Dalam sistem pendidikan saat ini, tekanan untuk mencapai hasil yang tinggi sering menjadi fokus utama. Namun, pendekatan ini mungkin tidak memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa. Alih-alih, pendidikan harus memfokuskan pada keberlanjutan dengan memberikan penekanan pada pembelajaran dan pertumbuhan jangka panjang. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana mindset pertumbuhan, manajemen kelas, dan kesadaran dapat membantu guru untuk mempromosikan keberlanjutan dalam pembelajaran.
Bahaya jika siswa belajar dengan tekanan adalah mereka cenderung fokus pada hasil atau nilai semata dan kurang memperhatikan proses belajar dan pembelajaran jangka panjang. Tekanan yang terus-menerus dapat mengakibatkan stres yang berlebihan dan bahkan mengganggu kesehatan mental dan fisik siswa. Selain itu, siswa dapat kehilangan minat dan semangat untuk belajar karena merasa terbebani dengan target nilai yang tinggi.
Manfaat keberlanjutan dalam pembelajaran bagi masa depan siswa adalah meningkatkan keterampilan kognitif dan non-kognitif siswa yang berguna untuk masa depan. Dengan memfokuskan pada pembelajaran jangka panjang dan pertumbuhan, siswa akan mengembangkan keterampilan kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, serta keterampilan hidup seperti kesadaran diri dan keterampilan manajemen waktu. Hal ini akan membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan dalam kehidupan, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sosial. Selain itu, dengan memfokuskan pada keberlanjutan, siswa juga dapat memperoleh kepuasan yang lebih dalam dalam proses belajar, bukan hanya dari hasil akhir.
Contoh 1: Mindset Pertumbuhan
Sekolah Konvensional seringkali menekankan bahwa siswa yang cerdas seharusnya menguasai materi dengan mudah dan tanpa usaha. Guru di sekolah ini dapat memperkenalkan konsep “mindset pertumbuhan” kepada siswa untuk mengatasi anggapan ini. Guru dapat memberikan gambaran tentang bagaimana setiap orang dapat meningkatkan kemampuan mereka melalui latihan dan usaha yang konsisten. Selain itu, guru juga dapat membantu siswa memperoleh strategi pembelajaran yang efektif dan memberikan umpan balik yang konstruktif agar siswa terus memperbaiki kinerja mereka.
Contoh 2: Manajemen Kelas
Sekolah Konvensional mungkin cenderung menggunakan disiplin yang berbasis pada hukuman, sehingga siswa lebih fokus pada menghindari hukuman daripada belajar. Sebagai alternatif, guru dapat mempraktikkan manajemen kelas yang mempromosikan keberlanjutan dalam pembelajaran dengan fokus pada kesadaran, kolaborasi, dan tanggung jawab pribadi. Misalnya, guru dapat memberikan latihan mindfulness atau latihan pernapasan untuk membantu siswa memperoleh kesadaran diri dan mengelola emosi mereka. Selain itu, guru juga dapat memfasilitasi diskusi kelompok atau proyek kolaboratif untuk membantu siswa belajar cara bekerja sama dan memecahkan masalah secara efektif.
Contoh 3: Kesadaran
Sekolah Konvensional seringkali tidak mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk membangun kesadaran diri dan keterampilan hidup. Guru dapat memperkenalkan latihan kesadaran, seperti meditasi atau yoga, sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, siswa dapat belajar bagaimana mengatur pikiran dan emosi mereka, serta mengembangkan keterampilan kognitif yang dibutuhkan untuk belajar dan tumbuh dalam jangka panjang. Misalnya, guru dapat menugaskan siswa untuk melakukan latihan pernapasan di pagi hari sebelum dimulainya pelajaran, atau memperkenalkan latihan meditasi sederhana di akhir sesi pelajaran untuk membantu siswa menenangkan diri dan mengurangi stres.
Dalam rangka mengubah tekanan menjadi keberlanjutan, pendidikan harus memprioritaskan pembelajaran dan pertumbuhan jangka panjang. Ini dapat dicapai dengan membangun mindset pertumbuhan pada siswa, menerapkan manajemen kelas yang efektif, dan mempraktikkan kesadaran. Dengan demikian, siswa akan belajar untuk mengembangkan keterampilan yang berguna dalam jangka panjang dan dapat mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dalam kehidupan mereka.