Guru memberi les? siapa yang tidak pernah. Memberi les adalah jalan meningkatkan kesejahteraan guru, kata sebagian orang. Kata sebagian lagi les adalah cara membantu murid yang kurang paham dengan pelajaran di kelas.
Tulisan ini bukan membahas soal bimbingan belajar dan lembaganya, tulisan ini akan membahas jika seorang guru memberi les pada muridnya sendiri
Memberi les boleh-boleh saja asal;
- guru bisa mempertahankan obyektivitas dalam menilai siswa.
- tetap di sekolah dan bukan di rumah
- anak yang meminta bukan guru yang memaksakan apalagi mengancam jika tidak ikut les tidak akan mendapatkan nilai yang bagus.
guru yang memberi les siswa nya akan jadi masalah jika
- guru jadi lebih sayang pada yang les padanya dibanding yang tidak
- saat mau ulangan guru mengatakan ‘semua soal di ulangan hari ini sudah pernah dibahas bersama dengan yang les dengan saya, untuk yang tidak les silakan berpikir keras’
- saking senangnya akan penghasilan dalam memberi les guru menjadi susah diajak berhenti apalagi jika ia merasa dirinya adalah senior di sekolah.
- guru jadi tidak punya waktu membuat RPP dan perencanaan belajar lainnya karena sibuk kesana kemari memberi les
Jika guru yang memberi les siswa nya sendiri dianggap menimbulkan masalah, sekolah bisa melakukan.
- ganti bentuk rapor, yang bukan lagi berlandaskan nilai angka semata
- beri waktu satu tahun ajaran agar guru mulai menyesuaikan diri tidak lagi memberi les pada siswa nya sendiri
- naikkan kesejahteraan semampu sekolah, guru boleh mengadakan eskul yang murid diminta membayar. Menurut saya jauh lebih berharga uang bayaran eskul dibanding uang hasil memberi les pada murid sendiri. Dikarenakan potensi konflik nya yang besar.