASI dan PENCITRAAN. Bagi sekolah yang sudah lama berjalan, penting bagi pengelola sekolah untuk mengetahui fakta negatif dan positif (reputasi) mengenai sekolah.. Bagi sekolah yang baru saatnya melakukan pencitraan habis-habisan agar orang tua siswa percaya dan berkenan. Apakah sekolah yang sudah lama berjalan tidak boleh melakukan pencitraan? Jawabannya tentu boleh, dikarenakan melakukan pekerjaan mempromosikan sekolah, setengah dari pekerjaannya adalah melakukan pencitraan.

Mari kita bedakan antara pencitraan dan reputasi.

PENCITRAAN : Erat kaitannya dengan citra apa yang ingin sekolah anda bentuk dan citrakan. Sebagai contoh, menjadikan siswa pembelajar dan bertakwa sepanjang hayat sampai menjadikan siswa sebagai pemimpin masa depan. Citra yang paling mudah dibangun adalah sekolah yang hasilkan siswa berkarakter, fasilitas lengkap sampai siswanya berprestasi. Melakukan pencitraan berarti sekolah anda mesti sadar diri dahulu dan melihat semuanya dari kacamata positif agar mudah mengangkat sebuah hal untuk dicitrakan positif.

REPUTASI: adalah label atau cap atau sangkaan masyarakat terhadap sekolah anda. Sangatlah tidak mungkin mengatur bagaimana masyarakat menilai sekolah kita, yang mungkin adalah membenahi hal yang memang nyata adanya dari cap (negatif) yang ada. Tidak lah mungkin sebuah sekolah hanya punya label negatif saja, jika label positif ada di sekolah anda, angkat itu habis-habis an melalui pencitraan. Gunakan kekuatan media sosial untuk melakukannya.

Dalam membentuk pencitraan dan reputasi perlu kerjasama dari hulu ke hilir, yaitu kerja sama antara pengelola sekolah, kepala sekolah, guru dan orang tua siswa. Saat melakukan upaya pencitraan, sekolah mesti terus berbenah dan terus lakukan peningkatan. agar pencitraan yang dilakukan sejalan dengan kondisi aslinya, Hal yang tidak boleh terjadi misalnya saat melakukan pencitraan ke arah sekolah yang berprestasi namun pengelola sekolah malah membiarkan angka keluar masuk guru yang tinggi alias team nya tiap tahun ajaran berganti karena selalu (banyak) ada saja guru yang keluar. Bagaimana bisa sekolah mencitrakan siswanya berprestasi sementara gurunya keluar masuk.

Hal yang menakjubkan dari sebuah sekolah adalah jika pengelola sekolahnya tidak sadar atau memilih menutup telinga jika ada label negatif yang ujungnya akan menjadi reputasi sekolah. Cap sekolah dengan manajemen pengelolaan yang amburadul, hanya bisa diberikan oleh orang tua siswa yang sudah menyekolahkan anaknya lebih dari setahun. Bahaya betul jika pengelola atau pemilik sekolah kekeuh dan malah mempersilahkan orang tua siswa yang ngambek untuk tetap memilih menyekolahkan anaknya disitu atau pindah. Atau alih alih kompak dengan kepala sekolah sebagai pelaksana yang akan melakukan pembenahan, yang terjadi malah seringnya terjadi debat pertengkaran hanya karena masalah komunikasi.

Sekolah anda bisa saja serius dan berhasil melakukan pencitraan lewat diskon harga masuk, website, instragram dan lain lain, namun tanpa diiringi oleh usaha keras memelihara kepercayaan orang tua siswa yang sudah terlanjur percaya terhadap pencitraan anda, lewat usaha keras melayani dan amanah maka ujungnya akan menimbulkan kekecewaan.

Jadi lakukan pembenahan dan pembiayaan (yang efektif) terus menerus jika sekolah anda ingin punya reputasi dan citra yang positif. Caranya amanah, pengelola kompak dengan pelaksana, hormati dan pertahankan guru, jadikan mereka profesional, tempatkan orang yang mahir luwes berkomunikasi dan jujur di bagian manajemen sekolah dijamin baik citra dan reputasi sekolah anda akan berbanding lurus saat bersamaan.

Tipe tipe sekolah swasta (panduan bagi orang tua siswa)

IMG_9743

Bagi orang tua siswa sekolah adalah sekolah. Bedanya hanya pada sekolah swasta dan sekolah negeri. Padahal ada beberapa tipe sekolah swasta. Tulisan ini akan mengangkat mengenai jenis sekolah swasta beserta julukan yang saya berikan sendiri, hal ini saya dapat sepanjang pengetahuan saya sebagai praktisi.

1. Sekolah swasta era 80 an.
Jika sekolah jenis ini masih ada di tahun ini biasanya gurunya sudah lanjut usia. Di sekolah ini disiplin dan metode yang diterapkan biasanya bernuansa masa lalu dan konvensional. Jika ada orang tua siswa yang sekolahkan anaknya di sekolah ini biasanya karena nama besar di masa lalu.
2. Sekolah tambang.
Biasanya ada di lokasi pertambangan. Mereka yang menyekolahkan anaknya disini adalah karyawan. Fasilitasnya biasanya tidak kalah dengan sekolah mahal di Jakarta.

BERSAMBUNG
Pembaca yang baik, artikel yang sedang anda baca ini termasuk ke dalam artikel mengenai pengelolaan sekolah, untuk membaca lengkap artikel ini silahkan menuju ke situs majulahsekolahku.com. Situs majulah sekolahku adalah situs yang menjadi jawaban dari hiruk pikuk dan dinamisnya dunia persekolahan dan pengelolaan sekolah menuju sekolah efektif. Selamat membaca.

7 kriteria sekolah yang baik menurut orang tua siswa

IMG_8874

7 hal dibawah ini akan membuat sekolah anda lain dimata orang tua siswa. Diperlukan kerjasama dari komunitas sekolah agar cap sekolah yang baik bisa sematkan pada sekolah anda oleh orang tua siswa. Jika anda sedang lakukan promosi sekolah, tujuh hal dibawah ini berguna untuk makin mengerti selera pasar.

1. Sekolah yang komunikatif
Sekolah yang komunikatif punya banyak cara untuk menyampaikan hasil kerja kerasnya pada orang tua siswa sebagai mitra dalam mendidik. Ada newsletter, buku komunikasi sampai memo singkat dan media sosial. Orang tua senang diberitahu dan dikabarkan. Walau tidak selamanya dibaca, jika mereka tahu bahwa sekolah komunikatif maka hati mereka akan adem dan merasa diperhatikan.

BERSAMBUNG
Pembaca yang baik, artikel yang sedang anda baca ini termasuk ke dalam artikel mengenai pengelolaan sekolah, untuk membaca lengkap artikel ini silahkan menuju ke situs majulahsekolahku.com. Situs majulah sekolahku adalah situs yang menjadi jawaban dari hiruk pikuk dan dinamisnya dunia persekolahan dan pengelolaan sekolah menuju sekolah efektif. Selamat membaca.

Memasarkan sekolah lewat program Open day

Informasi mengenai apa itu Open House/ Open Day dalam upaya mempromosikan sekolah saya akan sajikan dalam format 5W dan 1H

What
Open day merupakan acara yang dimaksudkan untuk memberikan perspektif orang tua siswa yang akan mendaftarkan anaknya ke sekolah . Bagi orang tua yang sudah terdaftar atau sudah mengirim anak-anak mereka akan menjadi yakin bahwa sekolah anda adalah tempat yang bagus untuk anak-anak di bidang pengembangan karakter dan akademik. Bagian penerimaan dan marketing serta admin juga akan tampil untuk melayani siswa
When
Dimulai dari jam 8.00 (tamu datang) dan untuk guru dan siswa akan dimulai dalam waktu normal. Open Day sebaiknya menggunakan hari Sabtu karena hari libur keluarga. Seluruh komunitas sekolah mesti berkorban untuk masuk di hari Sabtu demi suksesnya acara ini dan libur di hari seninnya (jika sekolah anda 5 hari masuk dalam seminggu)

Who
Siapa yang akan hadir? Calon orang tua, orang tua siswa yang sudah ada dan keluarga mereka
Semua guru, admin, keamanan dan kebersihan akan bekerja keras bersama-sama dalam membuat kesuksesan acara ini

Why
open day adalah saat yang baik untuk calon orang tua siswa melihat-lihat kedalam sekolah dengan seksama pada saat pembelajarannya . Saatnya bagi sekolah untuk memiliki kesempatan menunjukkan kepada publik tentang kreativitas yang ada di kelas di sekolah anda . Semua guru mesti diminta untuk memberikan rencana pelajaran singkat untuk program open day. Biarkan orang tua siswa dan calon orang tua siswa melihat kreativitas guru dan murid.

How
Akan ada siswa yang memandu tamu yang datang selama open day, siswa dari kelas 4 SD ke sampai SMP/SMA bisa menjadi pemandu tamu . Hal ini baik bagi mereka untuk memiliki pengalaman sebagai guide sehingga mereka akan menjadi lebih percaya diri sebagai seorang pelajar. Minta guru atau staf marketing sekolah anda untuk membriefing dan mengatur siswa. Para siswa sebagai panduan akan memiliki dua sesi. Siswa sebagai guide akan mengantar calon orang tua murid untuk melakukan tur di sekitar sekolah. Dengan demikian pintu kelas mesti tetap dibuka agar tamu bisa melihat pembelajaran di kelas. Guru juga boleh berinteraksi dengan tamu mengenai pembelajaran di kelasnya. Kepala sekolah juga akan mempunya sesi khusus kepada calon oran tua siswa menerangkan semua hal tentang sekolah.

Lanjutkan membaca “Memasarkan sekolah lewat program Open day”

Tips menjadi sekolah swasta yang dipercaya oleh orang tua siswa.

BrAwjKjCcAIA32XBpz6Po_CQAEM5qY

Setiap sekolah punya ‘penggemarnya’ sendiri-sendiri. Sekolah negeri digemari oleh tipe orang tua yang sangat senang memanfaatkan fasilitas negara (walaupun ia mampu) atau yang terpaksa mesti (karena keterbatasan dana) memanfaatkan sekolah gratis di sekolah negeri. Sementara sekolah swasta diminati oleh orang tua siswa yang merasa mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang meminta bayaran SPP yang lumayan atau sebaliknya diminati oleh ketidak inginan anaknya masuk ke sekolah negeri karena satu dan lain hal.

Tulisan ini akan membahas mengenai sekolah swasta yang SPP dan uang pangkalnya cukup lumayan. Tipe sekolah swasta ini uniknya diburu oleh orang tua siswa. Mendekati tahun ajaran kapasitas kelasnya cepat penuh dan diminati oleh para orang tua yang menginginkan mutu pendidikan terbaik bagi anaknya. Sementara ada sekolah swasta juga yang susah sekali mendapat murid walau sudah sibuk berpromosi lama sejak sebelum tahun ajaran baru dimulai. Padahal sarana fisiknya bagus, guru-gurunya senior dan pengalaman serta biayanya bersaing dengan sekolah lain.

Mengapa ada sekolah yang begitu banjir peminat? Ini sebabnya

  • Sekolah mampu menjaga kepercayaan orang tua siswa terutama dari aspek keuangan. Aspek keuangan adalah hal yang paling penting karena orang tua mengukur lari kemana uang pangkal atau uang SPP yang dibayarkan. Apakah kembali pada anaknya dalam bentuk pelayanan yang terbaik yang mengutamakan siswa atau berlalu begitu-begitu saja. Orang tua siswa akan mengukur seberapa sekolah sudah menjadi amanah dengan kemampuan analisa masing-masing. Jika sekolah gagal mencapai apa yang disebut analisa kasar terhadap seberapa yang dibayarkan dan yang kembali kepada siswa dalam bentuk pelayanan, maka sekolah mesti bersiap panen complain dari orang tua siswa. Indikator yang bisa dilihat adalah pelayanan fisik dan non fisik yang terus ditingkatkan. Sekolah memperbaharui fasilitas fisiknya di setiap libur sekolah dan mau mendengar jika ada masukan orang tua siswa secara langsung atau lewat lembaga yang sudah ditunjuk. Soal keuangan ini sangat sensitif karena banyak pemilik sekolah yang ingin segera cepat impas (break even point) dan ingin segera untung, padahal prinsipnya sederhana saja jika 10 tahun pertama sekolah itu amanah dan dapat dipercaya maka orang tua siswa akan berduyun-duyun datang menyekolahkan anaknya. Bahkan sekolah sampai harus menolak siswa.
  • Sekolah punya pengelolaan komunikasi yang baik kepada orang tua siswa. Sekolah tampil sebagai lembaga yang berwibawa. Ada lembaga dewan sekolah, ada lembaga persatuan orang tua murid dan guru, ada perwakilan komite setiap kelas yang siap menampung apa saja yang menjadi kepedulian orang tua siswa. Sekolah berkomunikasi dengan jalur-jalur resmi yang baik, jelas dan terukur secara online maupun offline, secara tertulis maupun secara lisan. Orang tua siswa tidak dibuat bingung karena garis komunikasi sekolah jelas dan menggunakan bahasa yang dipertimbangkan masak-masak sebelum disampaikan pada siswa. Sekolah yang bertipe seprti ini akan terhindar dari konflik yang tidak perlu. Konflik yang saya maksud adalah konflik orang tua yang vokal menyuarakan keluhan karena saat yang sama orang tua dididik untuk mau menyalurkan pendapatnya lewat organisasi resmi dan bersedia menerima apapun hal yang sudah menjadi keputusan, sepanjang keputusannya diputuskan lewat lembaga resmi yang dibentuk oleh sekolah.
  • Sekolah memanusiakan guru-gurunya. Banyak pemilik sekolah swasta yang berasal dari bidang bisnis lain yang kemudian tergerak hatinya untuk membuat sekolah. Para individu pemilik sekolah punya gaya masing-masing dalam mengelola sumber daya manusianya, ada yang semata menganggap guru-guru yang mengajar di sekolahnya sebagai buruh yang mesti bekerja secara fisik dan kasat mata. Tipe pemilik seperti ini biasanya tegas dan keras saat menghukum (bahkan dengan potongan gaji) bagi setiap kesalahan dan pada saat yang sama menginginkan guru bekerja keras dengan sempurna dan sebaik-baiknya. Ada juga tipe pemilik sekolah yang menganggap guru dan memanusiakannya sebagai mitra memajukan sekolah dan bukan sekedar alat pencari keuntungan. Nuansa pembinaan kepada guru pun bernuansa ‘coaching’ yang membesarkan potensi dan menghargai kesalahan sebagai upaya untuk belajar untuk bisa semakin baik di masa depan. Guru dilatih agar mampu bekerja dengan professional dan dihargai secara financial (tergantung kemampuan sekolah). Saat yang sama diberikan pengarahan jika lakukan kesalahan. Jika orang tua siswa merasa bahwa guru anaknya dimanusiakan maka ia akan senang hati menyekolahkan anaknya disitu dan bahkan merekomendasikannya pada orang lain (kerabat dan saudara)
  • Sekolah pandai mengatur penyelenggaraan aspek akademis dan non akademis selama satu tahun ajaran. Orang tua siswa akan berpikir ulang untuk menyekolahkan anaknya ditempat yang suasana pembelajarannya masih sama seperti ia sekolah dulu (banyak hapalan atau guru yang otoriter) atau bahkan sebaliknya sekolah akan begitu saja mengiyakan keinginan orang tua yang masih ‘kolot’ cara pandangnya, misalnya mengukur segala sesuatu dari nilai angka. Seperti yang sudah saya tulis di awal, saatnya sekolah percaya diri bahwa visi misi sekolahnya lah yang penting untuk direalisasikan dengan cara yang demokratis sekolah menampung juga saran serta ide agar dalam praktek mewujudkan visi misi, orang tua tetap merasa bahwa sekolah tempat menyekolahkan anaknya adalah sekolah yang mempersiapkan anak-anaknya untuk masa depan.

Jika semua faktor diatas sudah dilaksanakan oleh sebuah sekolah swasta dijamin sekolah tersebut akan lekat di benak orang tua siswa sebagai sekolah yang bagus mutunya dan dipercaya. Lupakan dulu anggaran promosi yang besar, orang tua siswa lebih suka mendengarkan rekomendasi antar orang tua siswa (dari mulut ke mulut) apalagi sekarang jaman media sosial, segala kebaikan dan keburukan sekolah anda akan menyebar dengan cepat dan dahsyat efeknya.

Jadi selamat menjadi sekolah yang mau belajar dan cepat beradaptasi terhadap kebutuhan orang tua siswa.

Berbagi sudut pandang di sekolah, sebagai pengelola, guru dan orang tua siswa

8035424219_8fa6e1766e_b

Banyak yang menyangka mengelola sekolah sama dengan mengelola perusahaan, kantor dan tempat kerja lainnya. Prinsipnya memang sama seperti tempat kerja lainnya, ada produk barang dan jasa. Di sekolah produk berarti mutu lulusan yang dihasilkan, jasa berarti bagaimana pelanggan dalam hal ini orang tua murid merasa didengar dan diakomodir. Tentunya sesuai dengan kemampuan sekolah dan guru, baik dari segi keahlian, biaya tenaga dan waktu. Sebuah sekolah adalah sebuah komunitas dengan pengelola sekolah, kepala sekolah, guru, admin dan orang tua siswa menjadi elemennya. Semuanya berbagi tugas tanggung jawab agar siswa bisa merasakan hasil dan manfaatnya. Ujung-ujungnya akan tercipta sekolah sehat yang jadi kepercayaan masyarakat.

Sebagai elemen di sekolah tentu semua punya sudut pandang dan soal bagaimana menyatukan sudut pandang tersebut mari kita bahas satu persatu.

Sebagai pengelola sekolah/yayasan punya pandangan atau punya keinginan;

  • guru-guru yang menjadi pelaksana di lapangan bekerja profesional dan tepat waktu
  • guru tahu tugas dan kewajiban
  • guru mengajar anak didik dengan kasih sayang
  • admin bekerja dengan baik mengelola keuangan serta berkomunikasi yang sehat dengan orang tua siswa sebagai marketing
  • orang tua siswa mau mengerti kesulitan serta kerumitan dalam mengatur sekolah
  • guru yang sadar bahwa dirinya adalah pendidik

Sebagai guru

  • ingin di upah dengan layak dan sesuai sebagai seorang yang profesional
  • ingin merasa dipercaya
  • ingin sekolah mencukupi kebutuhan mengajarnya(kertas dll)  dan semuanya dipenuhi tanpa waktu yang lama
  • ingin di berikan iklim bekerja yang sehat tanpa paksaan dan semua berdasarkan kesadaran yang diawasi oleh sistem
  • ingin dibiarkan belajar terus supaya cara mengajarnya menjadi makin baik dari hari ke hari
  • ingin melihat sekolahnya terus berkembang
  • ingin merasa bahwa sekolah menghargai dirinya sebagai individu yang mempunyai tugas mendidik manusia yang menjadi generasi masa depan
  • ingin menjadikan admin di sekolah sebagai mitra atau partner dalam mendidik siswa dan bukan sebagai orang yang mengawasi guru
  • ingin menjadikan orang tua siswa sebagai mitra dalam mendidik anaknya

sebagai orang tua siswa

  • ingin melihat guru anaknya nyaman mengajar, karena mereka yakin kalau guru nyaman maka mengajarnya juga makin bagus kepada anaknya
  • ingin melihat sekolah anaknya terus berkembang
  • ingin didengar keinginannya oleh sekolah
  • ingin komunikasi yang jernih antar sekolah dan orang tua
  • ingin melihat sekolah punya program yang bagus dan tidak hanya menarik bayaran namun dengan program yang itu-itu saja
  • ingin anaknya dihargai semua potensinya, karena hidup dan kehidupan tidak cuma soal nilai
  • ingin melihat sekolah menggunakan uang yang sudah dibayarkannya dengan cara yang maksimal
  • ingin anaknya memandang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan

Kata orang bijak tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dengan kerja sama yang baik dan komunikasi yang efektif apapun jadi mungkin. Sekolah yang bagus sekarang bukan karena guru-gurunya saja yang bagus dan jempolan atau fasilitasnya yang memadai, sekolah yang bagus ada karena kerja sama.

berikut adalah hal yang bisa sekolah lakukan sebagai sebuah komunitas pembelajar

  • Sekolah mesti mengaktifkan organisasi POMG serta komite sekolah dengan demikian sekolah punya relasi yang positif dengan orang tua siswa
  • guru mesti sering dilatih sehingga ia merasa profesional
  • guru di percaya dan dihargai, hindari menerapkan disiplin ala pabrik oada guru, misalnya dengan memotong gaji jika tidak masuk atau jika melanggar terhadap suatu peraturan
  • jika guru melanggar, kepala sekolah yang mesti bertindak dan mengingatkan
  • sekolah mesti mencari sosok kepala sekolah yang bisa mengayomi semua elemen. Ia adalah sosok yang sayang pada guru, menghargai pemilik sekolah dan ingin berbuat yang terbaik bagi orang tua siswa
  • pengupahan dan penggajian dilakukan dengan struktur dan bukan sekedar dengan lama kerja atau senioritas, dengan demikian semua guru ditantang untuk jadi kreatif
  • sekolah mesti ubah format rapor yang hanya mengandalkan angka, selipkan juga karakter
  • Sekolah mesti sering lakukan kegiatan yang membuat anak senang bersekolah karena kegiatannya bukan hanya belajar dengan buku teks dan mendengarkan ceramah guru

 

Belajar mengetahui mutu sekolah lewat cap yang diberikan orang tua siswa

Gambar

Promosi di sekolah swasta paling baik dan bisa dipercaya oleh kebanyakan orang tua siswa adalah lewat istilah yang disebut ‘mulut ke mulut’. Di jaman sekarang, jaman sosial media ini istilah dari mulut ke mulut (mouth to mouth) berubah menjadi ‘world of mouth’ tidak heran karena dengan cara copy and paste sebuah pernyataan, kalimat atau istilah bisa dengan cepat menyebar.  Sekolah mesti dengan baik dan mengerti untuk dengan cepat memanfaatkan momen ini. Cara terbaik adalah dengan mengerti terlebih dahulu istilah yang biasa digunakan oleh orang tua siswa dalam menilai sebuah sekolah. Berikut cuplikannya

“Sekolah itu disiplin nya bagus”

Artinya; Sekolah dipandang bisa mengatasi masalah kedisplinan yang biasa menghinggapi siswa kelas 7 ke atas. sekolah dianggap punya sistem yang baik dalam mengelola perilaku siswanya.

“Sekolah itu manajemen nya kurang”

Artinya: orang tua siswa menganggap pengelolaan sekolah mengecewakan, utamanya masalah komunikasi. Sekolah tipe seperti ini dianggap orang tua siswa nya memperlakukan sekolah seperti PT atau badan usaha yang sifatnya hanya mencari untung dan kurang bisa merangkul semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan sekolah yang baik

” Sekolah itu gurunya bagus-bagus”

Artinya: Guru dan orang tua siswa kompak dalam mengelola pembelajaran dan perilaku murid. Guru dipercaya penuh oleh sekolah untuk berkomunikasi secara sehat dengan orang tua siswa. Guru juga jadi percaya diri karena haknya diperhatikan oleh sekolah dan merasa sebagai guru diperhatikan oleh sekolah tempat ia mengajar.

“Sekolah itu mahalnya aja”

Artinya: Orang tua siswa merasa harga yang sudah dibayar kepada sekolah tidak sebanding dengan kegiatan yang sekolah adakan untuk membesarkan potensi siswa. Sekolah lebih sibuk berkonsentrasi pada akademis semata dan terkesan irit untuk mengalokasikan dana demi peningkatan proses belajar mengajar siswa dan guru.

“Sekolah itu manajemennya keras kepala”

Artinya: orang tua siswa merasa orang-orang yang mengatur sekolah tidak mau mendengar, jika di komplain iya-iya saja tanpa jalan keluar, semau-maunya sendiri dan merasa paling tahu tanpa mau mendengar saran dari orang lain bahkan orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di situ.

“Sekolah itu jahat/kejam terhadap gurunya”

Artinya: Orang tua siswa bisa menganggap seperti itu karena dari cerita guru mereka mengetahui bahwa guru-guru anaknya diperlakukan dengan tidak manusiawi dalam gaji misalnya atau hal lain yang menyebabkan orang tua siswa mempertanyakan kualitas pengelolaan sekolah. Bisa juga terjadi karena banyaknya guru yang keluar di akhir tahun ajaran, orang tua bisa dengan cepat mengatakan hal di atas apalagi jika kemampuan komunikasi dari pihak sekolah minim. Ucapan diatas biasa dikatakan oleh  orang tua yang yakin bahwa guru adalah ujung tombak sekolah yang baik.

” sekolah hanya bagus fisiknya saja”

Artinya: Orang tua siswa menganggap bahwa fisik sekolah yang bagus da mentereng tidak sebanding dengan pengelolaan kegiatan pembelajaran di dalamnya. Komunikasi antar guru, sekolah dan orang tua tidak tertata dengan baik, keluhan orang tua bukannya di selesaikan malah dipertanyakan, dan masih banyak lagi rasa frustasi orang tua siswa.

Demikian sekelumit istilah atau sebutan yang saya pernah dengar. Anda punya istilah lain? atau ingin saya bantu mengartikan istilah yang anda pernah dengar? yuk berbagi lewat kolom komentar

Orang tua klien atau mitra?

Ada banyak versi mengenai bagaimana peran orang tua dalam keberhasilan sebuah sekolah. Jika sebuah sekolah lebih mahal dari sekolah lain maka biasanya sekolah menganggap orang tua sebagai klien. Hal ini tentunya boleh-boleh saja namun juga bisa menjadi bumerang bagi sekolah. Sebenarnya kapan mesti menganggap orang tua sebagai klien dan kapan mesti menganggap orang tua siswa sebagai mitra.

Orang tua sebagai klien;

  • Saat membuat promosi sekolah, pastikan berikan apa yang dijanjikan. Untuk amannya terapkan prinsip ‘less promise and high service’
  • banyak orang tua siswa marah karena apa yang dijanjikan tidak sama dengan apa yang anaknya terima saat di sekolah
  • saat berbicara dan membawakan diri, lebih baik merendah sambil tetap profesional, karena hak orang tua siswa didengarkan dan diperhatikan
  • klien adalah pihak yang selalu merasa paling benar, untuk itu saat menyelesaikan keluhan pihak sekolah selalu melatih guru-gurunya untuk menyertakan bukti-bukti usaha apa yang sudah dilakukan dalam memenuhi harapan orang tua

Orang tua sebagai mitra

  • saat meminta orang tua untuk membantu menegakkan peraturan dirumah atau membantu mengawasi apa yang sudah baik di sekolah agar bisa diterapkan di rumah
  • saat meminta pengertian orang tua bahwa mendidik itu merupakan proses yang tidak berujung dan memerlukan kerjasama banyak pihak yang ada di sekitar seorang anak
  • meminta mereka untuk datang ke sekolah dalam rangka diberi pelatihan singkat mengenai cara mendidik atau membelajarkan siswa dengan cara yang sederhana namun mengena. Event yang bisa diadakan misalnya seminar orang tua atau sejenisnya

Membiarkan orang tua siswa menuntut begitu saja pada guru dan sekolah mengenai pendidikan anaknya adalah merupakan kekeliruan besar. Apalagi ditambah sikap guru dan sekolah yang enggan ‘mendidik’ orang tua hanya dikarenakan sumber daya sekolah alias keuangan sekolah datang dari orang tua

Bagaimana anda mengelola orang tua siswa di sekolah? mari berbagi di kolom komentar

12 ciri sekolah yang sakit

IMG_9365

Seperti mahluk hidup sebuah sekolah swasta bisa sakit juga. Sekolah adalah organisasi yang didalamnya ada pelaksana dalam hal ini yayasan, kepala sekolah, guru serta admin dan ada juga siswa dan orang tuanya sebagai tujuan dari pelayanan. Jika ingin gampang sebuah sekolah swasta yang sakit punya ciri yang paling jelas yaitu murid tambah lama tambah sedikit sebelum sekolah itu ‘mati’ atau tutup.

Sebelum masuk ke tahap diatas, berikut ini adalah ciri yang jelas mengenai sekolah swasta yang ‘sakit’.

1. Pemilik sekolah anggap orang tua siswa sebagai lawan yang mesti dikalahkan. Terminologi yang dipakai adalah situasi kalah menang. Terbukti dengan keinginan untuk mempermalukan pihak yang melanggar, misalnya mempermalukan orang tua siswa yang anaknya lambat atau belum membayar SPP. Jika sudah ada anggapan sebagai lawan, maka akan  sulit untuk saling bermitra, padahal kemitraan di sekolah kunci sukses.
2. Pemilik sekolah anggap orang tua siswa sebagai sekumpulan manusia yang tidak pernah puas. Pemilik sekolah sangat trauma pada orang tua siswa, hal yang sangat lucu menurut saya, karena kalau anggapan yang ada seperti itu, segera saja ubah peruntukan sekolah dengan bidang usaha lain yang tidak perlu mengistemewakan pelanggan.

BERSAMBUNG
Pembaca yang baik, artikel yang sedang anda baca ini termasuk ke dalam artikel mengenai pengelolaan sekolah, untuk membaca lengkap artikel ini silahkan menuju ke situs majulahsekolahku.com. Situs majulah sekolahku adalah situs yang menjadi jawaban dari hiruk pikuk dan dinamisnya dunia persekolahan dan pengelolaan sekolah menuju sekolah efektif. Selamat membaca.

The First School Branding Conference: “CREATING EFFECTIVE SCHOOL BRANDING IN DEMANDING ERA”

Sebuah konferensi untuk menemukan titik temu antara fungsi idealisme sekolah sebagai center of education dan tuntutan menjadi entitas bisnis yang mandiri dan kokoh berkembang. Bagaimana pula membangun reputasi sekolah melalui strategi branding yang smart, strategic dan elegan, serta bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan generasi muda yang umumnya selalu terkoneksi dengan internet dan mobile gadget itu?

Konferensi ditujukan bagi seluruh stake holder pendidikan: para pengelola sekolah dari tingkat dasar, menengah, sampai perguruan tinggi, pemegang kebijakan pendidikan, mahasiswa, dosen, para orang tua murid, dan lainnya.

Materi dan Pembicara:

GUIDELINE SEMINAR
“Creating Effective School Branding in Demanding Era”

Lanjutkan membaca “The First School Branding Conference: “CREATING EFFECTIVE SCHOOL BRANDING IN DEMANDING ERA””

%d blogger menyukai ini: