Kesuksesan Program adiwiyata bergantung pada budaya sekolah

772r8klqn8rcuqc6g

Program adiwiyata yang sering disebut sebagai sekolah berwawasan lingkungan bukan sekedar pengelolaan sampah dan menanam pohon di areal sekolah. Bagi sekolah untuk terjun ke program Adiwiyata merupakan sebuah hal yang menantang. Mengingat pemerintah tidak menyediakan anggaran khusus untuk program ini, dengan demikian sekolah mesti berusaha sendiri dalam penyelenggaraannya. Untuk itu penting menjadikan program Adiwiyata ini sebagai ‘nafas’ bagi sekolah dan bukan program tempelan demi mengejar status.

4 hal yang menjadi cikal bakal program adiwiyata

  1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan;
  2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan;
  3. Kegiatan Lingkungan berbasis Partisipatif; dan.
  4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.

Program yang bisa dilakukan bersama dengan program adiwiyata adalah

• Creativitiy and student community service
• Problem based learning
• Project based learning
• Pengelolaan sampah
• RPP yang berkarakter lingkungan
• Akreditasi
• Youth entrepreneurship
• Kegiatan seni rupa misalnya mural dengan slogan lingkungan

Hal lain yang menjadi perhatian jika sekolah ingin sukses dalam penerapan program Adiwiyata adalah:

• Bagaimana sekolah mengelola sampah
• Apakah pengelolaan sampah yang sekolah lakukan dibuat sebagai sarana belajar atau tidak?
• Apakah ada isu lokal sekolah yang dijadikan fokus (tidak ada di sekolah lain)
• Inovasi sekolah
• Penilaian apakah menggunakan rubric yang dibuat dengan aspek lingkungan

Kesalahan yang biasa terjadi dalam penerapan Program Adiwiyata:

• Program lingkungan di sekolah bersifat artificial misalnya sekedar bersih bersih atau gerakan menanam ini dan itu
• Memaksakan biopori di tempat yang sebenarnya tidak cocok
• Memaksakan adanya green house
• Sekolah hanya berfokus pada pemilahan sampah saja
• Sekolah tidak mendokumentasikan foto sebelum dan sesudah

Pengelihatan fisik dari yang bisa dilihat program Adiwiyata

• Tanaman diberi nama latin
• Sekolah tidak lagi menggunakan styroform
• Sekolah tidak ada lagi sampah plastik
• Penggunaan kertas dengan bolak balik (kedua muka dipakai)
• Kantin hanya menjual makanan sehat
• Siswa menggunakan sarana prasarana lingkungan sebagai sumber belajar
• Siswa diberikan tanggung jawab (piket penggunaan air dan kebersihan toilet)
• Sekolah boleh mempunyai Cleaning service namun partisipasi siswa tetap ada
• Eskulnya dihubungkan dengan lingkungan
• Siswa membawa botol minuman sendiri
• Semua pihak di sekolah mengerti betul prinsip (reuse, reduce dan recycle)
• Kantin punya kompos dari sisa makanan kantin

Ciri penerapan Program Adiwiyata yang berhasil:

• Terasa internalisasi visi dan misi sekolah (bermuatan lingkungan) yang berhasil
• Sekolah sangat fokus pada internalisasi budaya bersih/ budaya lingkungan
• Penentuan dan pengelolaan anggaran yang memihak atau bernuansa lingkungan
• Ada terjadi kebiasaan melalui pembiasaan yang bersifat lingkungan
• Ada program yang bersifat lokal setempat misalnya menanam buah atau tanaman yang hanya ada di area/daerah sekolah
• Kantin diatur dengan berbagai kebijakan misalnya mengenai jenis makanan yang dijual (tdk berperwarna dll), alat makan serta prinsip kebersihan
• Konten ligkungan di kurikulum berkisar antara 50 % (Adiwiyata provinsi) dan 70 % (adiwiyata Nasional)
• Ada pemetaan kurikulum (kompetensi dasar) yang dilakukan demi integrasi bidang lingkungan dengan pembelajaran, walaupun yang biasanya sangat mudah terintegrasi adalah bidang sains, IPAS, art dan bahasa
• Adanya metode penilaian (assesment) yang bervariasi
• 80% warga sekolah terlibat dan mengerti apa, mengapa dan bagaimana dari aspek program Adiwiyata

Indikator saat sekolah sudah bisa menerapkan program Adiwiyata dengan baik hanya bisa terwujud jika ada kepemimpinan yang kompak dalam melaksanakan tujuan dalam program Adiwiyata ini secara bersama sama. Kepala sekolah tampil memperkuat semua lini saat yang sama penerapan dilakukan dari hulu ke hilir, dari pembuatan RPP oleh guru sampai kegiatan yang bersifat fisik semuanya dimengerti dan dipahami oleh semua komponen sekolah.

 

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: