Kreativitas di sekolah adalah sebuah hal yang erat kaitannya dengan sikap berpikiran terbuka dan keberanian untuk mengatakan bahwa bisa saja yang selama ini dianggap benar belum tentu masih relevan. Ada banyak salah paham mengenai kreativitas selama ini di sekolah, jika dirasakan memang ada semacam batas antara kreativitas dan semua praktek pelaksanaan pembelajaran sehari hari di sekolah. Hal ini dikarenakan salah paham yang mengatakan bahwa:

- Kreativitas hanya milik dari seseorang yang berada dalam dunia seni dan pertunjukan
- Kreativitas memerlukan biaya yang banyak
- Kreativitas memerlukan waktu yang banyak dalam penerapannya
- Kreativitas bertentangan dengan kurikulum
- Kreativitas adalah ledakan ekspresi sesaat yang akan hilang dengan sendirinya
Dari faktor diatas jelas sekali bahwa ada keengganan dari sekolah untuk mau bertindak dan berpikir kreatif. Padahal kreativitas bisa muncul dari macam segi penerapan dan wujudnya.
Secara singkat hal yang diperlukan sebuah sekolah agar kreativitas menjadi gaya hidup dan kebiasaan adalah
- sosok kepala sekolah atau pimpinan supportif yang mengatakan bahwa sebuah ide layak dicoba dan bersedia menjadi sosok yang mengawal perubahan akibat pelaksanaan ide tersebut
- suasana sekolah yang ramah pada kegagalan yang mengakibatkan guru/siswa tak takut mencoba hal yang baru.
- tidak adanya senioritas, jika hal ini ada maka suasana sekolah akan sangat menjemukan karena jika ide bukan dari seseorang yang dituakan atau senior maka bukan sebuah ide yang bagus. Sesuai kebiasaan maka ide yang baru jarang dari sosok yang senior dan sudah nyaman di tempatnya.
Kreativitas lahir dari suasana sekolah yang supportif, dan situasi dimana semua ide ditantang untuk diwujudkan dengan pengawalan kepala sekolah yang mumpuni dan memaksa semua pihak detail merencanakan dan konsisten dalam menjalankan. Dikarenakan sebuah kreativitas bukan lah hal yang besar, megah dan mewah namun adalah sebuah niat kecil yang berbeda dengan sebelumnya namun direncanakan dengan matang yang konsisten dan komitmen.