4 langkah mudah jika seorang guru ingin jadi pembicara

Pernah mendengar istilah jagoan atau macan di kandang sendiri? Istilah diatas merujuk pada individu yang hanya sibuk berkarya dan jadi orang yang tenar, ngetop atau ahli di lingkungannya (di yayasan atau sekolahnya sendiri). Apakah hal itu salah? Tidak juga, semua orang punya pilihannya sendiri. Namun lain cerita jika kita sudah bicara mengenai kontribusi atau sumbangan apa yang sudah kita berikan pada masyarakat.

Sebagai contoh, ada seorang guru yang bekerja lebih dari 10 tahun di sekolah yang bagus dan mahal. Berbagai pelatihan dalam dan luar negeri telah diikutinya. Ilmunya mumpuni banyak dan canggih. Teori pendidikannya terkini dan tahu perkembangan terbaru. Cara mengajarnya mantap dan bisa dicontoh. Di sekolahnya tempat ia mengajar namanya kokoh berkibar. Kalau orang sebut namanya di sekolahnya sendiri, orang akan jeri, takut dan segan. Karena ia orang lama, senior dan tegas dan keras kepada sesama guru di lingkungan sekolahnya sendiri. Bahkan kepala sekolah pun segan, maklum kepala sekolah kalah senior. Tahun ke tahun pekerjaannya menjadi rutin bahkan bisa dilaksanakan tanpa pikiran dan usaha yang keras.

Jika anda masuk atau hampir mirip dengan kriteria ilustrasi diatas. mari kembali ke soal kontribusi setiap individu kepada masyarakat dan negaranya. Bayangkan jika rekan guru yang menjadi ilustrasi diatas bersedia berbagi pengetahuan, keterampilan dan inspirasi dengan sesama guru. Sebuah hal yang sebenarnya semua orang bisa lakukan karena mudah dan ‘rewarding’.

Untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada sesama pendidik sebenarnya tidak perlu pengalaman masa kerja berpuluh tahun. Coba lihat di sekeliling kita ada banyak guru muda (yunior) yang baru masuk dunia profesi sebagai guru dan kebingungan mesti bagaimana, ada banyak orang tua siswa yang tidak tahu mesti kemana saat ada persoalan di sekolah anaknya. Atau guru yang sudah melalui tahun demi tahun dalam profesinya dan dilanda kebosanan atau kebuntuan dalam menjalani profesinya dan ingin mengganti profesi (burn out). Mereka semua perlu teman dalam berbagi dan bersikap agar masalahnya mendapat jawaban dan semakin yakin bahwa pilihannya sebagai guru adalah sebuah kebenaran.

Lantas apa hubungannya judul diatas dengan pendahuluan artikel ini. Terus terang karier saya sebagai pembicara di bidang pendidikan dimulai dengan semangat berbagi dengan orang terdekat yang ada di sekolah saya. Memang saat itu terbersit keinginan untuk jadi pembicara namun saya sadar betul bahwa jalannya pasti berliku dan perlu energi yang konstan dan fokus kepada tujuan dengan memulainya dari hal yang saya mampu.

Jika seseorang sudah senang berbagi pengetahuan dengan sesama maka jalan baginya untuk menjadi pembicara akan terbuka lebar. Berikut ini adalah tahap yang bisa anda lakukan dalam persiapan berkarier sebagai pembicara.

1. Upayakan untuk senang menulis dan membaca.
Menulis berarti melatih pikiran karena didalam prosesnya ada analisa dan ada upaya untuk menelaah masalah. Upaya yang umum dilakukan adalah dengan membaca. Saat menulis tulislah solusi atau jalan keluar dari situasi yang anda pernah merasakan kesulitan. Dijamin akan ada ratusan atau ribuan orang seprofesi yang pernah rasakan hal yang sama dan akan membaca artikel anda.
2. Jika artikel sudah ada, di jaman media sosial ada banyak sarana untuk menyuarakan artikel anda. Ada twitter, facebook dan blog yang bisa membuat solusi yang anda tulis bergema. Di internet yang orang cari adalah jalan keluar atau solusi dari hal yang mereka temui dan rasakan sebagai kesulitan atau ketidak tahuan. Masing-masing media sosial punya gaya dan penggemarnya sendiri. Saran saya hindari jadikan media sosial tempat curhat atau kemarahan terhadap sebuah isu. Bersikaplah dewasa dan penuh perhitungan saat berada di media sosial. Berusahalah fokus hanya pada isu isu pendidikan. Media sosial akan menawarkan interaksi dengan pembaca. Sebuah sarana yang baik untuk dijadikan ajang latihan menjawab pertanyaan dan menerangkan mengenai solusi yang anda tawarkan.
3. Jadikanlah media sosial sebagai etalase promosi anda. Biarkanlah pembaca menganalisa bidang apa dalam pendidikan yang bisa mereka percayakan pada anda sebagai pembicara. Lakukan dengan konsisten dan spartan dengan demikian anda punya sarana promosi yang efektif. Di media sosial anda juga bisa menaruh cerita dan liputan saat anda menjadi pembicara.
4. Jadilah mentor bagi orang disekitar anda yang memerlukan. Di sekolah tiap tahun pasti ada saja guru baru. Tanpa diminta dampingi mereka semampunya, dengan demikian anda akan punya kemampuan ‘coaching’, sebuah kemampuan yang penting sebagai pembicara. Cara ini juga berguna dalam melatih redaksi kata saat ingin menerangkan mengenai sebuah hal.
5. Siapkan diri anda selalu. Kesempatan tidak datang dua kali. Untuk itu persiapkan diri saat ada yang meminta. Kesempatan pertama bisa datang kapan saja. Dengan menulis dan membaca, perbendaharaan kata yang anda miliki makin banyak dan kuat. Ditambah lagi dengan cerita pengalaman (insight) maka hal apa yang bisa kalahkan jika seseorang sudah bicara teori yang sudah ditambah dengan pengalaman. Mereka yang mendengarkan pasti akan terinspirasi.

Akhirnya setiap orang mesti melalui 10.000 jam untuk bisa menjadi mahir dan ahli di bidangnya. Menjadi pembicara berarti bersedia untuk terus lakukan siklus PLAN – DO –
REFLECT yang akan membuat anda sukses sebagai guru dan sebagai pembicara di bidang pendidikan.
Menjadi pembicara sekaligus guru akan membuat hidup anda lengkap dan makin mencintai profesi sebagai guru dikarenakan anda hidup dari mencari jalan keluar dari satu masalah ke masalah lainnya yang terdokumentasikan lewat tulisan dan disampaikan di forum dimana anda diundang sebagai pembicara.

IMG_2955

Iklan

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

2 tanggapan untuk “4 langkah mudah jika seorang guru ingin jadi pembicara”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: