
Selamat bagi bapak dan ibu guru yang telah memberikan raport di semester ini. Semester ini praktis pembelajaran dilalui dengan pembelajaran jarak jauh. Di tahun ajaran ini ada sebuah tradisi unik yaitu memberikan piagam penghargaan pada orang tua siswa. Penghargaan ini diberiikan dikarenakan pihak sekolah merasa berterima kasih orang tua siswa sudah mau mengambil peran sebagai guru saat pembelajaran jarak jauh dilakukan.
Saat guru membagikan rapor apa yang mereka pelajari belum tentu semuanya tergambar dari nilai nilai yang ada dalam dokumen yang diterima oleh orang tua. Untuk itu perlu peran pimpinan di sekolah agar rapor menjadi gambaran bahwa sekolah sudah memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Nilai sebuah pembelajaran sebenarnya ada pada diri siswa sebagai produk sebuah proses belajar
Dalam segala situasi selalu ada kemungkinan memgambil peluang dari krisis.
Peluang apa saja yang bisa sekolah ambil dalam situasi ini? Sekolah bisa mengambil pilihan yang diberikan oleh kementrian pendidikan nasional. Kurikulum Sekolah pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memilih salah satu kurikulum dari tiga opsi yang ditawarkan:
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional
2. Menggunakan kurikulum darurat
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Mari kita diskusikan pilihan nomor 3. Walaupun yang dimaksud adalah kurikulum yang sederhana, bisa juga menjadi inovatif jika guru dan sekolah mau memulai dan mencoba.
Apa saja point-point kurikulum inovatif itu ?
1. Lintas mapel
2. Mengutamakan hal yang relevan dan esensial
3. Mengedepankan prinsip STEAM: Memberikan peluang untuk siswa mengeksplorasi sains, mengerti lebih dalam perihal mapel IPS, menguasai Matematika dengan cara yang kreatif dan menyenangkan dan merasakan indahnya berkesenian
4. Siswa belajar untuk menggunakan Bahasa Inggris
5. Siswa belajar kecakapan hidup (berbasis pada kebutuhan sekolah)
Jika sekolah ingin secara mudah menerapkan semua faktor diatas maka jawaban nya adalah Project Based Learning. Sebuah model pendekatan kolaboratif untuk belajar dan mengajar yang menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka menggunakan pengalaman pembelajaran yang autentik untuk mencapai tujuan tertentu.
Berikut adalah langkahnya serta keterkaitannya terhadap point-point kurikulum inovatif
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain
Lewat arahan guru siswa merencanakan proyek, bekerja dalam tugas yang kompleks, dan menilai kinerja dan kemajuan mereka sendiri. Sebuah proyek dirancang di sekitar isu-isu, pertanyaan atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh peserta didik.
Apa yang bisa kepala sekolah lakukan sebagai pemimpin para pembelajar (guru dan siswa) di sekolah agar tercipta pelaksanaan kurikulum yang relevan dengan situasi saat ini sekaligus inovatif seperti dijelaskan diatas.
1. Mengaktifkan KKG dan MGMP di tingkat internal sekolah. Dengan demikian guru terbiasa diminta untuk membuat diskusi dengan sesama guru lainnya untuk membuat sebuah inovasi.
2. Meminta guru yang menjadi waka/koordinator kurikulum untuk memetakandan menganalisa KD apa yang penting dalam tiap tingkatan. Kompetensi dasar apa yang mesti dimiliki oleh seorang siswa untuk bisa naik ke kelas berikutnya. Secara bertahap kemudian kurikulum ditaruh di google drive atau sarana cloud lainnya sehingga bisa diakses semua guru secara soft copy.
3. Guru dibiasakan menggunakan strategi mengajar (teaching strategies) dan menggunakan alat atau lembar kerja untuk membuat guru bisa melihat pola pikir dan pemahaman siswa (template Y chart, See Think New Wonder dll)
Secara singkat jika anda adalah guru yang mengajar di TK dan SD ini saatnya anda menguatkan aspek pembelajaran inkuiri atau Inquiry Based Learning. Sementara jika ada mengajar di SMP dan SMA saatnya anda menguatkan aspek kemampuan siswa dalam meneliti (Research).
Sebelum Anda mempertimbangkan kurikulum di sekolah anda, pertimbangkan juga relasi anda dengan siswa anda di kelas. Siswa, seperti halnya diri kita sendiri, ditandai dengan keinginan kuat untuk menjauh dari rasa tidak diterima dan isolasi untuk menemukan kesempatan untuk memahami, tulus dan peduli kepada orang lain. Kemampuan berempati akan semakin mewarnai pembelajaran yang kreatif sebagai hasil dari kurikulum yang inovatif.