7 Persiapan dalam membantu orang tua siswa persiapkan pembelajaran tatap muka.

Akhirnya hal yang ditunggu datang juga. Apakah itu? Berita mengenai akan diberlakukannya Pembelajaran tatap muka (PTM). Walaupun masih dengan cap terbatas namun sudah sedikit melegakan bagi pendidik dan orang tua siswa yang menantikannya.

Bagaimana dengan anak atau siswa sendiri? Apakah mereka merindukan pembelajaran tatap muka? jawabannya bisa iya atau tidak. Diantara pendidik yang bahagia akan datangnya PTM dan siswa yang belum tentu mau datang ke sekolah untuk PTM ada orang tua siswa yang cemas berharap.

Ada beberapa tipe orang tua siswa yang ada di sekolah selama masa pembelajaran jarak jauh ini

  1. tipe semangat membara. Ia ada di jajaran terdepan orang tua murid yang tanya ini dan itu kepada guru di awal pandemi sampai sekarang. Aktif di grup whatsapp orang tua dan yang merasa paling stress karena PJJ ini.
  2. tipe pasrah. Tipe yang baru mau komunikasi jika guru sudah japri. Jika tidak dijapri maka orang tua jenis ini merasa semuanya baik baik saja,. Padahal guru sudah khawatir pada anaknya.
  3. tipe wait and see. Ini adalah tipe yang tidak akan terburu buru menyatakan persetujuan saat mengisi survey kesiapan masuk sekolah.
Lanjutkan membaca “7 Persiapan dalam membantu orang tua siswa persiapkan pembelajaran tatap muka.”

5 Prinsip strategi efektif penugasan atau pemberian PR kepada siswa di era pembelajaran campuran.

Ada banyak situasi yang terjadi dalam proses pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran campuran (blended learning) yang menyebabkan komunikasi antara rumah dan sekolah menjadi tidak nyaman. Masalah yang biasanya terjadi adalah pemberian tugas kepada siswa yang terlalu berat. Hal lain yang dikeluhkan adalah orang tua siswa diminta mengajar anaknya sendiri oleh guru tanpa panduan yang jelas dan cukup.

Penugasan PR di era PJJ ini sebenarnya sah sah saja mengingat banyak sekali keterbatasan dari sisi waktu dan pelaksanaan pembelajaran. Apalagi jika guru masih mempunyai cara berpikir dan mengajar masih sama sebelum pandemi berlangsung yaitu menghabiskan target kurikulum. Cara yang paling konvensional adalah menghabiskan buku teks. Komunikasi antara orang tua siswa dan guru seakan hanya dimediasi oleh buku teks yang belum tentu bisa dimengerti orang tua siswa.

Mari kita berpikir mengenai PR ini dari tiga sisi yaitu guru, orang tua siswa dan siswa sebagai subyek pembelajaran.

  1. Dari sisi guru, PR adalah sebagai cara guru melengkapi pembelajaran yang tidak tuntas.
  2. Dari sisi orang tua mengenai PR ini biasanya sikapnya netral. Mereka sebenarnya dengan senang hati membantu mengenai PR ini asalkan saja komunikasi antara sekolah ke rumah jernih dan jelas. Orang tua pun senang jika dirinya terupdate atau tersampaikan materi apa yang sedang anaknya pelajari saat ini. Jika anak merasa asik dan fokus saat mengerjakan PR biasanya orang tua akan tidak berkeberatan dan ada kebanggaan saat anaknya fokus
  3. Dari sisi siswa, mereka senang mengerjakan sesuatu yang membuat dirinya mengetahui sebuah hal baru dan makin dihargai oleh orang orang disekitarnya.
Lanjutkan membaca “5 Prinsip strategi efektif penugasan atau pemberian PR kepada siswa di era pembelajaran campuran.”

Melakukan supervisi guru di era blended learning

Era pembelajaran campuran memang menarik untuk semua pendidik melakukan eksperimen. Tidak hanya dalam soal pembelajaran dalam hal supervisi pun sekolah boleh saja melakukan eksperimen. Hal yang saya maksud adalah sekolah melakukan hal yang belum pernah dilakukan atau memperkuat hal yang selama ini ada.

Sebelum era pandemi supervisi guru adalah proses dimana:
1. guru dicek RPP nya oleh kepala sekolah
2. guru disaksikan tau diobsevasi pembelajarannya oleh kepala sekolah
3. guru diberikan umpan balik atau feedback
4. guru diberikan penilaian atau skor yang ada hubungannya dengan gajinya tahun depan (hanya terjadi di sekolah swasta)

Dalam situasi sebelum pandemi tidak banyak guru yang menggunakan TIK atau IT. Dalam pembelajaran tatap muka guru biasanya fokus pada alat bantu ajar dan metode pembelajaran cooperative atau belajar dengan bekerja sama.

Apa yang bisa diperkuat atau dilakukan oleh sekolah dalam menyikapi situasi terkini dimana guru sering menggunakan hal yang baru. Entah itu aplikasi atau metode terkini yang ada dalam konsep pembelajaran campuran.

Lanjutkan membaca “Melakukan supervisi guru di era blended learning”

8 tips agar siswa dengan senang hati mengerjakan PR

Dalam situasi pembelajaran tatap muka ada banyak cerita guru yang mengeluh siswanya menolak atau tidak tidak mengerjakan PR. Mari berkaca apa saja kontribusi guru saat memberikan PR bagi siswanya hingga menyebabkan hal ini terjadi.

  1. Guru memberikan PR karena ingin mengejar targat kurikulum.
  2. Guru memberikan PR karena ingin mengejar waktu yang terbuang karena situasi pandemi ini.
  3. Guru memberikan PR sebagai hukuman.
  4. Guru memberikan PR dengan jenis tugas yang tidak membuat siswa tambah terampil dan jenis penugasannya hanya sekedar untuk menguasai/memahami informasi dan bukan pengetahuan yang berguna bagi masa depan siswa.

Hal yang dimaksud dalam point 4 adalah tugas yang diberikan bisa merupakan keterampilan belajar (study skills) sampai penugasan yang melibatkan prinsip 4C yaitu critical thinking (berpikir kritis), creative thinking (berpikir kreatif), communicating (berkomunikasi) , dan collaborating (berkolanorasi) .

Apa yang bisa guru lakukan agar siswa mau dengan senang hati mengerjakan PR ?

Lanjutkan membaca “8 tips agar siswa dengan senang hati mengerjakan PR”

5 tanda anda guru yang efektif mengajar online dengan efektif

Berbeda dengan mengajar tatap muka, saat mengajar online guru punya banyak kesempatan untuk membuat siswa makin kritis cara berpikirnya. Ada 3 kesempatan emas bagi guru untuk membuat siswa paham dan enjoy dalam belajar

Sebelum pertemuan pembelajaran: Guru sudah memberikan materi lewat kelas onlinenya atau simple dikirimkan ke grup whatsapp kelas dan minta murid menonton atau membaca.

Lanjutkan membaca “5 tanda anda guru yang efektif mengajar online dengan efektif”
%d blogger menyukai ini: