Apa yang membuat sekolah anda spesial di mata masyarakat?

Sering-seringlah punya pertanyaan seperti ini di dalam hati. Sebagai pemimpin seorang kepala sekolah mesti punya cara untuk memotivasi dirinya sendiri dan anggota teamnya. Salah satunya dengan memberikan pertanyaan yang menantang seperi diatas.

Jangan kaget jika jawabannya beragam, apalagi jika ditanyakan pada staf yang skeptis dan tidak punya ‘passion’ dalam mendidik. Jika menjawab pun maka persoalan fasilitaslah yang paling dikedepankan. Hal yang sama akan muncul jika pertanyaan ini ditanyakan pada orang tua siswa, mungkin kebingungan lah yang akan muncul. Hal ini wajar dikarenakan tipe orang tua siswa yang bermacam-macam, dan yang paling penting untuk mereka adalah kemudahan pencapaian secara lokasi, baru masalah lainnya.

Ada beberapa derajat atau tingkatan dalam menentukan seberapa spesial sebuah sekolah dimata masyarakat. Saya akan memulai dari yang paling rendah dari yang paling tinggi.

  • Sebuah sekolah menjadi spesial karena gratis dan jaraknya dekat dengan pemukiman. Sekolah tipe seperti ini menjadi spesial dikarenakan masyarakat tidak punya pilihan lain. Mau ke sekolah lain jauh dan pastinya memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit dalam soal waktu dan biaya. Pihak sekolah mesti bekerja keras karena input siswa yang masuk biasanya beragam. Sekolah tipe seperti ini biasanya dimiliki oleh pemerintah yang memang mempunyai tugas menyediakan pendidikan bagi masyarakat. Pihak orang tua siswa sering tidak punya hak untuk mengawasi jalannya sekolah dikarenakan pihak sekolah merasa karena sekolahnya sudah gratis maka pihak orang tua siswa mesti menerima saja ‘sajian mutu’ yang sekolah berikan kepadanya

Lanjutkan membaca “Apa yang membuat sekolah anda spesial di mata masyarakat?”

6 sosok guru pemimpin

Sebuah sekolah jika dikelola dengan baik akan melahirkan guru pemimpin. Sebenarnya mesti ada berapa pemimpin di sebuah sekolah? Jawabannya sebenarnya jelas, makin banyak makin baik. Kalau dahulu pemimpin diibaratkan konduktor di sebuah orkestra maka sekarang ini seorang pemimpin di sekolah mesti menjadi seorang pemain jazz. Perhatikan seorang pemain jazz, ada waktunya ia akan mempersilahkan pemain lainnya untuk tampil mendominasi untuk kemudian sama sama lagi berharmoni membuat keselarasan dalam komposisi musik.

Sekolah yang membiarkan anggotanya memimpin di saat saat tertentu akan menjadi sekolah yang baik sehat dan membuat anggotanya muncul potensinya. Lalu apa fungsi seorang kepala sekolah, mengibaratkan permainan sepak bola fungsinya lebih pada menjadi penjaga gawang, kapten, wasit, pelatih dan penonton fanatik yang setia. Kesemuanya menyesuaikan keadaan dan situasi dilapangan. Pemimpin yang punya gaya kepimpinan yang menyesuaikan dengan keadaan.

Lalu apa saja ciri yang mesti ada pada seorang guru pemimpin.
1. Selalu mengosongkan gelasnya saat bertemu orang lain atau selalu bersedia belajar kembali. Saat yang sama ia menyediakan dirinya untuk ditugaskan sebagai seorang fasilitator yang mengarahkan pembelajaran rekan-rekannya sesama guru. Dalam suasana pelatihan dan dalam suasana rapat santai yang membahas mengenai sebuah hal yang bersifat profesional pendidik sebagai guru
2. Sosok yang menyenangkan diajak kerja sama, tidak mau menang sendiri dan senang berada dibalik kesuksesan rekan sesama guru. Kerja samanya luas dari sesama guru satu bidang studi sampai sesama guru satu sekolah yang mengajar bidang lain bahkan dengan guru dari sekolah lain yang ia kenal di media sosial.
3. Selalu ingat dimanapun ia berada orang akan menyorotnya sebagai guru. Dengan demikian ia waspada dan berpikir sebelum bertindak
4. Menjadi orang yang berkenan jika dimintakan pendapat, pengetahuan atau bahkan contoh-contoh dokumen dan alamat situs yang berhubungan. Guru seperti ini menjadi tempat bagi rekan lainnya bertanya dan meminta pertimbangan. Ia seorang yang senang berbagi strategi pembelajaran bahkan berbagi. Menguasai kurikulum dengan segala perkembangannya, tidak heran pertimbangannya selalu dari sisi yang beragam.
5. Selalu berorientasi pada praktek-praktek yang terjadi di kelas. Setinggi apapun teori yang ia dapatkan, ia akan berpikir cara terbaik untuk menerapkannya di kelas. Ia adalah seorang pembelajar yang haus pengetahuan sekaligus gemar mencoba hal baru dan menempatkan pertemuan dengan sesama guru sebagai sarana tukar pendapat akan hal atau startegi yang baru.

6. Ada guru baru? Ia tidak segan menjadi kawan belajar dan berperan sebagai mentor. Sekolah yang didalamnya guru baru mempunyai mentor akan menjelma menjadi sekolah yang bernuansa komunitas, setara dalam satu tujuan yaitu mendidik. Tentunya peran sebagai mentor mesti datang dari kepala sekolah .

Workshop Bagaimana menciptakan pembelajaran yang kondusif (hari ke 3)

dsc06257
Peserta melakukan permainan ‘opposite’ sebagai energizer
dsc06291
diskusi mendalam bersama peserta lain 

Di Hari ketiga ini (8 Mei 2015) peserta  pelatihan guru di Air Upas  Ketapang Kalimantan Barat mengidentifikasi KD serta merancang tujuan dan indikator pembelajaran, memilih materi ajar yang sesuai, merancang RPP. Dikarenakan para peserta adalah guru SD, saya meminta peserta membagi pendekatan saintific lewat tema atau kegiatan pembelajaran di kelasnya.

Dilanjutkan dengan fasilitator membahas teori taksonomi bloom sebagai jembatan untuk menuju aktivitas belajar yang beragam dan berlandaskan pendekatan saintifik. Biasanya Bloom Taxonomi digambarkan dalam bentuk piramida. Logika berpikir di balik piramida tersebut adalah: Lanjutkan membaca “Workshop Bagaimana menciptakan pembelajaran yang kondusif (hari ke 3)”

Workshop mengenai kreativitas bersama guru di Ketapang Kalbar (Hari ke 2)

day2525202252520and2525203

Hari kedua di tanggal 7 Mei 2015 guru berdiskusi mengenai bagaimana cara yang terbaik memasukkan pendekatan saintifik agar membuat guru kreatif dan siswa senang belajar dan selalu tertantang. Berdasarkan diskusi bersama dengan semua guru yang hadir didapatkan ciri seorang guru yang kreatif adalah

  • Suka berimajinasi,
  • Senang mencoba hal yang baru,
  • Ingin lebih baik dari yang lain,
  • Kerjasama,
  • Tidak putus asa,
  • Semangat
  • Senang bisa kerjasama dengan orang lain

Saya kemudian menjelaskan makna kreativitas antara lain :

  • kreativitas adalah ketrampilan yang dapat dipelajari
  • mesti punya originalitas dan nilai (azas manfaat)
  • melibatkan ketrampilan berfikir 
  • Stimulation play (terarah) dan discovery (penemuan)

Lanjutkan membaca “Workshop mengenai kreativitas bersama guru di Ketapang Kalbar (Hari ke 2)”

Workshop guru profesional di Ketapang Kalbar (Hari ke satu)

Guru tidak bisa dibiarkan sendiri, sekolah perlu adakan terus pendampingan kepada guru dalam menyelesaikan permasalahan dengan orang tua siswa

sesi25252011

Pada tanggal 6 – 8 Mei 2015 bertempat di SDN 2 Air Upas Sukaria Ketapang Kalimantan Barat, saya datang untuk bertemu guru-guru dalam pelatihan mengenai bagaimana menjadi guru yang profesional. Selama tiga hari saya bersama para guru yang bersemangat membahas hal-hal yang akan membuat guru menjadi sosok yang siap menghantarkan siswanya ke masa depan. Berikut ini adalah liputan hari pertama di tanggal 6 Mei 2015

Workshop hari pertama ini membahas apa saja ciri guru yang profesional saat menyelesaikan permasalahan dengan orang tua siswa

  1. koordinasi dengan kepala sekolah (jadi lah guru yang proaktif)
  2. belajar dari guru yang punya reputasi positif di mata orang tua siswa
  3. jaga emosi perkataan dan tangan ketika menyelesaiakan permasalahan dengan murid.

Sebagai bagian dari diskusi bagaimana menyelesaikan keluhan dengan orang tua siswa saya tayangkan video ” Guru dipukul Murid ”

Setelah melihat video diatas saya meminta peserta berdiskusi dengan teknik Clock Buddy (peserta diminta mencari 4 orang partner yang berbeda pada jam 12, 9, 3 dan 6).
Fasilitator meminta peserta membahas ,

  • tujuan dari si guru dan orang tua,
  • mengenai bagaimana sebenarnya komunikasi yang sehat di sekolah
  • mengenai bagaimana sebenarnya cara mengelola konflik.
  • apa yang bisa sekolah lakukan untuk melindungi guru

Lanjutkan membaca “Workshop guru profesional di Ketapang Kalbar (Hari ke satu)”

Workshop hari ke 3 Program Membaca (

Di hari ketiga pelatihan program membaca saya memandu peserta melakukan simulasi RPP , dan saya meminta kelompok yang tidak tampil memainkan peran sebagai siswa dan ditugaskan untuk memberikan umpan balik kepada kelompok yang tampil di akhir kegiatan simulasi.

Dari 2 simulasi RPP yang dilakukan oleh peserta dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berhasil mengintegrasikan aktivitas membaca ke dalam PBM menggunakan bahan bacaan tambahan hasil karya mereka. Namun dalam pembuatan bahan bacaan tambahan, alur cerita perlu dilihat kembali urutan dan isinya. Penggunaan story- board dalam merancang alur cerita akan sangat membantu peserta dalam menyusun bahan bacaan tambahan. Dari segi tampilan buku sudah sangat baik dengan komposisi gambar dan tulisan yang sesuai dilengkapi dengan ilustrasi pada sampul buku dan pemilihan judul yang menarik.

Peserta diminta untuk membuat rencana aktivitas membaca di kelas yang akan dilaksanakan secara rutin di kelas masing-masing. Peserta dipandu oleh saya sebagai fasilitator melakukan pembuatan indikator ketercapaian. (Instrumen Monitoring dan Evaluasi ) Peserta menyampaikan bahwa untuk melibatkan orang tua siswa dalam program membaca kelas dibutuhkan dukungan dari tim manajemen sekolah terutama dalam membangkitkan motivasi orang tua bahwa membaca itu sangatlah penting.

 

%d blogger menyukai ini: