Sekolah adalah komunitas pembelajar. Sebuah ide yang bergaung sejak awal tahun 2000 an. Ide komunitas pembelajar mengatasi jurang antara senior dan yunior. Antara yang berpengalaman dan yang masih baru
Teringat pengalaman sebagai guru yang new bie disebuah sekolah yang berisi guru guru berpengalaman. Guru berpengalaman yang membawa kebisaan dari sekolah sebelumnya. Banyak sikap yang unik unik yang timbul dari mereka yang katanya guru berpengalaman itu.
Salah satu sikap yang paling terlihat adalah sikap bahwa ‘saya lah yang paing tahu sementara kamu tidak’.
Sebuah sikap yang umum ada di era sebelum Google. Era ini mempunyai ciri bahwa pengetahuan adalah milik orang per orang. Seseorang harus melalui tahun yang panjang sebelum disebut tahu dan berpengalaman. Tidak ada jalan pintas yang ada adalah kerja keras.
Di era sekarang sekolah sangat bisa mengambil keuntungan. Adakan sesi rutin guru berbagi. Buat sistem pembinaan dimana guru menjadi kreator. Dari guru yang senior seorang guru baru belajar tips dan trik yang didapat dari jam terbang. Dari guru yunior seorang guru senior belajar teknologi dan sederet ilmu kekinian perihal media sosial.
Beberapa sikap yang penting dalam mengiringi proses ini adalah sikap sikap yang menjadi pelumas bagi keberhasilan proses berbagi ilmu. Sikap sikap itu adalah berpikiran terbuka, respect, dan bersedia mencoba serta cepat bangkit saat gagal.
Semua sikap diatas akan menghilangkan sikap ingin selalu disuapi dalam belajar. Contoh yang mengganggu adalah seorang guru yang berpengalaman hanya mau diajari oleh orang yang dianggap lebih’ darinya. Sebuah proses belajar yang mahal.
Padahal satu sekolah akan diisi dengan guru hebat jika guru senior senang berbagi ‘cheat’ yang ia dapat dari jam terbangnya. Guru yunior senang berbagi kepintaran yang bersifat kekinian dan berbau teknologi.