Jika sebuah kelas tanpa diikat oleh kesepakatan maka tugas guru sebagai orang dewasa akan sangat berat dikarenakan dirinya akan menghadapi sifat dan perilaku dari setiap anak di kelasnya yang unik dan berbeda-beda . Setiap individu baik itu siswa dan guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menjadikan kelas (tempat guru mengajar dan murid belajar) menjadi kelas yang kondusif dan mempunyai budaya serta kebiasaan yang positif bagi pembelajaran.
Di hari pertama, minggu pertama dan menit pertama di awal tahun ajaran baru, guru dan siswa memulai dengan menciptakan ‘kesepakatan penting’. Di dalam kelas, ini berarti bahwa, daripada guru memaksakan peraturan, semua orang bekerja secara kolaboratif untuk membuat kesepakatan tentang bagaimana kelas akan berfungsi. Guru bisa memulainya dengan meminta anak-anak untuk mempertimbangkan dengan hati-hati dan kemudian menuliskan apa yang membantu mereka belajar dan apa yang menghalangi pembelajaran mereka.
Langkah selanjutnya adalah guru meminta siswa berpasang-pasangan lalu kemudian berbagi (cerita atau diskusi) dengan pasangannya dan menemukan kesamaan yang mereka miliki. Kemudian guru membawa kembali daftar semua hal yang telah mereka tulis dan, dalam kelompok, guru memandu para siswa menyoroti yang mereka anggap paling penting untuk perjanjian penting kelas yang akan memaksimalkan pembelajaran untuk semua orang. Ini akan dikumpulkan, dibawa kembali sekali lagi untuk memastikan semua orang setuju dan kemudian guru dan siswa akan memiliki perjanjian (kesepakatan) penting kelas. Mengapa disebutnya bukan peraturan? Dikarenakan peraturan berdasarkan pada hal yang guru tekankan/paksakan kepada siswa. Sebuah kelas yang baik percaya bahwa penting untuk memiliki kesepakatan yang didasarkan pada penciptaan lingkungan yang kondusif untuk belajar, bukan aturan dan peraturan.
Blog Guru Kreatif 