Laporan dari sesi diskusi “Masa Depan Dunia Pendidikan di Jaman New Normal”

index KGB

Berawal dari artikel status saya sebelumnya kemudian dijadikan topik diskusi via youtube pada link berikut ini

Jika anda tidak sempat melihat atau berpartisipasi akan mohon berkenan membaca ringkasannya.

Berbicara mengenai ‘new normal’ dalam Pendidikan adalah upaya penyesuaian diri terhadap situasi baru. Sekolah dan para pendidik perlu menyiapkan diri menghadapi situasi new normal ini, dengan membaca situasi saya bisa membantu memberikan beberapa trend pasca pemberlakuan belajar jarak jauh.

Lanjutkan membaca “Laporan dari sesi diskusi “Masa Depan Dunia Pendidikan di Jaman New Normal””

Masa depan pendidikan di jaman ‘new normal’.

index

Wabah corona belum bisa dibilang akan berakhir jika belum ditemukan vaksinnya. Sebagai pendidik yang peduli layak kita bertanya dan membayangkan akan seperti apa masa depan pendidikan. Apa saja hal yang akan berubah? Mari kita diskusikan bersama.

1. profesi mengajar jadi profesi yang menjanjikan. Dengan penggunaan ruang kelas virtual akan memberikan kesempatan bagi seseorang menjadi guru/ahli bagi ribuan orang. Sebutan guru favorit di sekolah tidak akan cukup, Sebagai pendidik anda harus punya massa di luar sekolah. Saatnya punya channel dan kelas sendiri lewat semua aplikasi mengajar online yang sudah anda pakai selama mengajar dari rumah.

2. Akan tercipta banyak kelas maya yang secara rutin diminati oleh orang yang memang ingin tahu dan belajar. Sekolah jika tidak berubah akan menjadi kurang terasa lagi gregetnya. Semua mesti bergerak ke satu arah, menyesuaikan diri dengan situasi ‘new normal’ ini.Sekolah bisa mulai meminta guru guru nya mengasah keterampilannya dalam mengajar kelas secara online.

3. Guru jadi mahal dan ilmu jadi murah. Selewat pandang saja sekarang kita bisa ikut banyak kelas dan topik. Semua gratis dan jika diminta membayar tidak akan semahal dahulu sebelum wabah terjadi. Minggu ini saya akan ikut kelas pelatihan dari media massa yang paling besar di Indonesia dengan gratis. Dahulu dikarenakan biayanya yang tidak murah, mereka yang ikut biasanya dibayari oleh tempatnya bekerja alias ‘tugas kantor’.

4. Semua bisa jadi pembicara dan narasumber. Jika di musim covid ini anda belum menjadi pembicara di sebuah perbincangan pada aplikasi zoom dan sejenisnya anda adalah orang yang merugi. Segera ajukan diri karena kapan lagi pengalaman ini ada. Pendidikan sedang bergerak kembali ke arah komunitas. Anda bisa kan pasti bisa berbicara diantara rekan rekan sendiri. Komunitasnya bisa apa saja. Semua komunitas yang ada dan anda ikuti bisa anda buat acara diskusi online nya.

6. Siswa hampir semuanya akan menjadi penghasil konten. Bukan saatnya lagi anda biarkan siswa duduk diam di kursi mengerjakan soal. Saat belajar di rumah hampir semua siswa menggunakan HP dan mengirimkan tugas -tugas beraneka ragam kepada gurunya. Ini berarti jiwa mereka sudah menjadi jiwa seorang kreator.

7. Semua sekolah mesti memperhitungkan kekuatan ajaib yang disebut pendidikan daring atau pendidikan online. Guru dan sekolah mendapatkan saingan yaitu pendidikan daring yang mencerahkan dan dimulai dari rasa tertarik siswanya dan tanpa ada paksaan. Hal yang sebaliknya lah yang terjadi di sekolah selama ini. Sekolah mulai dari hal yang mesti diketahui oleh siswa dan bukan yang siswa ingin ketahui.

8. Terjadi ‘banjir guru-guru yang ahli dan pengalaman dibidangnya’. Praktisi seperti para CEO menjadi guru di kelas-kelas online yang bertebaran saat ini. Semua dengan senang hati berbagi ilmu dan keahlian.

9. Berikut ini adalah hasil survey terbaru dari beberapa lembaga

A. Mengenai manfaat Pembelajaran online.

– 60% pengguna internet memilih kursus online menyesuaikan dengan gaya hidup dan jadwal mereka. (SkillScouter)
– Pembelajaran online memungkinkan siswa untuk mempelajari materi 5 kali lebih banyak dalam waktu yang sama. (Industri eLearning)
– eLearning meningkatkan tingkat pemahaman siswa menjadi 25-60% dari 8-10% di lingkungan kelas tradisional. (Shift Learning)
– Menurut sebuah studi Brandon Hall, belajar melalui saluran online membutuhkan 40-60% lebih sedikit waktu karyawan daripada pelatihan kelas. (Forbes)
– Pembelajaran online menyebabkan peningkatan rata-rata 18% dalam keterlibatan karyawan. (Schoox)
– Setiap dolar yang diinvestasikan oleh perusahaan dalam pembelajaran online memberikan pengembalian produktivitas $ 30. (Docebo)
– 42% perusahaan melaporkan bahwa eLearning telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam pendapatan mereka. (Shift Learning)
– Pembelajaran online mengurangi konsumsi energi sebesar 90% dan emisi CO2 sebesar 85%. (Shift Learning)

Mengenai Tren Pembelajaran Online
# 1: Pembelajaran Bergerak (mobile learning)

– Pasar pembelajaran melalui seluler tumbuh pada CAGR 36,3% dan diperkirakan mencapai $ 38 miliar pada tahun 2020. (Docebo)
– 89% pengguna smartphone mengunduh satu atau lebih aplikasi di ponsel mereka dan 50% aplikasi digunakan untuk belajar. (Towards Maturity)
– 64% pelajar menemukan bahwa mereka merasa penting untuk mengakses konten pembelajaran dari perangkat seluler mereka (Docebo)
-43% peserta didik pengguna seluler melihat peningkatan tingkat produktivitas mereka dibandingkan dengan pengguna non-seluler. (Docebo)

# 2: Pembelajaran Sosial (social learning). Social Learning adalah sebuah teori yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Menurut (Horton, 2012) , Social Learning adalah belajar melalui interaksi dengan komunitas ahli dan sesama peserta didik. … Dalam Social Learning , ada banyak cara untuk berinteraksi antara pengajar dan pelajar

– 60% perusahaan menggunakan beberapa bentuk pembelajaran sosial dan 82% dari mereka ingin meningkatkan penggunaannya di masa depan. (Medium)
– Pembelajaran sosial menyumbang setidaknya 75% dari pengetahuan yang dicapai orang di tempat kerja mereka. (Topyx)
– Pendekatan pembelajaran sosial memiliki rasio ROI 75: 1 dibandingkan dengan pelatihan berbasis web formal. (Docebo, 2019)
– Penyelesaian kursus meningkat menjadi 85% di HBS Online ketika memperkenalkan pembelajaran sosial. (Industri eLearning)

# 3: Gamifikasi (pembelajaran dengan menggunakan prinsip dalam games)

– Ukuran pasar gamification eLearning adalah $ 450 juta pada tahun 2018 dan diperkirakan akan mencapai $ 1,8 miliar pada tahun 2023. (Gamification in Education Market Report)
– 83% karyawan yang menjalani pelatihan gamified merasa termotivasi sementara jumlahnya hanya 28% bagi mereka yang menjalani pelatihan non-gamified. (TalentLMS)
– 33% karyawan ingin melihat lebih banyak gamification di platform pelatihan online di organisasi mereka. (TalentLMS)

10. Sebenarnya di tahun 2020 ini, semua pengetahuan yang seseorang perlukan untuk mempelajari apa pun sudah tersedia secara online. Pelajaran yang memerlukan hafalan akan menjadi usang. Google membantu tiap orang untuk menemukan apa yang mereka ingin ketahui. Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan akan segera dilihat menjadi lebih berharga daripada kemampuan untuk melafalkannya.

11. Pengetahuan di dunia terus berkembang. Sementara orang-orang di masa lalu dapat mempelajari satu subjek dan berkonsentrasi didalamnya, sementara saat ini orang orang belajar lintas subjek saat bersamaan. Ternyata saat ini belajar bagaimana belajar menjadi lebih penting daripada belajar itu sendiri.

12. Akan ada kecenderungan orang untuk belajar tidak kenal waktu. Jika sekolah ada liburnya maka hal tersebut tidak berlaku bagi pribadi yang memang senang belajar dan mencari jawaban atas keingin tahuannya sendiri. Lewat internet semua menjadi mungkin.

13. Jika sebagai guru anda ingin mahir mengajar secara online mulai lah pelajari dan asah keempat bidang ini
1) Bisnis
2) Marketing
3) Pendidikan
4) Entertainment

Hal yang saat ini mesti dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan. Dari 13 hal diatas, mana yang bapak ibu mulai sadari atau sudah mulai melakukan? mari saling berbagi melalu kolom komentar ya.

5 Langkah menjadikan kepanitiaan di sekolah anda efektif

Di sekolah yang efektif ada saja acara atau kemeriahan serta event yang dilaksanakan. Dari yang sifatnya rutin tahunan seperti PPDB sampai acara kemeriahan yang berbau hari besar nasional sampai keagamaan. Di banyak sekolah saya amati perayaan seperti ini akan menyisakan pembicaraan setelah event tersebut usai.

Apa saja yang biasanya menjadi ‘trending topic’ pasca sebuah acara di sekolah dilakukan?

Lanjutkan membaca “5 Langkah menjadikan kepanitiaan di sekolah anda efektif”

Kunci manajemen diri bagi guru dan kepala sekolah

Sebagai guru ada banyak pekerjaan yang mesti dilakukan. Dari pekerjaan yang ada hubungannya dengan profesi sebagai pendidik sampai yang namanya tugas pribadi sesuai dengan posisi masing masing dalam keluarga. Saatnya mengubah pola pikir mengenai prinsip manajemen waktu. Ternyata yang terpenting sebagai pendidik adalah manajemen diri dan bukan manajemen waktu. Mengapa demikian? dikarenakan waktu sifatnya sudah terberi (given) dan tidak bisa diatur. Hal yang biasa diupayakan adalah manajemen diri sendiri.

Sebagai guru ada istilah bahwa kerjanya seorang guru adalah mengurusi anak orang lain dan sering lalai kepada anak sendiri. Hal ini dikarenakan pendidik sering kesulitan menemukan apa yang menjadi prioritas.

Ada tiga jenis pekerjaan dalam kehidupan seorang pendidik. Pekerjaan responsif, pekerjaan produktif, atau pekerjaan penting (pokok).
Pekerjaan responsif adalah membalas email/telp/whatsapp/sms dari kepala sekolah, dan orang tua siswa. Mengurusi keluhan siswa dan orang tuanya. Demikian juga dengan kepala sekolah yang punya banyak pekerjaan yang sifatnya responsif. Pekerjaan produktif adalah pekerjaaan yang merupaakan turunan dari pekerjaan penting. Pekerjaa produktif termasuk menulis RPP bagi guru dan meneliti anggaran bagi seorang kepala sekolah. Sementara pekerjaan penting bagi seorang guru adalah membuat pemetaan kurikulum dan mempelajari strategi pembelajaran dan penilaian yang variatif dan kekinian. Bagi seorang kepala sekolah hal yang penting adalah membuat konsep perencanaan strategis ke depan.

Situasi ini yang membuat mereka pulang dengan kelelahan dan tanpa kesempatan untuk berpikir, berkreasi, dan memimpin sekolah dengan baik karena mereka telah berada dalam siklus responsif dan produktivitas. sepanjang hari.

Apa hal yang mesti diwaspadai dari situasi ini?

1. Kelas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab guru akan cenderung menjadi konvensional dan tanpa inovasi.
2. Sekolah yang dipimpin oleh tipe kepala sekolah seperti ini akan menjadi sekolah yang minim prestasi dan cenderung hanya melakukan rutinitas saja.

Bagaimana agar Guru dan kepala sekolah terhindar dari situasi seperti ini

Lanjutkan membaca “Kunci manajemen diri bagi guru dan kepala sekolah”

7 cara kepala sekolah yang efektif dalam mendelegasikan tugas

Di sekolah wajar sekali ada yang namanya struktur organisasi. Pimpinan paling atas diharapkan bahu membahu dengan semua yang ada dibawahnya untuk memajukan sekolah. Demi tujuan tersebut ada beberapa istilah yang berhubungan. Antara lain delegasi, intruksi atau perintah. Mendelegasikan tugas bukan sekedar meminta bantuan atau menyuruh orang lain. Pimpinan diharapkan membuat bawahannya berdaya dan punya kapasitas melalui penugasan kepada anak buahnya. Sebuah penugasan yang baik akan membuat anak buahnya menjadi makin mahir dan semakin profesional.

Mengapa sampai ada istilah pimpinan yang ‘one man show’ alias seorang pemimpin yang mengerjakan semua nya sendirian atau tidak pernah mendelegasikan tuganya pada orang lain yang menjadi bawahannya. Hal tersebut dikarenakan:

  1. Ia tidak percaya pada staf nya
  2. Ia tidak ingin dipandang terlalu mengontrol
  3. Ia tidak tahu ingin mendelegasikan apa
  4. Ia tidak tahu caranya

Jika seorang pemimpin di sekolah ingin jabatannya sukses dalam menghantarkan sekolah menjadi sekolah yang efektif berikut ini adalah caranya

  1. Putuskan dahulu apa yang ingin didelegasikan. Mulai dari hal yang menurut anda kecil dan mudah untuk dilakukan oleh orang lain yang menjadi bawahan anda. Hal ini akan membuat anda tidak terkena stress saat situasi tidak sesuai yang anda harapkan
  2. Analisa orang orang disekitar anda. minta mereka lakukan tugasnya setelah anda ketahui siapa yang percaya diri dan bisa melakukan tugasnya dengan supervisi yang minimum.
  3. Sertakan dengan petunjuk jelas apa yang anda ingin bawahan anda lakukan. Termasuk timeline (rentang waktu pengerjaan). Semakin anda jelas dan jernih, semakin tugas yang anda suruh akan lekas selesai.
  4. Buka jalan dan pastikan ia tidak terbentur aturan atau izin dari seseorang dalam struktur organisasi di sekolah atau di dinas pendidikan setempat. Semakin ia merasa bahwa dirinya diberikan perlindungan dalam menjalankan tugas anda maka semakin ia bangkit kepercayaan dirinya dalam bekerja dan berkreasi.
  5. Bantu saat ia memerlukan. Mungkin ia tidak akan meminta namun jika anda sering melakukan kontrol anda akan sadar dititik mana ia akan memerlukan bantuan. Tawarkan juga ia untuk ikuti training yang diperlukan
  6. Monitor terus kemajuan yang dicapai. Staf anda yang sudah berpengalaman akan memerlukan sedikit kontrol dan sebaliknya jika staf anda masih hijau maka ia perlu terus didampingi.
  7. Senang ucapkan terima kasih dan memberikan reward jika diperlukan

Seorang pemimpin yang efektif dalam mendelegasikan tugas kepada bawahan nya akan membuat anak buahnya berdaya. Bawahannya pun akan punya kemampuan lebih dalam melaksanakan tugas serta akan makin profesional. Memang bagi seorang pemimpin di sekolah hal ini akan sulit di awal namun akan berbuah manis jika konsisten dan komitmen dalam melaksanakannya.

%d blogger menyukai ini: