Saatnya sekolah memberi ‘nilai lebih’ saat proses akreditasi di sekolah

DSC_0462_1478664252
Suasana saat akreditasi. (sumber: http://sma2-jkt.tarakanita.or.id/)

Mempersiapkan akreditasi sekolah bukanlah kemudian membuat sekolah dalam suasana ‘perang’ dan membuat sekolah tidak nyaman. Akreditasi adalah sarana sekolah lakukan refleksi diri. Secara singkat refleksi bisa berarti sekolah membuka diri ditelaah oleh pihak ketiga dalam hal ini dinas pendidikan setempat. Saat ditelaah sekolah mesti ada bukti. Sebuah bukti yang baik bukan berisi print kertas yang berlembar lembar namun juga bisa lewat yang namanya website sampai bukti komunikasi internal di sekolah lewat email dll.

Lewat artikel ini saya akan mengulas hal yang bisa menjadi nilai lebih saat sekolah diakreditasi lewat ukuran 8 Standar Nasional Pendidikan. Tentunya ulasan saya melengkapi instrumen dari dinas pendidikan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Sekolah anda diminta untuk mempersiapkan dengan baik lulusan dari 3 ranah penting yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Hal hal yang sangat bisa menjadi nilai tambajh untuk standar kompetensi ini adalah:

  1. Sekolah anda membuat bank data yang berisi analisa nilai pencapaian siswa sekaligus analisanya. Hal yang baik jika ada bukti dimana setiap guru mendapatkan data terbaru sekaligus analisa mengenai pergerakan nilai siswanya. Sekaligus rekomendasi dari kepala sekolah atau waka kurikulum mengenai hal apa yang mesti ditingkatkan. Ingat rekomendasi bukan berarti guru dikritik bahwa ada hal yang mesti diubah, namun lebih kepada masukan mengenai hal apa yang penting untuk diprioritaskan.
  2. sekolah dengan baik mendokumentasikan keikutsertaan siswanya dalam semua kegiatan di luar sekolah. Juara atau tidak juara, semuanya secara rutin dimasukkan kedalam buletin sekolah. Dengan demikian sekolah punya dokumentasi. Hal ini dikarenakan memajang piala saja di sekolah tidak cukup, orang di luar sekolah perlu cerita dibalik pencapaian siswa.
  3. sekolah punya media sosial (blog, instagram, website atau Facebook) yang aktif dan terupdate dengan baik setiap waktu sebagai sarana promosi dan branding.
  4. Visi misi sekolah dipajang dengan baik di semua sisi sekolah dan di tiap kelas . Ukurannya cukup A4 saja. visi misi sekolah secara teratur dibahas lewat diskusi internal guru dan kepala sekolah
  5. Sekolah punya daftar karakter sebagai profil pembelajar dan daftar sikap/perilaku yang berlaku di seluruh lini kehidupan sekolah. Di pajang di seantero sekolah, ada di dalam kelas, dilakukan penilaiannya di raport dan secara rutin penghargaan diberikan berdasarkan profil yang telah ditentukan

STANDAR ISI 

Sekolah terampil dalam melakukan pengolahan, analisa serta pemetaan kurikulum. Sekolah belum bisa disebut berhasil jika semata menggantungkan dirinya pada buku teks.

  1. Sekolah punya Waka kurikulum yang aktif dan mumpuni sebagai penentu kebijakan kurikulum. Ia bergerak melampaui semua matpel dan menstandarisasikan semua format kurikulum  yang mungkin distandarisasi sambil mempersilakan guru guru mengeksplorasi kreativitasnya dalam mengajar.
  2. Sekolah punya sistem manajemen pengetahuan atau knowledge management yang menggunakan IT. Sekolah punya server untuk menyimpan semua RPP guru dan rapor siswa. Sekolah punya sistem dimana guru tinggal upload saja RPP  nya tanpa harus menyerahkan pada kepala sekolah atau waka kurikulum. hal ini sangat berguna jika ada guru baru, ia akan cepat membaca semua dokumen sekolah dikarenakan tinggal mengklik saja. Rapor sekolah juga mudah diakses oleh semua guru dan mudah dijadikan bahan analisa
  3. Kurikulum di sekolah menyerahkan kepada guru-gurunya untuk punya kurikulum (turunan) sendiri sesuai mata pelajaran yang dibuat bersama-sama, caranya adalah dengan memakai kurikulum dinas sebagai acuan dengan ditambah hasil kreativitas dan eksplorasi si guru yang bersangkutan.
  4. Sekolah mempunyai eskul yang bermakna dan bermanfaat bagi siswa. jika hal ini dikelola dengan baik maka akan menunjang Standar Kompetensi Lulusan
  5. Sekolah mempunyai unit bimbingan konseling yang efektif untuk mendampingi siswa yang punya masalah serta punya kebijakan dalam membina siswa yang berbakat atau sebaliknya lambat dalam belajar.

STANDAR PROSES

Standar proses berarti sekolah sudah melakukan dengan baik proses pembelajaran di kelasnya. Proses pembelajaran yang baik adalah guru dengan lihai menggabungkan konsep berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi dalam taksonomi bloom.

  1. guru punya bekal pengetahuan dalam hal cooperative learning, sebuah bekal untuk mengaktifkan kelas dengan aktif kreatif dan bermakna apalagi jika sudah bisa membuat kelas dalam format google classroom dengan menggunakan perangkat TIK.
  2. guru diatur dengan baik sedemikian rupa kapan jadwal mengajar, jadwal rapat dengan team matpel atau kelas, rapat dengan departemen dan rapat besar satu sekolah.
  3. guru punya handbook dan jurnal, semacam buku pegangan bagi setiap guru yang berisi kalender pendidikan sekolah dan propinsi, jadwal mengajar sampai peraturan, kebijakan internal sekolah yang penting. teacher handbook berfungsi untuk membuat guru tertata kegiatannya dalam satu tahun ajaran dan diharapkan bisa melakukan proses nya dengan baik di kelas.
  4. siswa dan orang tua siswa punya hand book dan buku komunikasi sebagai cara untuk membekali siswa mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kelas dan di sekolah.
  5. Sekolah menerbitkan buletin yang terbit tiap hari. Formatnya cukup selembar dan berisi pengumuman penting di hari tersebut buletin ditujukan untuk guru atau untuk siswa (siswa SMP dan SMA/SMK) sudah bisa dibekali hal seperti ini. Gunanya agar semua guru dan siswa satu pemahaman. Jika boros kertas sekolah bisa gunakan WA atau alat lain yang sifatnya gratis namun bisa menjangkau khalayak ramai.
  6. data siswa dengan baik didokumentasikan. Data siswa disimpan sebagai cara untuk memberikan seluas luasnya informasi mengenai latar belakang siswa sehingga guru dengan mudah lakukan pengambilan keputusan.

 STANDAR PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Guru yang profesional tidak lahir begitu saja atau asal punya gelar S1. Diperlukan sikap yang mumpuni sebagai hasil dari pelatihan yang terus menerus di sekolah.

  1. guru punya jenjang kepegawaian. Sekolah dengan cermat memikirkan sistem kepangkatan namun tetap berlandaskan pada sistem meritrokasi yang berlandaskan pada kreativitas dan kontribusi yang diberikan oleh individu pada lembaga.
  2. Guru dinilai setiap 6 bulan sekali kinerjanya. Sekolah punya sistem penilaian yang dilakukan melalui proses evaluasi diri berdasarkan rubrik penilaian kinerja guru.
  3. Sekolah punya dokumen mengenai hal apa saja yang sudah diberikan kepada guru sebagai topik pelatihan sampai pada daftar guru apa perlu pelatihan apa. Dengan demikian guru dipaksa untuk belajar kembali dan saat yang sama dinilai kinerjanya secara berkala. Sekolah juga mendorong keterlibatan guru dalam MGMP atau kegiatan di gugus setempat.
  4. Kepala sekolah punya wewenang yang tinggi dalam menilai guru. kepala sekolah adalah orang yang harusnya berperan dalam menaikkan kinerja siswa lewat upaya pembinaan dan coaching yang terstruktur.
  5. Sekolah dengan jelas membuatkan job description dalam upaya membuat semua pihak fokus dalam melaksanakan tugas tugas yang diberikan oleh sekolah.

STANDAR SARANA PRASARANA

Sekolah yang nyaman dan bersih membuat semua yang belajar dan bekerja didalamnya merasa senang, bangga dan terhormat. Sebaliknya sekolah juga bisa mencapai standar yang tadi saya sebutkan dalam konsep yang sederhana sesuai kemampuan. Inti dari konsep ‘place’ adalah sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi siswa dan tempat yang nyaman bagi guru untuk berkarya sebagai professional.

  1.  Sekolah secara terencana punya tahapan dalam membangun fasilitas di sekolah. Ada bukti gambar kerja dan upaya untuk merancang fasilitas yang diperlukan.
  2. Sekolah punya peraturan penggunaan serta fungsi untuk tiap ruangan dan fasilitas.
  3. Sekolah punya orang yang bertanggung jawab untuk fasilitas yang dipakai secara bersama (adanya sistem booking) sehingga penggunaan bisa akan sangat terukur dan terjaga.
  4. Sekolah punya team atau orang yang bertanggung jawab dalam perawatan, pengadaan dan penggunaan.
  5. Sekolah melibatkan guru, siswa dan orang tua siswa dalam pengadaan atau budgeting (penganggaran) fasilitas dan sarana prasarana mengajar.
  6. Sekolah punya ruang khusus penyimpanan alat bantu ajar, didaftar dan dibuatkan katalog selayaknya perpustakaan, sehingga sekolah tahu siapa yang menggunakan dan meminjam.

STANDAR PENGELOLAAN

Mengelola sekolah seperti mengelola kepercayaan. Sudah saatnya sekolah melakukan pengelolaan lembaganya dengan prinsip bisnis dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

  1. Sekolah memiliki action plan. Mengapa Action plan penting dalam pengembangan sekolah?
  • Sekolah dapat mendapatkan persepsi masyarakat akan isu dan solusi potensial.
  • Sekolah bisa melibatkan partisipasi yang inklusif dan terpadu di seluruh bagian pengembangan sekolah.
  • Sekolah secara bersama bisa membangun konsensus tentang apa yang bisa dan harus dilakukan.
  • Sekolah bisa memformulasikan cara konkret di mana setiap bagian di sekolah dapat mengambil tindakan

2. Sekolah punya set kebijakan dan prosedur. Saat sekolah membuat kebijakan dan prosedur saat yang sama sekolah berupaya untuk mengedepankan dirinya lewat dokumen tertulis yang berlaku dalam jangka waktu tertentu dan bisa direview ulang. Kebijakan berguna dalam meredam hal hal yang menjadi perdebatan ‘abadi’ di sekolah.

STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Dalam konteks standar ini ada porsi kepala sekolah dibantu oleh kepala tata usaha yang kemudian bahu membahu mensukseskkan pembiayaan untuk satu tahun ajaran.

Kepala sekolah punya tugas (konteks sekolah swasta)

  • Mengawasi pengelolaan keuangan dan perencanaan untuk sekolah
  • Berkontribusi dan memiliki masukan bekerjasama dengan tim Administratif dalam penciptaan dan pengembangan anggaran tahunan
  • Mengembangkan dan mengelola anggaran instruksional Sekolah
  • Lakukan pemantauan pelaksanaan anggaran sekolah dan pada bulan tertentu melakukan pengumpulan detail anggaran untuk tahun berikutnya dari guru, orang tua siswa dan siswa melalui komite yang ditunjuk.

Detail pelaksanaan standar ini ada dalam artikel berikut ini Mengurai-4-sumber-kekusutan-pengelolaan-sekolah

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Sebuah sekolah yang efektif perlu melakukan dan mempromosikan apa yang disebut sebagai penilaian yang autentik. Penilaian autentik hadir bukan untuk mengganti keseluruhan penilaian tradisional. Penilaian tradisional sebenarnya punya banyak sisi untuk dipertahankan secara prinsip. Namun secara praktek setiap guru mesti kembali bertanya kepada hati masing-masing apakah tipe penilaian tradisional masih diperlukan untuk menilai siswa yang sekarang hidup di abad 21.

  1. Sekolah punya sistem untuk melakukan penilaian portofolio Isinya antara lain karya-karya yang terbaik yang dihasilkan dan diharapkan bisa membuat citra yang positif mengenai kemampuan siswa di kelas
  2. pembagian rapor menggunakan teknik terkini yaitu Student Led Conferences 
  3. Sekolah sudah menggunakan sistem dan format raport yang baru dimana raport siswa adalah kombinasi antara report nilai dan narasi. Sekolah harus punya format report dinas namun tetap bisa mempunyai raport yang mencirikan khas sekolah sebagai lembaga yang terus meningkatkan diri.
  4. Sekolah mempunyai sistem dimana raport juga disimpan dalam bentuk soft copy agar bisa digunakan untuk menganalisa hasil prestasi siswa sekaligus sebagai sarana penyimpanan yang aman dan efektif.

Jika sekolah bisa menampilkan hal diatas (semua yang ditebalkan dan digaris bawahi)  sebagai pelengkap dokumen maka tanpa disadari sekolah akan pelan pelan berkembang menjadi sekolah yang efektif. Dikarenakan ukuran kesuksesan sekolah adalah proses pelaksanaan yang terstruktur dan melibatkan semua pihak. Dengan demikian proses akreditasi tidak lagi dimaknai hanya melakukan pengumpulan dokumen lembar demi lembar.

Iklan

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

5 tanggapan untuk “Saatnya sekolah memberi ‘nilai lebih’ saat proses akreditasi di sekolah”

  1. kesamaan alat ukur untuk mencapai kualitas pendidikan yang memadai menjadi persoalan penting bagi madrasah terutama standar pendidik dan tenaga kependidikan serta standar pembiayan. untuk menempatkan madrasah ekuivalen dengan sekolah umum terutama dalam perlakuan anggaran (contoh alokasi dana BOS yang aturannya tidak sama) adalah bukti masih adanya dikotomi pada lembaga pendidikan. sementara arah pengembangan pendidikan di madrasah tidak berbeda yaitu untuk dapat mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai IPTEK, serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan masyarakat. (yang belajar sama-sama anak bangsa)

  2. Aduh Pak Agus, bagus bagus banget info nya saya selalu membaca tulsan dan ide nya bapak luar biasa banyak manfaat yang dapat saya ambil diantaranya tentang akreditasi sekolah dasar kami sudah laksanakan tinggal menunggu tim datang aja ,benar hanya kertas yang banyak di prin gimana tu pak

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: