
Guru juga manusia sebuah hal yang sering didengar saat ingin memaklumi guru yang terbatas kemampuannya. Sejatinya semua guru ingin berbuat yang terbaik
bahkan ditengah keterbatasan.
Ada banyak cerita guru sukses yang ada di daerah SM3 T. Namun di kota besar yang melimpah fasilitas dan sarana ada juga guru yang biasa biasa saja bahkan marah ketika diingatkan soal inovasi
Guru memang tugasnya untuk melakukan yang terbaik dan memang ketika menjadi guru pastinya ingin membeikan yang terbaik bagi siswanya. Ada banyak situasi yang membuat guru malas berinovasi atau malah senang melakukan kebiasaan baik yang berujung pada inovasi.
Sebenarnya apa yang membuat guru malas berinovasi?
- Tipe pimpinannya. Mengapa seorang pemimpin bisa membuat anak buah malas berinovasi? ada dua kemunginan besar. Entah kepala sekolahnya memang anggap inovasi itu tidak penting atau terlalu fokus pada inovasinya sendiri dan cenderung semata mata mengajak saja tanpa mendelegasikan.
- Tidak ada peta atau arah yang jelas. Guru kesulitan mengacu kemana ketika mereka kebingungan akan arah perubahan
- Guru hanya diminta berbuat tapi minim pengakuan. Seorang pemimpin yang inovatif dalam dunia pendidikan senang mengatakan terima kasih, maaf dan tolong saat meminta team nya bergerak.
- Tujuannya kurang ambisius. Tujuannya masih standar standar saja. Memang akan banyak halangan dan memang itu kegunaan dari sebuah inovasi yaitu membuat yang tidak mungkin jadi mungkin
- Guru tidak diberikan kebebasan dan otoritas dalam menjalankan inovasinya. Guru hanya disuruh ini dan itu.
- Kemajuan tidak diukur. Sehingga guru kehilangan indikator sudah sampai mana kemajuan dan apa yang sudah diraih.
- Tidak ada kesenangan dalam melakukan perubahan. Padahal guru sangat menikmati jika ada lomba kecil kecilan atau kompetisi yang bisa memamerkan perubahan walau sedikit.
- Aktor perubahan kurang dirawat dan dipelihara. Perlakukan dengan baik orang orang yang bersedia pertama berubah (early adopter). Dijamin ia akan mendukung inoasi sepenuhnya.
Berinovasi berarti mengarahkan segenap daya dan upaya kepada satu titik. Diperlukan pimpinan yang bersedia mendengar dan saba terhadap arah perubahan yang kemudian berhasil melakukan transformasi.