Membahas ‘pil pahit’ di dunia pendidikan

miris-pendidikan-di-indonesia-hanya-sekelas-ghana-oman

Membicarakan kenyataan dalam dunia pendidikan selalu menarik. Anda bisa mulai dari mana saja, dari masalah infrastruktur sampai mutu guru. Semua hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti tak ada habisnya untuk diperbincangkan. Dari sisi kebijakan (policy) atau pelaksanaan kesemuanya punya kenyataan di lapangan yang layak dijadikan bahan analisa.

Tulisan ini akan membahas realita atau kenyataan dari sisi hal yang sifatnya aplikatif dari sisi saya sebagai pelaksana di dunia pendidikan.
Lanjutkan membaca “Membahas ‘pil pahit’ di dunia pendidikan”

Inovasi adalah obat mujarab bagi sekolah agar bisa terus relevan

DDXcmi1XkAMNoKy

Sekolah swasta atau negeri yang di tahun 80 atau 90 an awal menjadi sekolah favorit, di masa sekarang mengalami dua jenis keadaan, bertahan seadanya atau ditinggalkan sama sekali. Untuk sekolah negeri sepertinya tidak akan terjadi dikarenakan dengan dana pemerintah yang ada, sekolah punya daya tarik menjadi sekolah yang gratis dari segi pembayaran.Bagi sekolah swasta tidak ada jalan lain jika ingin bertahan mesti dengan inovasi. Namun pertanyaannya mengapa sekolah swasta ‘jadul’ bisa menjadi tidak relevan lagi dimasa sekarang. Beberapa faktor bisa saya ungkap disini.

  • Sekolah terlalu berat sebelah mengutamakan aspek kognitif.
  • Disiplin yang diterapkan bukan disiplin yang positif, lebih kepada upaya mengekang siswa agar bisa dibatasi dan dibentuk.
  • Guru masih konvensional, mudah marah jika merasatidak dihormati siswa
  • Sekolah kurang mendahulukan pelatihan dan pengembangan kompetensi guru. Kesejahteraan mungkin diperhatikan namun kompetensi kurang diperhatikan.

Faktor diatas lah yang membuat sekolah jadi kurang relevan hadapi tantangan abad 21. Saat yang sama ada sekolah yang semata andalkan muatan ‘agama’ agar bisa bertahan. Sebuah hal yang tidak salah namun seperti hidangan, serasa belum lengkap jika sekolah tidak mengedepankan hal yang aplikatif dan mempersiapkan keterampilan hidup siswanya.Sebenarnya apa hal yang membuat sebuah sekolah bisa terus relevan. Jawabannya sederhana saja yaitu ‘inovasi’. Bagaimana membuat inovasi bisa menjadi ruh bagi sebuah sekolah sebagai komunitas pembelajar.

  1. Sekolah mesti dipimpin oleh kepala sekolah yang pembelajar
  2. Sekolah punya kegiatan atau aktivitas andalan selain proses belajar mengajar yang konvensional
  3. Sekolah ‘memaksa’ guru-gurunya saling bekerja sama, lewat beragam cara dan siasat.
  4. Sekolah punya visi yang kuat, yang dijabarkan dalam bentuk action plan atau rencana aksi yang terstruktur dan punya jangka waktu
  5. Pembelajaran di sekolah bernuansa karya nyata berorientasi keterampilan hidup, dan bukan sekedar teori
  6. Guru terus ditingkatkan kompetensi nya lewat serangkaian pelatihan, bukan untuk agar mereka ‘pintar’ mengajar, namun agar supaya mereka fleksibel dalam menggunakan beragam metode dan punya mind set ke masa depan.

Berinovasi adalah persoalan budaya sekolah. Sungguh sangat sayang jika sebuah sekolah swasta jalan ditempat hanya karena punya budaya yang kurang kekinian. Relevansi berawal dari inovasi dan sebaik-baiknya inovasi adalah yang berasal dari guru guru yang diberdayakan dengan pelatihan terkini dan ‘dipaksa’ buat berkolaborasi.

 

4 tanda guru sebagai agen perubahan 

teacher-quote
Bukan perkara mudah menemukan guru yang siap jadi agen perubahan. Bahkan guru yang punya gelar berprestasi pun belum tentu sanggup jadi agen perubahan. Dikarenakan sebagai agen perubahan perlu mental, pola pikir dan strategi agar bisa membawa siswa, sesama guru bahkan sekolah ke arah yang lebih baik.

Berikut ini adalah hal yang mesti dimiliki oleh seorang guru yang boleh dikatakan sebagai agen perubahan.

Lanjutkan membaca “4 tanda guru sebagai agen perubahan “

12 prinsip penerapan Full Day School

full-day-school-3

Full day school (selanjutnya disebut FDS)  erat kaitannya dengan berapa lama waktu siswa berada di sekolah. Sebuah sekolah yang membuat guru dan siswa berada di sekolah lebih dari 7 jam bisa dikatakan sebagai full day school. Terlepas dari kontroversi yang terjadi serta konsep FDS yang ingin diterapkan pemerintah, tulisan ini akan membahas prinsip full day school jika sekolah anda ingin menerapkannya

Jam masuk sekolah

jam masuk sekolah

Dari tabel di atas jelaslah bahwa ekstra kurikuler sangat diperlukan dalam membuat pembelajaran siswa menjadi seimbang. Dengan jumlah jam yang cukup dan ditempatkan di akhir hari diharapkan siswa menjadi punya saluran dalam meregangkan kepenatan setelah belajar seharian.

Lanjutkan membaca “12 prinsip penerapan Full Day School”

7 cara menyeleksi guru baru lewat media sosialnya

Penekanan agar guru selalu mengangkat semangat plurasime,kesetaraan, demokrasi dsb dalam proses pembelajaran ternyatadalam keseharian di medsos tidak seperti itu. guru takut membicarakan perbedaan yang berkaitan dengan SARA. Khawatir menyebabkan salah satu pihak ada yang merasa tersinggung apabila membicarakan sesuatu yang berbau SARA.

Bukannya menyalahkan sikap seperti ini, namun sebagai pribadi yang dewasa dengan profesi yang sama dan tahu batas-batas etika diskusi, mestinya justru lebih enak dalam menyampaikan opini secara terbuka, mendiskusikannya bahkan berdebat beradu pendapat dan argumentasi serta opini.

Dari beberapa contoh kontra produktif di atas, yang paling saya herankan dan saya sayangkan serta sangat disesalkan adalah masih banyaknya teman guru yang melakukan copas artikel, istilah, gambar, konten milik orang lain (dengan penuh kebanggaan), bahkan ada juga yang gemar menyebar HOAX dan tanpa tahu bahwa itu adalah HOAX serta apaitu HOAX (Karena baru beberapa bulan pegang android yang akun WA-nya dibuatkan oleh pelayan konter).

#Mohon maaf yang sebesar-besarnya nih teman-teman guru, saya buka sedikit dapur kita

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maarif_setyo_nugroho/guru-medsos-dan-sikap-politik_5915e033c222bd9b538300b8

images (1)

Cuplikan artikel diatas saya sarikan dari diskusi mengenai penggunaan medsos atau media sosial untuk guru. Ingatan saya langsung terbayang saat saya meminta guru di sekolah yang pernah saya pimpin untuk ‘membereskan’ media sosial nya. Itu terjadi sekitar 3 tahun lalu dari sekarang. Jauh dari situasi dimana media sosial dianggap telah terjerumus jadi ajang fitnah. Saya minta guru untuk menampilkan jati dirinya sebagai guru. Cara yang sama juga saya terapkan saat akan menyeleksi guru.

Lanjutkan membaca “7 cara menyeleksi guru baru lewat media sosialnya”

7 resep mengelola grup wa sebagai sarana komunikasi guru dengan orang tua siswa

whatsapp-messenger-download-watsab-for-android-D8AAD8ADD985D98AD984-D988D8A7D8AAD8B3-D8A7D8A8-D985D8A7D8B3D986D8ACD8B1

Media sosial seperti Whatsup telah menjadi sarana yang cukup baik dalam menjalin komunikasi. Di sekolah media seperti whatssup atau biasa disebut sebagai WA biasa dipakai sebagai sarana komunikasi orang tua siswa di kelas. Jika anda adalah wali kelas atau guru kelas maka diskusi mengenai media seperti WA ini akan sangat berguna. anda mungkin bukan tipe orang yang senang berkomunikasi selepas mengajar, namun di masa sekarang anda mesti siap jika orang tua siswa di kelas anda tiba tiba tanpa permisi menggabungkan nomor telp anda ke grup kelas yang mereka bentuk .

Mari jadikan sarana grup WA ini sebagai sarana yang efektif dalam mengelola orang tua siswa di kelas dimana anda menjadi wali kelasnya. Caranya adalah;

Lanjutkan membaca “7 resep mengelola grup wa sebagai sarana komunikasi guru dengan orang tua siswa”

Resep menjadi guru yang dihormati dan disegani siswa

img_0941 (1)

Tema tulisan bagaimana menjadi guru yang dihormati dan disegani siswa selalu menarik untuk dibahas. Tidak heran dikarenakan bagi guru yang mengajar, situasi dimana siswa hormat dan segan padanya akan sangat dinanti dan diinginkan. Pertanyaannya adalah saat ini jaman sudah berubah, siswa lebih kritis dan tidak lagi memandang sosok guru sebagai sosok yang keramat. Lantas bagaimana caranya agar siswa bisa menaruh hormat kepada orang dewasa yang menjadi gurunya. Tulisan ini akan membahas dari sisi guru setiap tingkatan pendidikan.

Jika anda seorang guru TK.

Guru TK punya peluang banyak untuk membuat anak segan, dikarenakan anda adalah orang dewasa pertama diluar rumah yang mereka temui. Tampil lah sebagai orang dewasa yang penyabar dan menyenangkan buat mereka. Ingat anda bukan ibu atau pembantu murid anda, anda adalah guru dari murid anda. Seorang guru selalu melatih kemandirian dan tidak meneruskan kebiasaan jelek yang terjadi di rumah akibat pemanjaan yang berlebihan. Peluang anda akan lebih besar jika anda mau belajar menyanyi dan mendongeng, minimal suara anda bisa sejalan dengan lagu yang anda nyanyikan. Di tingkatan ini guru adalah pembentuk karakter siswa, untuk itu 80 persen pembelajaran mesti dilekatkan pada bagaimana membentuk karakter.

Lanjutkan membaca “Resep menjadi guru yang dihormati dan disegani siswa”

Saatnya sekolah memberi ‘nilai lebih’ saat proses akreditasi di sekolah

DSC_0462_1478664252
Suasana saat akreditasi. (sumber: http://sma2-jkt.tarakanita.or.id/)

Mempersiapkan akreditasi sekolah bukanlah kemudian membuat sekolah dalam suasana ‘perang’ dan membuat sekolah tidak nyaman. Akreditasi adalah sarana sekolah lakukan refleksi diri. Secara singkat refleksi bisa berarti sekolah membuka diri ditelaah oleh pihak ketiga dalam hal ini dinas pendidikan setempat. Saat ditelaah sekolah mesti ada bukti. Sebuah bukti yang baik bukan berisi print kertas yang berlembar lembar namun juga bisa lewat yang namanya website sampai bukti komunikasi internal di sekolah lewat email dll.

Lewat artikel ini saya akan mengulas hal yang bisa menjadi nilai lebih saat sekolah diakreditasi lewat ukuran 8 Standar Nasional Pendidikan. Tentunya ulasan saya melengkapi instrumen dari dinas pendidikan

Lanjutkan membaca “Saatnya sekolah memberi ‘nilai lebih’ saat proses akreditasi di sekolah”

2 dokumen penting untuk membuat sekolah jadi berkualitas

0fca166adad1e724c56f1d3d118dfb7e

Dalam menyelenggarakan sekolah agar menjelma menjadi sekolah yang efektif diperlukan beberapa elemen yang penting. Elemen ini berfungsi agar dalam pelaksanaannya semua pihak yang ada di sebuah sekolah sebagai komunitas pendidikan dapat bekerja sama dan bisa secara penuh berkontribusi demi kemajuan sekolah.

  1. Kebijakan dan prosedur.

Adalah upaya sekolah untuk mengedepankan dirinya lewat dokumen tertulis yang berupa kebijakan. Kebijakan berguna dalam meredam hal hal yang menjadi perdebatan ‘abadi’ di sekolah misalnya

  • seragam
  • perihal pemberian PR
  • penggunan bahasa Inggris (di sekolah yang bilingual)
  • menilai kinerja guru
  • pelaksanaan field trip
  • keterlambatan siswa
  • bullying (perundungan di sekolah)
  • tata cara komunikasi dengan orang tua siswa.

daftar diatas akan lebih banyak lagi sesuai dengan hal yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaannya. Tidak heran hal ini disebabkan kebijakan sekolah sifatnya ‘meredam’ permasalahan agar sekolah punya ‘gigi’ atau kekuatan sebagai sebuah lembaga. Kebijakan ini bersifat mengikat bagi semua komponen di sekolah (siswa, guru, pimpinan dan orang tua siswa). Sebuah kebijakan bisa ditinjau tiap dua tahun sekali. Saat sebuah kebijakan akan dibuat dan disyahkan atau akan ditinjau ulang, semua pihak akan terlibat, dari komite sekolah sampai guru akan dimintakan pendapatnya.

Berikut adalah penjelasan lengkap dari situs  https://www.thoughtco.com/draft-effective-policy-and-procedures-319457

Menulis kebijakan dan prosedur untuk sekolah merupakan bagian dari tugas seorang administrator (kepala sekolah dan manajemen). Kebijakan dan prosedur sekolah pada dasarnya adalah dokumen dimana sekolah   dioperasikan. Adalah penting bahwa kebijakan dan prosedur di sebuah sekolah selalu dimutakhirkan. Setiap dua tahun harus ditinjau dan direvisi seperlunya, dan kebijakan dan prosedur baru harus ditulis sesuai kebutuhan.

Panduan berikut adalah tip dan saran yang perlu dipertimbangkan saat   mengevaluasi kebijakan dan prosedur lama atau menulis yang baru.

MENGAPA EVALUASI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR SEKOLAH PENTING?

Setiap sekolah memiliki buku pegangan siswa, buku pegangan guru dan staf , dan buku pegangan staf bersertifikat yang dilengkapi dengan kebijakan dan prosedur. Ini adalah bagian penting setiap sekolah karena mereka mengatur kejadian sehari-hari yang terjadi di sekolah.

BAGAIMANA  MENULIS KEBIJAKAN YANG AKAN MENJADI SOLUSI BAGI PERMASALAHAN DI SEKOLAH?

Kebijakan dan prosedur biasanya ditulis dengan target  tertentu, Ini termasuk siswa, guru, administrator, staf pendukung, dan bahkan orang tua.

Kebijakan dan prosedur harus ditulis agar audiens target mengerti apa yang diminta atau diarahkan pada mereka. Misalnya, sebuah kebijakan yang ditulis untuk buku pegangan siswa sekolah menengah harus ditulis di tingkat sekolah menengah dan dengan terminologi yang rata-rata akan dimengerti oleh siswa sekolah menengah.

BAGAIMANA MEMBUAT SEBUAH KEBIJAKAN MENJADI JELAS

Kebijakan Sekolah bersifat informatif dan langsung artinya informasinya tidak ambigu, dan selalu langsung ke pokok permasalahan, jelas dan ringkas. Kebijakan yang ditulis dengan baik tidak akan menimbulkan kebingungan. Kebijakan yang bagus juga selalu update. Misalnya, kebijakan yang berhubungan dengan teknologi (IT) mungkin perlu diperbarui seiring dengan pesatnya evolusi industri teknologi itu sendiri. Kebijakan yang jelas mudah dimengerti. Pembaca kebijakan seharusnya tidak hanya memahami makna kebijakan tapi juga memahami nada dan alasan yang mendasari kebijakan itu ditulis.

KAPAN  MENAMBAH KEBIJAKAN BARU ATAU MEREVISI SEBUAH KEBIJAKAN?

Kebijakan harus ditulis dan / atau direvisi sesuai kebutuhan. Buku pegangan siswa dan semacamnya harus ditinjau setiap tahun. Pimpinan sekolah harus didorong untuk menyimpan dokumentasi semua kebijakan dan prosedur yang mereka rasa perlu ditambahkan atau direvisi saat tahun ajaran berjalan. Ada saatnya sekolah perlu  menerapkan kebijakan baru atau revisi yang berlaku segera dalam tahun ajaran, namun sebagian besar waktu, kebijakan baru atau revisi harus mulai berlaku pada tahun ajaran berikutnya atau dua tahun sekali.

Lanjutkan membaca “2 dokumen penting untuk membuat sekolah jadi berkualitas”

Makna ‘Nilai’ akademis bagi orang tua siswa

​Saya tanya, sikap apa yang akan kalian ambil…..Jika kamu tau ada diantara teman2mu membicarakan dengan nyinyir dan membandingkan (dibelakangmu) anakmu yang notabene memiliki nilai akademik dibawah rata2 ….Sementara kamu menerima & sangat memahami karakter anak2mu sendiri dan jujur tidak malu menyembunyikan, mengakui segala kelebihan & kekurangan mereka sebab setiap anak memiliki talenta yg berbeda sekalipun saudara sekandung, dan karena pemahaman tersebut kamu juga tidak ingin membicarakan kekurangan anak2 orang lain….. #cumananya

Di Facebook ada banyak status yang menarik, yang saya copas disini adalah jeritan hati ibu yang tidak terima atas perlakuan orang tua anak lainnya. Buat saya hal diatas terjadi karena ada beban yang ada di pundak orang tua siswa disebabkan masalah nilai akademis anaknya. Setiap pengambilan rapor guru akan menghindari berdebat dengan orang tua siswa yang kritis perihal nilai. 

Di banyak sekolah ukuran kasta’ seorang siswa diukur dari nilai akademis. Sebuah hal yang sangat membuat miris. Gejala itu diperparah dengan sikap guru yang mau terima beres saja. Inginnya kalau bisa semua siswa dikelasnya lancar dan cepat menguasai pembelajaran yang diberikan. Coba lihat siswa TK saat mereka tiba di sekolah, mereka begitu rileks dikarenakan di usia emas itu yang mereka pikirkan hanyalah berkarya dan bersenang senang di sekolah tanpa khawatir berapa nilai yang akan ia dapatkan.

Apa yang bisa sekolah lakukan agar orang tua siswa bisa seimbang dalam memandang nilai atau pencapaian putra putrinya. 

1. Sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dengan cara lakukan hal sebagai berikut:

• Buat pertemuan awal tahun ajaran yang dilakukan per kelas.

• Buat buletin sekolah

• Adakan acara seminar orang tua sekali per tiga bulan. Undang orang yang berkenan berbagi dan bukan seleb atau motivator yang dibayar mahal.

2. Guru diberikan pelatihan dan pembekalan cara untuk:

• Berkomunikasi efektif dengan orang tua siswa.

• Penilaian autentik ala kurikulum 2013

• Melakukan penilaian dengan banyak variasi.

3. Kepala sekolah 

• Membuat kebijakan penilaian yang autentik yang mesti dipatuhi oleh guru dan diketahui oleh orang tua siswa

• Membuat format raport yang bentuknya campuran antara nilai angka dan narasi.

• Berbicara dalam setiap rapat yang dihadiri oleh orang tua bahwa nilai adalah gabungan antara usaha siswa dan sejauh mana guru berusaha membuat siswanya paham

• Membuat sistem pengambilan rapor yang efektif, sehingga semua orang tua mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai anaknya.

• Mengharuskan guru fokus pada penggunaan teknik penilaian formatif.

Diharapkan dengan langkah diatas akan tercipta komunitas di sekolah yang menghargai usaha dan tidak semata berorientasi nilai. Saat yang sama menganggap nilai yang baik adalah konsekuensi kerja keras dan antusiasme siswa dalam mempelajari sebuah pengetahuan. 

%d blogger menyukai ini: