Resep sukses terapkan Pembelajaran berdiferensiasi


Guru yang menjadi wali kelas atau guru yang mengajar banyak rombel selalu punya pertanyaan yang sama. Bagaimana mengakomodir kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda? Jawabannya adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu sadar bahwa pembelajaran dikelasnya harus berpihak pada siswa. Ini berarti ada beberapa kesalahan guru yang tidak perlu lagi terjadi.

Apa saja kesalahan guru dalam mengajar selama ini?

  1. Tujuan pembelajaran yang tidak jelas. Guru tidak punya acuan dan tahapan dalam kurikulum (scope and sequences). Guru cenderung mengajar sesuai yang ada di buku teks saja.
  2. Guru menggunakan pendekatan satu untuk semua. Artinya guru tidak menggunakan alternatif pada sumber mengajar, cara mengajar, penugasan dan cara menilai siswanya.
  3. Pembelajarannya monoton. Siswa tidak dibuat tertarik. Guru sibuk membuat siswa antusias namun terlewat untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna.
  4. Guru masih sibuk mengelola kelasnya. Tingkah siswa masih menjadi masalah buat dirinya. Jika ingin menerapkan strategi/pendekatan pembelajaran yang baru hal yang ada di pikirannya masih mengenai apakah muridnya bisa diatur perilakunya atau tidak.
  5. Guru sibuk menilai dengan cara penilaian sumatif saja. Kalaupun ada penilaian tengah semester hakikatnya tetap penilaian sumatif. Guru belum menganggap bahwa proses pembelajaran yang ia lakukan perlu dicek dan dinilai dengan penilaian jenis formatif.
Lanjutkan membaca “Resep sukses terapkan Pembelajaran berdiferensiasi”

7 Ciri Guru Sebagai Seorang Pemimpin Pembelajaran

Menjadi seorang pemimpin pembelajaran memang sudah sejatinya menjadi tujuan seorang guru. Bahkan kurikulum prototope sudah mempersyaratkannya dan menjadikannya tujuan.

Ditangan seorang guru yang menjadi pemimpin pembelajaran lah skenario, target dan alur pembelajaran diatur, diramu dan ditentukan. Jika cara sebagai seorang guru dalam mengajar anak didiknya hanya ingin menyampaikan dan menghabiskan target kurikulum maka ia belum dianggap sebagai pemimpin pembelajaran.

Tulisan ini bukan mengenai bagaimana membuat administrasi pembelajaran karena administrasi pembelajaran yang baik adalah administrasi pembelajaran yang dikerjakan apapun format yang anda gunakan.

Apa dan bagaimana cara membuat seorang guru menjadi seorang pemimpin pembelajaran? Berikut adalah cara mudah yang bisa anda praktekan.

Lanjutkan membaca “7 Ciri Guru Sebagai Seorang Pemimpin Pembelajaran”

11 Perubahan Paradigma dalam Kurikulum Merdeka


Perubahan paradigma sebagai pendidik sangat diperlukan agar bisa mendidik generasi terkini. Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap sesuatu yg memengaruhinya dalam berpikir. Seorang pendidik yang paradigma nya pas dengan situasi terkini dan tantangan zaman akan membuat kelasnya menarik. Dalam dunia kreativitas faktor pola pikir sangat penting. Dalam rangka penerapan Kurikulum prototipe maka sudah saatnya guru membenahi cara pandangnya.

Berikut ini adalah perubahan paradigma yang guru perlu sesuaikan kembali agar mendidik dan mengajar menjadi proses yang menyenangkan bagi guru dan siswa.

Teaching is more a way for the teacher to learn than for the student to learn. Dalam proses mengajar guru lah sebenarnya yang banyak belajar dibandingkan siswanya. Jika ingin kelasnya ‘hidup’ dan menarik, guru sudah saatnya mengambil peran sebagai pembelajar. Jika perannya sudah pas saatnya membetulkan cara pandang pendidik terhadap hal lainnya dalam mendidik dan mengajar.

Paradigma yang benar memudahkan guru dalam membenahi praktek pengajarannya. Apa saja paradigma pendidik yang perlu disesuaikan mengingat tantangan zaman

  1. Cara pandang mengenai peran guru
  2. Cara pandang mengenai siswa
  3. Cara pandang mengenai pembelajaran berbasis proyek
  4. Cara pandang mengenai materi ajar
  5. Cara pandang mengenai bagaimana menilai siswa
  6. Cara pandang bagaimana melakukan variasi dalam mengajar
  7. Cara pandang mengenai apa saja kebutuhan siswa
  8. Cara pandang mengenai mata pelajaran
  9. Cara pandang bagaimana mengelola kompetensi pembelajaran vs materi pembelajaran
  10. Cara pandang mengenai kurikulum
  11. Cara pandang bagaimana mengelola waktu pembelajaran

Mari kita kupas satu persatu

Lanjutkan membaca “11 Perubahan Paradigma dalam Kurikulum Merdeka”

7 Arah Penerapan Kurikulum Merdeka

Gambar ini adalah hasil dari guru yang duduk bersama dalam MGMP untuk menentukan materi yang esensial. Hal ini adalah sebagai langkah pendahuluan menuju ke integrasi kegiatan pembelajaran dengan mata pelajaran lain

Semester 2 tahun ajaran ini ada banyak kesibukan di sekolah. Guru mulai lakukan PTM dan mulai mengamati jalannya rencana implementasi kurikulum baru. Kurikulum prototipe – Merdeka akan secara penuh diterapkan di 2025. Di bulan Februari 2022 ini Kementrian sudah mulai memberikan penjelasan lengkapnya.
Jika sekolah anda tertarik untuk menerapkan akan dicek kemampuannya melalui serangkaian self assessment.

Sebagai guru yang menjadi praktisi di kelas selayaknya anda mengetahui akan kemana arah kurikulum prototipe ini.

Lanjutkan membaca “7 Arah Penerapan Kurikulum Merdeka”

33 tanda sekolah anda perlu berinovasi.

Impian semua pemimpin di sekolah agar kualitas guru gurunya meningkat. Kualitas guru yang baik adalah jaminan mutu sebuah sekolah. Perubahan dalam bidang pendidikan adalah keniscayaan. Utamanya dalam bagaimana melakukan perubahan pada diri individu yang ada di sekolah. Dikarenakan tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri.

Sering sekolah terjebak hanya memperhatikan komplen dari orang tua siswa baru kemudian bersedia melakukan perubahan. Padahal tanda atau sinyal untuk perubahan sudah sangat kentara sekali. Hanya saja sekolah kurang peka untuk melihat adanya kebutuhan bagi sekolah untuk berubah.

Dibawah ini adalah daftar bahwa sekolah anda harus segera berubah.

Lanjutkan membaca “33 tanda sekolah anda perlu berinovasi.”

5 Faktor penyebab guru sekolah swasta kurang inovatif dan berkembang

DVibd2rWsAA5d-s

Di sekolah swasta yang sehat, maju dan progresif, perbincangan bagaimana mengembangkan kapasitas, potensi dan kompetensi guru adalah menu sehari hari kepala sekolah dan yayasan pengelola. Dalam kenyataan nya belum semua sekolah swasta menyadari bahwa seorang guru adalah aset. Dibawah ini adalah hal yang masih ditemukan di sekolah swasta, kurang lebih menjadi penyebab guru kurang berkembang dan mampu berinovasi.

1.Cara pandang pengelola (yayasan) yang masih konvensional. Membangun dan membuat sekolah memang bisa dijadikan bisnis yang menggiurkan namun hanya jika kepercayaan masyarakat sudah didapatkan. Mengelola sekolah pastinya menggunakan prinsip bisnis agar tujuannya visi dan misi sekolah bisa terwujud. Meraih kepercayaan masyarakat bisa dengan cara yang mudah, cukup berikan paket penawaran masuk sekolah yang bersaing dengan sekolah sejenis dijamin orang tua siswa akan berbondong bondong masuk. Namun situasi akan jadi lain jika saat sudah menyekolahkan anaknya, orang tua siswa melihat dan merasakan pengelolaan yang seadanya dan guru anaknya yang gelisah dan tak punya passion. Cara terbaik dalam meraih kepercayaan masyarakat adalah dengan berdayakan guru sebisanya dan semampu yayasan. Lanjutkan membaca “5 Faktor penyebab guru sekolah swasta kurang inovatif dan berkembang”

10 Resep mengembangkan guru agar mampu menjadi guru yang inovatif

D02hbD6XgAEAX-e

Merekrut guru adalah sebuah seni tersendiri. Proses perekrutan memerlukan kesiapan dari segenap pihak di sekolah untuk mencari orang yang berkarakter, karena skill atau keterampilan bisa dipelajari, sementara karakter adalah hal yang tidak akan bisa ditingkatkan karena merupakan sifat asli.

Proses perekrutan guru sangat berbahaya jika tujuan nya adalah mencari guru yang mau dibayar rendah. Tidak ada yang salah saat sekolah mencari guru yang bisa dibayar minim dikarenakan keuangan yayasan pasti akan aman sentosa. Hal yang tidak disadari adalah dampaknya akan kemana mana. Guru guru akan seperlunya saja berinovasi, keluhan orang tua siswa bahwa guru anaknya berganti ganti itu pasti dikarenakan tingkat turn over yang tinggi.

Dampak lain nya situasi ini akan menciptakan guru yang bertipe pasrah. Guru tipe pasrah adalah guru yang bersedia bertahan karena sudah PW (posisi wuenak) dikarenakan rumahnya dekat, sudah terlanjur akrab sama rekan sekerja sampai sudah malas mencari lowongan di sekolah swasta lain. Tipe guru pasrah dan tipe guru batu loncatan hanya akan membuat sekolah jalan ditempat. Dikarenakan sekolah berisi staf pengajar yang pasrah dan menjadi lupa caranya berinovasi dikarenakan semua perintah inovasi datangnya dari atas.

Dengan demikian jika semua faktor diatas tidak terjadi di sekolah anda, artinya sekolah sudah punya sistem dan standar dalam perekrutan, maka kerja selanjutnya adalah mengembangkan guru hasil perekrutan. Bagaimana cara terbaik mengembangkan guru? Lanjutkan membaca “10 Resep mengembangkan guru agar mampu menjadi guru yang inovatif”

Resep sukses wujudkan program prestasi di sekolah.

Di dinding Facebook saya beredar kesibukan sahabat rekan kepala sekolah dan guru dalam mengiringi siswa nya dI ajang O2SN dan FLS2N. Tulisan ini akan mengiringi semua rekan pendidik yang terlibat.

Semua kompetisi adalah saat semua elemen ‘mengalami’. Guru sebagai pelatih mengalami bagaimana perjalanan persiapan sampai pertandingan dan siswa pun akan berkembang jika diajak berefleksi dari pengalamannya. Ada hal yang umum saya temui di sekolah sekolah yang langganan mendapat juara dalam kompetisi nasional dan internasional.

Saya memperhatikannya sebagai cara dalam membuat sekolah sukses melahirkan atlet dan sosok yang berprestasi dibidang akademik dan non akademik.
Silakan mencermati.

Tips bagi kepala sekolah yang baru menjabat

Sebuah pesan dari pembaca yang baru menempati posisi di tingkat manajemen sekolah, pertanyannya lumayan kritis dan pastinya berguna bagi semua yang membaca.

Salam Pak Agus, saya .. dari …. Saya sudah mengikuti blog guru kreatif sejak 2012 saat saya masih aktif jadi guru. Saat ini saya dimjnta untuk mengelola SMK yang baru berdiri sekitar 5 tahun. Kira-kira apa yang sebaiknya saya lakukan pertama kali untuk menjadikan ini sekolah unggul?

Berikut ini adalah jawaban dari saya:

Mencari keunikan sekolah lalu kerahkan segenap biaya dan sdm untuk membesarkannya. Misalnya cari eskul yang unik dan jarang untuk dibesarkan sebagai branding.

Pinggirkan guru guru senior (guru yang menolak berubah) . Caranya adalah buat pekerjaan, program atau project yang hanya anak muda atau guru muda bisa melakukannya. Bisa dimulai dengan penggunaan TIK, penggunaan bahasa Inggris atau pekerjaan lain dimana guru guru senior akan tunduk pada anak muda.

Fokuskan energi dan perkuat kebijakan pada: kedisiplinan guru dan siswa, waktu untuk guru merencanakan pembelajaran dalam grup atau berkelompok lakukan penguatan middle management (wakil kepala sekolah atau koordinator MGMP) dan penyelenggaraan rapat yang efektif.

Segera bentuk komisi 1-8 mengacu pada delapan standard nasional pendidikan. Hal yang dilakukan adalah: melengkapi dokumen terkait komisinya (misalnya komisi 1 standar tenaga pendidik dll). Komisi ini berlaku selama satu tahun ajaran untuk membuat sekolah selalu siap akreditasi

Minta tiap komisi membuat satu program inovasi. Saat yang sama buat komisi audit independen yang mengaudit tiap program. Mengaudit berarti menelaah pelaksanaan dan tantangan program inovasi di lapangan.

Lakukan penataan pada sistem penggajian guru, dengan prinsip sebagai berikut:
1. Tiap tahun selalu ada kenaikan menyesuaikan inflasi
2. Bagi golongan guru (berdasar hasil appraisal tahunan per 6 bulan) dengan penggolongan sebagai berikut: Golongan 1 (kenaikan paling tinggi), golongan 2. 3 dan golongan 4 (yang paling sedikit kenaikannya, hanya menyesuaikan inflasi)
3. Tiap bulan guru dinilai kinerjanya dengan sekolah memberikan pertanyaan kepada semua siswa : a. apakah kamu senang dengan pelajaran yang diajarkan oleh bpk/ibu….b. apakah kamu senang belajar dengan bpk/ibu….c. apakah pelajaran yang beliau berikan membuat mu ingin mempelajari lebih lanjut?
4. Sekolah meminta murid mencatat kehadiran guru guru di kelas untuk membudayakan prinsip ON TIME dan FULL TIME. Siswa hanya diminta mencatat kehadiran gurunya apakah on time atau tidak, jika tidak on time kenapa sebabnya. Dengan demikian guru dimonitor juga oleh siswa . Sebelumnya sekolah umumkan terlebih dahulu sistem ini agar guru tidak menjadi sensi.
5.Komponen gaji terdiri dari: nilai TOEIC/TOEFL guru, appraisal kepala sekolah dan hasil survey kepada siswa


Sekolah ‘Ramah Orang Tua’

Sebuah sekolah akan maju jika program program sekolahnya maju dan kekinian. Kekinian bagi siapa? tentunya bagi siswa yang menjadi tujuan mengapa sekolah itu ada. Uniknya di sekolah swasta sering terjadi sekolah berubah, bergerak karena di komplain oleh orang tua siswa sebagai pemangku kepentingan (yang utama).

Bagi anda yang ada di sekolah swasta tentu pernah mendengar kata kata ‘management by complain’. Artinya sekolah berubah dan mau mendengar jika wujudnya adalah keluhan dari orang tua siswa. Lupakan sejenak yang namanya Renstra atau rencana strategis atau malah progam pendidikan yang bermakna, karena di sekolah swasta bisa saja sebuah sarana dan prasarana ada dan terbeli dikarenakan orang tua siswa yang meminta serta yayasan kemudian mengiyakan tanpa berkonsultasi pada manajemen pelaksana apakah diperlukan atau tidak.

Memang sebuah keluhan dari orangtua bisa saja datang demi kemajuan siswa, atau dikarenakan orang tua siswa membandingkan sekolah anaknya dengan sekolah lainnya (dengan SPP yang sama). Namun di mata guru sebuah kebijakan yang diambil karena keluhan akan membuat manajemen sekolah menjadi tidak ada wibawanya.

Guru memang akan sangat kritis dengan kebijakan manajemen sekolah dikarenakan mereka lah yang melihat bagaimana manajemen bersikap dan merencanakan sebuah perubahan. Saatnya sekolah punya daya tahan dari keluhan dengan cara sebagai berikut;

  1. Ambil posisi menyerang, hal ini adalah istilah yang berarti manajemen sekolah melakukan pendekatan kepada orang tua siswa lewat beragam cara dan kesempatan. Cara terbaik adalah dengan membuat event yang menarik bagi orang tua siswa.
  2. Membekali guru dengan kemampuan komunikasi yang baik dengan demikian tidak semua keluhan lari ke kepala sekolah dan yayasan
  3. Manajemen sekolah punya Dewan Sekolah (School Board) dan Persatuan orang tua guru dan siswa sampai Class parent alias WOTK (Wali orang tua kelas) sebagai saluran bagi orang tua siswa dalam berpendapat demi kemajuan sekolahnya.

Sekolah yang efektif punya Action plan atau Renstra (Rencana Strategis) yang dikomunikasikan dan berlaku 1 sampai 3 tahun. Sekolah akan tenang hidupnya jika punya rencana dan program yang kesemuanya demi siswa. Hindari untuk membiarkan orang tua siswa berasumsi dan menebak nebak kemana arah sekolah akan berjalan.

Lakukan perubahan terus menerus dalam skala kecil atau besar, program pendidikan unggulan segala matpel, pembelian alat sumber belajar, pelatihan guru dan sebagainya. Semua demi membuat orang tua siswa merasa tanpa diminta, sekolah sudah tahu dan mengerti kemana mesti berubah dan melangkah.

%d blogger menyukai ini: