Mengelola sekolah berarti mengelola perubahan, tips bagi kepala sekolah kreatif

IMG_9764

Perubahan tidak ada yang enak, dalam prosesnya seseorang perlu meniadakan kenikmatan yang biasa ia dapatkan untuk keluar dari zona nyaman. Sebuah sekolah yang ingin maju juga begitu, semua elemen yang ada didalamnya mesti tahu bagaimana berubah dan bagaimana meraih perubahan tanpa kemudian membuat konflik atau riak yang tidak perlu.

  • Beberapa hal yang penting dalam mengiringi perubahan adalah;Kemampuan untuk lakukan pendekatan persuasi. Keahlian ini penting untuk didalami. Dari guru sampai satpam, dari kepala sekolah sampai admin dari admin sampai ke Dewan Pembina mesti gunakan pendekatan ini. Kemampuan persuasi berarti kemampuan untuk menempatkan semua pihak dalam posisi ‘menang-menang’ dan bukan ‘menang kalah’. Kepada murid pun guru mesti lakukan yang namanya pendekatan persuasi, apatah lagi dari guru ke orang tua siswa, kepala sekolah kepada guru dan lain sebagainya.

BERSAMBUNG
Pembaca yang baik, artikel yang sedang anda baca ini termasuk ke dalam artikel mengenai pengelolaan sekolah, untuk membaca lengkap artikel ini silahkan menuju ke situs majulahsekolahku.com. Situs majulah sekolahku adalah situs yang menjadi jawaban dari hiruk pikuk dan dinamisnya dunia persekolahan dan pengelolaan sekolah menuju sekolah efektif. Selamat membaca.

Apa saja ‘Job Description Kepala Sekolah’, yuk disimak

VISI DAN MISI SEKOLAH

  • Melaksanakan visi dan misi sekolah
  • Mengartikulasikan visi dan misi untuk komunitas sekolah
  • Memastikan Kegiatan sekolah selaras dengan nilai-nilai yang diungkapkan sekolah
  • Mengembangkan kualitas hubungan antara anggota komunitas sekolah
  • Memastikan pelaksanaan karakter dalam pembelajaran sesuai dengan visi sekolah

KURIKULUM DAN ARAH PENDIDIKAN

  • Mengawasi arah pengembangan pendidikan dari kurikulum sekolah dengan perkembangan komunitas pendidikan yang lebih luas
  • Mengkomunikasikan perkembangan ini pada staf
  • Menunjukkan  kepemimpinan dan minat dalam pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan
  • Mendukung pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Nasional Indonesia
  • Mengawasi pengembangan kurikulum yang menjamin perbaikan terus-menerus dan memenuhi persyaratan Depdiknas
  • Mengkoordinasikan pengembangan dan pelaksanaan program-program di unit yang dipimpinnya.
  • Mengawasi persiapan siswa untuk UNAS

Lanjutkan membaca “Apa saja ‘Job Description Kepala Sekolah’, yuk disimak”

Tahap dalam membuat guru di sekolah melek teknologi

Kebutuhan agar seorang guru melek teknologi biasanya datang dari pihak di luar guru. Misalnya kepala sekolah atau yayasan tempat sekolah itu bernaung.
Sangat jarang saya menemukan keinginan belajar TIK atau teknologi datang dari guru itu sendiri. Kecuali memang dari guru yang sangat berdedikasi pada tugas sucinya sebagai guru.
Mohon bedakan antara penguasaan teknologi disini adalah penguasaan sosial media. Teknologi yang saya maksud adalah penguasaan piranti yang menunjang pengajaran dan pembelajaran.

Kebanyakan guru sudah fasih dalam gunakan media sosial (facebook dan lain sebagainya) namun masih konvensional dalam cara mengajar.

Beberapa penyebabnya antara lain:

1. Guru merasa untuk apa mengajar kreatif dengan teknologi, toh yang penting mempersiapkan siswa agar hasil ujian nasionalnya hasilnya baik
2. Peralatan komputer yang guru punya kebanyakan dari hasil guru itu sendiri yang membeli.
Lanjutkan membaca “Tahap dalam membuat guru di sekolah melek teknologi”

10 karakter guru yang bagus untuk dijadikan guru di sekolah anda

Picture_4_crop380w

Menyeleksi guru adalah pekerjaan ‘abadi’ dari seorang kepala sekolah. Sekolah mengandalkan kepala sekolah dalam mencari guru yang pantas dan cocok mengajar di kelas. Seperti semua proses seleksi, proses menyeleksi guru juga punya resiko dan hal yang mesti diwaspadai. Untuk itu saya mencoba menguraikan kriteria guru seperti apa yang pantas untuk direkrut sebagai guru di sekolah anda.

1.       Sesuai visi misi sekolah

Cari lah guru yang sesuai dengan visi misi sekolah anda. Sayangnya banyak sekolah yang merekrut guru hanya karena mau digaji kecil atau kenalan si A atau saudaranya si B. Sebelum merekrut resapi kembali visi misi sekolah anda dan rasakan apakah kandidat yang ada di depan anda ini cocok atau tidak dengan visi misi sekolah anda dalam hal kepribadian, cara komunikasi dan filosofinya terhadap pendidikan.

2.       Mengerti paedagogi

Banyak guru yang bukan berasal dari fakultas keguruan. Untuk guru yang punya latar belakang seperti ini tanya apa alasannya menjadi guru, dan bagaimana cara ia memandang dunia belajar mengajar. Kalau meragukan berarti kandidat ini hanya ingin jadikan profesi guru sebagai batu loncatan untuk ke pekerjaan berikutnya. Bahkan dari fakultas keguruan pun mesti ditanya kembali filosofi pendidikanya, jika kurang menyertakan aspek siswa atau anak didik, jangan lah diterima karena tipe guru seperti ini adalah tipe guru ‘teacher centered’

3.       Tahu latar belakang sekolah

Silahkan bertanya menurutnya bagaimana sekolah anda. Jika analisanya dalam dan baik sebagai masukan. Selamat! Anda sudah menemukan guru yang tepat

4.       Yang bisa bertanya saat diminta bertanya

Guru yang bagus senang bertanya. Proses seleksi bukan sekedar kandidat guru ditanya-tanya oleh kepala sekolah namun juga ada saatnya si calon mesti bertanya. Minta ia bertanya sesuatu mengenai sekolah anda, jika pertanyaannya bermutu dan cerdas berarti ia adalah guru yang cocok

5.       Punya kemampuan komunikasi yang bagus

Carilah guru yang sopan, tau etika dan punya komunikasi yang bagus. Guru yang punya komunikasi yang bagus akan membantu perannya sebagai guru. Namun tanya hati kecil anda juga sebagai kepala sekolah, apakah komunikasinya yang bagus ini positif atau negatif. Karena komunikasi yang negatif akan membuat sekolah anda bernuansa negatif juga. Silahkan mencari guru yang pandai menempatkan diri tidak terlampau serius namun juga tidak cengengesan

6.       Berpakaian pantas

Tidak perlu mahal, guru yang professional tahu bagaimana berpakaian pantas dan nyaman. Guru dengan bau badan berarti punya hal yang belum ia lakukan dengan benar dalam soal kebersihan.

7.       Meminta gaji yang sesuai

Guru professional tahu bagaimana cara menghargai diri sendiri. Guru yang meminta gaji terlampau murah atau mahal perlu diteliti lagi latar belakangnya. Jika sekolah sudah bisa memakai UMR sebagai patokan akan lebih baik lagi.

8.       Punya blog atau twitter yang aktif

Merupakan nilai lebih jika calon guru punya blog dan twitter yang aktif. Lihat tulisan atau lini masanya. Cari guru yang tidak galau dan berpikiran positif, guru yang sukanya mengeluh, mencaci dan berkata kasar di social media jangan direkrut sebagai guru.

9.       Menulis email dengan benar

Jika anda menerima lamaran lewat email, maka lihat cara dia menulis email. Banyak sekali calon guru yang saat melamar hanya menulis email kosong sambil diselipi CV dan surat lamaran pada attachmentnya, calon guru yang seperti ini perlu belajar banyak soal etika dalam dunia online. Ada juga guru yang menggunakan nama tidak resmi dan tidak serius. Misalnya “adindaimoet@yahoo.com atau  Azischayankkamu@yahoo.com dan sejenisnya yang mencerminkan belum dewasanya ia sebagai pribadi.

10.   Pengalaman penting namun bukan segalanya

Sekolah yang baik mengandalkan pada system dan bukan pada orang per orang. Menerima guru yang sudah pengalaman memang penting, namun lebih penting menerima guru yang mau berubah dan bersedia menerima masukan.

 

 

Ciri –ciri guru yang memegang kendali atas pembelajarannya di kelas

http://barbenglish.files.wordpress.com/2012/02/ubd2.png

Guru yang memegang kendali di kelasnya adalah guru yang bisa dengan tenang menjalankan tugasnya dan bisa dengan percaya diri hadir di depan kelas mengajar dengan penuh kreativitas dan perhatian pada muridnya

Berikut ini adalah ciri guru yang memegang kendali terhadap hal yang

Terhadap LKS atau lembar kerja siswa

  • Ia jadi sosok yang bersedia susun soal-soalnya sendiri, ia tidak anti pada buku teks atau LKS buatan orang lain namun kritis dalam menampilkan mana yang terbaik untuk siswanya. LKS adalah petunjuk belajar, semua kata-kata yang ada dalam lembaran adalah cara guru menerangkan tambahan info lewat LKS bukan latihan soal, LKS yg baik bukan cuma berisi latihan soal saja.
  • Bersedia bekerja dalam MGMP sibuk membentuk tim, menyusun sendiri  materi pembelajaran yang terbaik untuk siswa
  • Ia akan jadikan LKS itu sarana utk sampaikan konsep, smntara ‘soal’ itu instrumen utk ukur ketercapaian belajar
  • Ia menganggap LKS dan buku teks, kesemuanya sebenarnya pekerjaan sehari2 seorang guru yg dibukukan

Terhadap orang tua siswa

  • Ia akan terus berinovasi di kelas, tujuannya agar siswa senang belajar dan ortu siswa senang ada perubahan dari anaknya.
  • Ia akan bersinergi dengan ortu siswa, menggunakan cara pandang mereka pada anaknya, yaitu selalu melihat ‘kekuatan’ sambil memperkuat kelemahan
  • Selalu berusaha mengajak ortu siswa berpikir ulang bahwa nilai akhir bukan segalanya, usaha siswa jauh lebih penting
  • Ia berusaha mengajar dengan kreatif dan semampunya, karena ia yakin ortu siswa senang lihat usaha guru anaknya

Terhadap sekolah tempat ia mengajar

  • Menomor satukan budaya sekolah artinya ia akan siap jadi orang yang bersikap positif dan berperasaan positif dalam memandang pekerjaan dan rekan satu profesi di sekolah yg sama.
  • Berusaha jadi orang yang bagus dalam berkomunikasi di sekolah adalah selesaikan dan sampaikan hal pada orang tua siswa sebelum semuanya jadi ‘besar’
  • Bersemangat dalam tiap pelatihan dan program pengembangan guru yang diadakan oleh sekolahnya

Terhadap sesama guru

  • Gemar berbagi ilmu dan berbagi tips pada sesama guru, karena ia sadar bahwa ia bekerja demi siswa dan siswa berhak mendapat pengajaran yang baik dari guru mana saja di sekolah
  • Ia sadar ukuran guru saat ini adalah seberapa bisa ia bekerja sama, memberi inspirasi pada sesama guru
  • Ia melakukan siklus belajar seorang guru; eksplorasi, coba, gagal, coba lagi, sukses, bagikan pada sesama guru
  • Ia memilih dengan selektif pertemanan dengan sesama guru, karena ia sadar dengan siapa ia berteman akan menentukan karir dan cara pandang terhadap dunia pendidikan

Kepala sekolah sebagai ‘coach’ yang baik untuk guru

http://www.newteachercenter.org/sites/default/files/ntc/main/images/banner_sld_moebius_0.png

Kepala sekolah punya posisi strategis bagi perubahan positif di sekolah. Ditangan nya sekolah punya potensi untuk berkembang dan menjadi sekolah yang efektif. Salah satu cara untuk mempercepat perubahan adalah menjadikan dirinya sebagai coach bagi guru-gurunya. Berikut adalah arti kata coach dalam pengertian sekarang

arti kata coach adalah suatu kendaraan yang berfungsi membawa penumpangnya dari satu lokasi ke lokasi lain yang menjadi tujuannya. Definisi ini memperlihatkan pada kita bagaimana kata coach akhirnya diberikan pada seseorang yang berperan untuk membantu memperbaiki kehidupan atau kinerja orang lain. Karena kalau kita analogikan, tugas dari coach adalah sebagai ‘kendaraan’ juga, kendaraan dalam kehidupan seseorang. Coach mengantar coachee (orang yang di-coach) dari tahap kehidupan yang sekarang ke tahap kehidupan yang diinginkan, melampaui rintangan yang menghambat kemajuannya hingga tercapai cita-citanya. Contohnya seorang coach dalam dunia olah raga. Tugasnya adalah meningkatkan ketrampilan yang sudah dimiliki menjadi maksimal sehingga bisa mencapai peringkat yang lebih tinggi. Kalau dulu hanya di dunia olah raga seseorang atau tim menggunakan jasa seorang coach untuk meningkatkan kinerjanya, pada tahun 60-an di Amerika orang mulai mengadopsi model coaching dalam dunia kerja. Belakangan dengan adanya kompetisi global, pembelajaran dan pengembangan telah menjadi bagian yang krusial dalam dunia kerja. Namun pelatihan saja kini sudah dianggap sebagai sarana yang masih kurang efektif, karena belum tentu bisa membawa perubahan perilaku yang menetap. Karena itu belakangan dalam dunia kerja coaching telah menjadi marak karena sifat aktifitas coaching yang intensif, sehingga bisa membawa perubahan perilaku tetap yang menguntungkan. Jadi apa kegunaan dari coaching? Coaching bermanfaat untuk membantu seseorang mencapai tujuan dalam kehidupannya. Caranya? Coaching kini memegang prinsip bahwa coachee secara alamiah kreatif, penuh sumber daya, dan merupakakn manusia yang utuh. Karena itu ialah yang paling tahu jawabannya terhadap kebutuhannya sendiri. Dalam hal ini coachee dilihat sebagai guru maupun murid. Dengan pendekatan ini coach tidak dilihat sebagai expert (serba tahu dan mempunyai jawaban terhadap semua masalah) dalam kehidupan coachee. Tugasnya adalah mengajukan pertanyaan yang tepat di saat yang tepat agar coachee bisa memulai suatu perjalanan menuju self discovery dan awareness (pemahaman dan kesadaran mengenai keadaan diri sendiri) dari perspektif baru yang berbeda. Pemahaman dan kesadaran diri ini menghantarkan coachee pada kepercayaan diri dan pemberdayaan dari perspektif yang baru, sehingga timbul keberanian untuk melakukan tindakan-tindakan baru, sehingga bisa mencapai hasil yang sebelumnya tidak pernah diraih. Jadi coaching adalah mengenai perubahan dan transformasi – mengenai kemampuan seseorang untuk tumbuh, merubah perilaku yang menghalangi kemajuan, untuk melahirkan perilaku serta tindakan baru. http://coachjanti.blogspot.com/2008/10/arti-dan-manfaat-coaching_15.html

Ada perbedaan besar antara coach dan atasan, kepala sekolah memang atasan guru sebuah hal yang memang jelas dan nyata, namun menjadi coach bagi guru yang menjadi bawahannya itu baru pilihan. Bukan saatnya lagi kepala sekolah memanggil guru hanya jika ia ada salah, namun lebih penting untuk membuat guru bersemangat mengajar dan belajar.

Prinsip kemitraan yang menjadi jiwa dari prinsip coaching sangat penting untuk diingat dalam proses ini. Di sebuah sekolah yg sehat & efektif, prinsip hubungan antara kepala sekolah & guru adalah kemitraan. Selain itu kepala sekolah yg baik, tidak akan pernah lupa bahwa dia juga dulunya, dan tetap akan menjadi seorang ‘guru’. 

kepala sekolah abad 21 adalah seorang ‘lead learner’ (pemimpin para pembelajar)

Bukan jamannya lagi sebuah sekolah mendatangkan seseorang yang katanya pakar untuk membuat guru-gurunya lebih baik. Saya lebih setuju guru di ‘coaching’ oleh sesama  guru yang lebih pengalaman, kepala sekolah sendiri salah satunya. Karena saat ini setiap guru punya tanggung jawab yang sama dgn kepala sekolah kembangkan sekolah dalam nuansa kebersamaan.

Beberapa hal yang bisa dilakukan kepala sekolah sebagai coach bagi guru-guru yang menjadi bawahannya adalah;

  • menggunakan twiter dan mention  akun guru-gurunya jika ada artikel yang bagus di internet
  • membuat closed group di facebook yang isinya guru bisa berbagi tips yang berguna bagi pembelajaran
  • kepala sekolah secara rutin menulis di blog sehingga guru menjadi tahu apa kesibukan dan wacana apa yang sedang dipikirkan oleh kepala sekolahnya.
  • Semua kepala sekolah pasti bisa lakukan ‘coaching’ pada guru yang menjadi bawahanya yaitu dengan cara mencari, temukan dan asah potensi terbaiknya
  • Kalau seorang guru merasa bisa mengajar dengan baik di sekolah, itu karena kepala sekolah sudah memimpin dgn baik.
  • Kepala sekolah mesti punya keterampilan yang disebut sebagai ‘people skill’ sebuah keterampilan dimana sebagai atasan ia hilangkan egonya, untuk turun ke bawah mendampingi guru-gurunya dalam berubah kea rah lebih baik
  • Musuh utama nuansa kebersamaan di sekolah adalah ‘status quo’ sebuah situasi dimana tidak ada orang yang memberi contoh untuk mau berubah dan mendengar pada orang lain yang punya ide perubahan
  • Kepala sekolah punya peranan penting dalam mebuat guru mau berubah karena seorang guru yang keras kepala pun akan bersedia berubah jika yang meminta adalah kepala sekolah.
  • Prinsip coaching yang paling utama di sekolah adalah mendampingi guru untuk mau berubah demi pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa-siswinya di kelas
  • guru senang jika kepala sekolahnya sering katakan. “it is safe to try and safe to fail” dijamin semua guru jadi kreatif

3 pola kemitraan yayasan swasta dan kepala sekolah

Dari judul diatas sebenarnya mudah saja dijawab indikator pencapaiannya berhasil atau tidak yaitu jumlah siswa yang terus bertambah. Ditengah maraknya sekolah negeri yang gratis adalah sebuah keajaiban sekolah swasta bisa terus bertambah siswanya tiap tahun ajaran baru. Hal lain yang bisa dijadikan acuan adalah orang tua siswa tidak protes saat yang sekolah anaknya dinaikkan.

Dua indikator diatas sangat gampang disebut namun perlu perjuangan agar bisa sampai disana. Perjuangan yang utama adalah kemitraan antara yayasan sebagai pemilik sekolah dengan kepala sekolah sebagai pelaksana lapangan. 

Jika seorang kepala sekolah ditanya apa yang ada di pikirannya ketika ditanya komentarnya soal pola kemitraan yayasan atau pemilik sekolah biasanya ini yang akan tercetus.

Pola kemitraan pertama

  • Yayasan sekolah saya cukup kooperatif, permintaan saya akan diakomodir sepanjang dananya mencukupi. Saya diminta membuat rancangan belanja anggaran yang ketika jumlahnya disetujui akan terwujud sepanjang tahun ajaran.

Sebaliknya:

  • Yayasan sekolah saya, Iya Iya saja ketika saya ajukan permintaan pembiayaan program dan uniknya lama sekali diwujudkannya, kalau pun terwujud, dalam bentuk paket hemat tanpa keterangan kenapa kualitas KW yang diberikan.

Pola kemitraan kedua

  • Yayasan tempat saya bekerja terdiri dari orang yang senior dan sudah sepuh namun sangat terbuka pada inovasi dan terbuka jalan bagi saya untuk berproses sebagai pemimpin.

Sebaliknya;

  • Pemilik sekolah saya masih muda hitungannya jika dibandingkan dengan yayasan sekolah lain. Namun uniknya satu sisi sangat inovatif dalam program namun sangat konvensional alias irit dalam hal pembiayaan. Wajar karena dalam prinsip bisnis dengan pengorbanan sekecil kecilnya dapat keuntungan sebesar besarnya. Bayangkan posisi kepala sekolah, diminta dahsyat dalam program namun diminta hidup prihatin dengan pembiayaan. 

Pola kemitraan ketiga

  • Yayasan tempat saya bekerja ada yang berasal dari latar belakang pendidikan ada juga yang bukan. Saya sebagai kepala sekolah diminta se kreatif dan se inovatif mungkin dalam menjalankan sekolah.

Sebaliknya:

  • Yayasan sekolah saya bukan orang pendidikan namun dalam beberapa hal sangat terlihat ahli dibanding saya yang telah makan asam garam dunia pendidikan. Hal yang cukup mengganggu adalah keengganannya belajar kembali dan menganggap sekolahnya adalah tempat kursus dan bukan sekolah dimana semua orang berproses. Semua perubahan inginnya dilihat berubah dalam semalam. Jika coba diyakinkan maka akan keluar ego sebagai pemilik sekolah.

Nah sebagai kepala sekolah tipe yang mana yang saat ini anda sedang ajak kerja sama?

%d blogger menyukai ini: