Pentingnya relasi guru dengan siswa sebagai penentu kesuksesan mengajar

Guru di lapangan masih sering kesulitan mendahulukan antara menjadi ‘dekat’ dengan siswa atau berusaha keras membelajarkan siswa (mengajarkan matpel yang menjadi tanggung jawab).

Dekat dengan siswa disini bisa berarti:

1. Peduli
2. Antusias
3. Mengerti
4. Menghormati
5. Percaya
6. Memotivasi
7. Bersedia berusaha ekstra

Faktor diatas perlu dilihat dalam cara pandang sebagai guru abad 21. Karena jika dilihat dalam kacamata pendidik jaman ‘old’ pastinya banyak faktor diatas adalah justru tugas nya siswa kepada gurunya.

Guru mestinya mengusahakan dan mengutamakan kedekatan dan keterlibatan siswa sebagai hal yang utama sementara pencapaian serta hasil prestasi siswa adalah hal kedua. Sebuah hal yang tidak mudah bukan?

Lanjutkan membaca “Pentingnya relasi guru dengan siswa sebagai penentu kesuksesan mengajar”

4 cara berpresentasi yang efektif bagi guru dan siswa

Keterampilan berpresentasi termasuk keterampilan Abad 21. Sangat penting bagi siswa punya kemampuan ini. Saat yang sama siswa juga senang berpresentasi seperti yang gurunya lakukan yaitu menggunakan slide. Sayangnya siswa sering melihat contoh jelek dari gurunya dengan slide milik gurunya yang hanya berisi gambar/tulisan dari buku teks kemudian dijadikan slide.

Untuk itu guru mesti mulai melatih siswa dan dirinya sendiri:

1. Berpresentasi tanpa slide presentasi power point.
2. Berpresentasi dengan slide power point yang hanya berisi gambar saja.
3. Slide harus secara visual menceritakan kisah. Jika ada kata-kata di layar maka akan bersaing dengan kata-kata pemateri yang diucapkan yang menyebabkan otak audien mengesampingkan ingatan bagi keduanya.
4. Mulai berlatih dengan hanya menggunakan paling banyak 4 kata dalam satu slide.

Guru juga bisa menggunakan teknik presentasi Pecha Kucha untuk digunakan di kelas. Aturan pecha kucha adalah menggunakan gambar untuk meningkatkan presentasi pemateri. Hanya 20 slide dan pada setiap slide memiliki 20 detik informasi sebelum beralih ke slide lain (tidak ada kata).

Guru bisa mulai menanamkan bahwa jika siswa benar-benar mengetahui konten atau isi presentasi yang disajikan, lalu mengapa kita membutuhkan kata- kata? Tanamkan bahwa saat ini audien jika ingin membaca sesuatu, akan meng-google sebuah artikel.

Selamat mencoba.

5 Cara sekolah mengefektifkan penggunaan media sosial

Jaman UU ITE yang banyak memakan korban saat ini, ada banyak pertanyaan mengenai bagaimana sekolah bisa mempersiapkan siswanya untuk sukses menggunakan media sosial dan tidak hanya sibuk pasif menikmati. Instagram dan Facebook adalah dua media sosial yang umum digunakan oleh sekolah.

Pertanyaannya antara lain adalah:

1. jenis kegiatan apa saja yang bisa siswa lakukan dengan media sosial?
2. Kegiatan apa yang berhubungan dengan penggunaan media sosial yang tetap bisa mengintegrasikan pembelajaran?

Dua pertanyaan besar diatas bisa membuat sekolah dan guru kebingungan. Mengingat pendekatan yang sekolah lakukan sejauh ini adalah mencari aman alias baru melakukan sesuatu jika ada kejadian terkait dengan penyalahgunaan media sosial.

Berikut hal yang bisa sekolah lakukan untuk bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran sekaligus sarana promosi.

1. Sekolah mempunyai tagar khusus saat posting di media sosial miliknya.
2. Guru menugaskan siswa dengan tanda khusus atau name tag ‘press’ atau wartawan. Ia lah yang nanti akan memposting berita di media sosial milik sekolah.
3. Osis melakukan pengumpulan dana bagi proyek bakti kepada komunitas dan belajar mengabarkan kepada khalayak tahap demi tahap jalannya proyek.
4. Meminta guru memposting kegiatan nya di media sosial miliknya kemudian menggunakan tagar kelasnya sendiri.
5. Dalam pelajaran sejarah, siswa diminta membuat akun di Twitter yang mewakili kejadian atau tokoh sejarah.

Jika media sosial digunakan dengan cara yang bijak maka siswa belajar untuk ‘menaikkan’ sebuah isu yang mereka sedang kampanyekan menjadi isu sekolah bahkan bisa viral. Berhati hati pada media sosial itu merupakan sebuah kewaspadaan namun menyianyiakan kesempatan bagi siswa menyuarakan aspirasi serta kreativitas nya adalah kewajiban sekolah dalam hadapi tantangan jaman.

%d blogger menyukai ini: