Meningkatkan Kompetensi Guru di Era Kurikulum Merdeka: 9 Solusi untuk Kualitas Pembelajaran yang Lebih Baik

Kepala sekolah dan pemilik sekolah sering mengalami kebingungan dan ketidakpastian dalam upaya untuk meningkatkan kualitas mengajar dan kompetensi pribadi guru-guru mereka. Namun, tahukah kita betapa pentingnya untuk meningkatkan keterampilan mengajar seorang guru dalam era kurikulum merdeka dan prinsip merdeka belajar?

Bayangkanlah perangkat HP atau smartphone yang kehabisan baterai (low bat). Demikianlah bayangan seorang guru yang jarang dilatih dan tidak diberikan pengetahuan terkini dalam mengajar sesuai dengan kurikulum merdeka dan prinsip merdeka belajar. Akibatnya, cara mengajarnya menjadi konvensional dan sering dikeluhkan oleh orang tua siswa. Ini membuat guru menjadi tidak bersemangat dan hanya mengajar sebagai rutinitas.

Untuk mengatasi masalah ini, seorang guru membutuhkan pelatihan yang tepat agar dapat mengajar secara kreatif, profesional, dan sesuai dengan kurikulum merdeka dan prinsip merdeka belajar. Guru yang profesional memiliki kemampuan berkomunikasi yang tangkas dan dapat membawa diri dengan baik dalam keseharian. Oleh karena itu, menentukan jenis pelatihan yang tepat yang berfokus pada kurikulum merdeka dan prinsip merdeka belajar merupakan hal penting bagi para kepala sekolah dan pemilik sekolah.

  1. Kelas Yang Kondusif: Pelatihan Manajemen Kelas untuk Guru
  • Guru akan belajar bagaimana mengelola kelas sesuai dengan prinsip pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka.
  • Guru akan memahami dan mampu mempraktekkan bagaimana membentuk lingkungan pembelajaran yang kondusif.
  • Guru akan memiliki strategi untuk mengatasi dan mencegah bullying antar siswa, guru, dan siswa.
  • Guru akan memiliki teknik untuk memberikan motivasi dan membentuk karakter positif pada siswa melalui disiplin yang baik.
  • Guru akan belajar bagaimana membentuk kesepakatan kelas dan peraturan yang dipatuhi oleh siswa.

Lanjutkan membaca “Meningkatkan Kompetensi Guru di Era Kurikulum Merdeka: 9 Solusi untuk Kualitas Pembelajaran yang Lebih Baik”

Strategi Penggalangan Sumber Daya Sekolah yang Efektif

unique-fundraising-ideas-1030x674

Peran komite sekolah dalam mengiringi perubahan di sekolah sangat penting. Jika sekolah lalai melibatkan maka sekolah akan kurang demokratis dalam prakteknya dan peran komite sekolah hanya layaknya stempel. Pintu perubahan bagi revitalisasi peran komite sekolah sudah sangat terbuka. Terbukti dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, komite mengemban tugas untuk menggalang dana dan sumber daya pendidikan dari masyarakat maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif.

Saat yang sama belum semua Komite Sekolah memiliki kapasitas yang cukup dalam menggalang sumber daya yang kreatif khususnya dari pihak eksternal sekolah. Sementara dukungan anggaran dari pemerintah baik melalui APBN maupun APBD melalui berbagai skema seperti BOS, DAK, KIP dan lain-lain belum mampu mengakomodir kebutuhan sekolah dalam meningkatkan mutu layanannya diatas standar pelayanan minimal (SPM).

Sementara itu, Satgas Saber Pungli Kota Surakarta Ipda Supanto menjelaskan, pada Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, sekolah memang sama sekali tidak boleh melakukan pungutan pada murid dan wali murid. Hal itu sebagaimana diatur dalam Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12.Namun dalam Pasal 10, disebutkan bahwa Komite Sekolah boleh melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya. (link berita)

Dengan demikian sekolah mesti canggih dalam menggalang dana, caranya antara lain:

  1. melalui pertunjukan, sekolah mendapat dana melalui tiket masuk dan kegiatan lainnya yang membuat peserta diharapkan membayar dan menyumbang untuk sekolah.
  2. menjual karya siswanya (bisa karya seni atau makanan), dibeli oleh undangan yang hadir atau lewat online.
  3. menggunakan situs kita bisa https://kitabisa.com/   Situs donasi yang menggalang dana (fundraising) untuk inisiatif, campaign dan program sosial

Lanjutkan membaca “Strategi Penggalangan Sumber Daya Sekolah yang Efektif”

10 tanda bahwa sekolah anda belum ‘berkarakter’

 

Sekolah adalah sebuah organisasi sekaligus lingkungan dimana setiap harinya ada interaksi dan aktivitas. Jika sebuah sekolah lalai dalam pengelolaan karakter hal yang terjadi adalah sekolah akan bernuansa negatif. Ada interaksi namun tidak mendidik, ada kegiatan namun sekedar rutinitas.

Apa ciri sekolah yang bernuansa negatif dan cenderung menjelma bukan membesarkan potensi namun menjadi lembaga yang gagal menelurkan lulusan yang siap hidup di masyarakat.

1. Sekolah tidak pernah punya standar mengenai perilaku apa yang diinginkan ada dalam keseharian di sekolah dari guru siswa dan komunitas di sekolah.

2. Keseharian aktivitas di kelas adalah catat buku sampai habis alias konvensional. Guru merasa sudah laksanakan kewajiban jika sudah berceramah di depan siswanya.

3. Kelas tidak punya kesepakatan kelas dan siswa tak pernah diajak berembuk dalam membuat kelasnya menjadi kelas yang kondusif. Setiap kejadian di kelas diselesaikan secara insidentil saja sesuai mood dari guru di hari itu.

Lanjutkan membaca “10 tanda bahwa sekolah anda belum ‘berkarakter’”

%d blogger menyukai ini: