Label sekolah bilingual jadi sarana marketing bagi pengelola sekolah swasta untuk mencari murid dan meyakinkan orang tua murid. Dari sisi idealisme sekolah bilingual juga bisa jadi salah satu jawaban atas tantangan pendidikan Indonesia sekarang dan dimasa depan. Banyak pihak yang khawatir dan meragukan keefektifan dari program ini di sekolah apalagi yang banyak terjadi adalah bahasa Indonesia malah jadi bahasa yang asing di sekolah yang menerapkan program ini. Alih-alih ingin masuk ke kancah dunia internasional dengan menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional hasil didikan sekolah bilingual malah tidak punya dasar bahasa ibu atau lupa akar dan budayanya sendiri. Bagaimana supaya hal ini tidak terjadi berikut ini adalah ulasannya.
Mengapa sekolah bilingual penting?
- Sarana mengenalkan siswa pada prinsip internasionalisme, dengan menguasai bahasa kedua yaitu bahasa Inggris, siswa jadi punya bekal lebih dan persiapan yang cukup memasuki ajang pergaulan antar bangsa
- Siswa bisa berkomunikasi bahasa inggris bukan hanya mengerjakan soal bahasa inggris
Bagaimana sekolah mendampingi guru agar terwujud sekolah yang bilingual
- Sekolah membentuk ‘komite bahasa Indonesia’ yang anggotanya adalah para guru yang menentukan arah pembelajaran bahasa Indonesia. Sekolah bilingual bukan sekolah yang lupa asal usul dan budaya justru penguatan bahasa Indonesia jauh lebih penting untuk dikerjakan lebih dahulu.
- Sekolah mesti yakin bahwa ditangan guru lah program bilingual akan berjalan dengan baik. Caranya saat yang sama minta guru juga untuk berlatih berbahasa Indonesia dan berbahasa inggris baik dan benar.
- Jika guru bukan dari fakultas bahasa Inggris atau yang belum menguasai bahasa Inggris dengan baik, sekolah bisa memberikan les tambahan bagi guru secara rutin. Caranya
- Sekolah mesti mencari guru ‘native speaker’ yang benar-benar mampu mengajar dan bisa menginspirasi guru lainnya agar percaya diri saat berbahasa Inggris. Native speaker juga berfungsi sebagai quality control dari penggunaan bahasa Inggris di sekolah, meneliti surat-surat yang berbahasa Inggris yang akan diberikan pada orang tua siswa misalnya, menjadi tanggung jawab dari native speaker yang ada di sekolah. Walaupun satu orang, guru native ‘harus’ ada, karena dari dia anak dengar bahasa Inggris dari penutur asli.
- Sekolah merubah struktur gaji dengan menambahkan penggunaan bahasa Inggris sebagai salah satu komponen penggajian. Caranya sekolah mesti membuat tes rutin dua tahun sekali dari situ guru yang bagus hasil tesnya dihargai dengan pemberian insentif.
- Sekolah menentukan pelajaran mana saja yang menggunakan bahasa Inggris biasanya adalah (Sains, social sains, matematika serta tentu saja bahasa Inggris)
- Raport siswa pun dibuat dalam dua bahasa, dan jadwalnya kapan dan pelajaran apa yang diberikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
Bagaimana sekolah mendampingi orang tua siswa demi terwujudnya sekolah bilingual yang efektif
- Dalam prosesnya sekolah mesti siap hadapi orang tua siswa yang kritis dalam penggunaan bahasa Inggris di sekolah. Banyak kasus orang tua menemukan bahasa inggris yang salah grammar di sekolah yang bilingual. Sekolah mesti terus melakukan komunikasi yang efektif dengan orang tua agar tidak terlintas penyesalan mereka sudah membayar mahal.
- Melakukan survey bahasa kepada orang tua siswa di rumah mengenai penggunaan bahasa apa yang dipakai di rumah. Ada sekolah bilingual yang terlambat melakukan hal ini sehingga saat mempersiapkan Ujian Nasional bahasa Indonesia di kelas 6, mereka mengajarkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena sekolah terlambat sadar dan mengetahui bahwa ternyata murid-murid yang bersekolah disitu terbiasa berbahasa Inggris sedari kecil di rumah sehingga minim penguasaan bahasa Indonesianya.
Apa yang terjadi jika sekolah kurang terencana dalam menerapkan program bilingual di sekolahnya?
- Bahasa Indonesia jadi bahasa kedua di sekolah. Hal ini tentu saja akan membuat sedih dan marah semua individu yang cinta tanah air dan bangsa, karena bahasa persatuan yang dicanangkan dengan susah payah oleh para pendiri Negara kita malah jadi bahasa kedua yang tentu saja dianggap kurang penting hanya karena rencana yang tidak terprogram oleh sekolah.
- soal tes yg diberikan ke murid dalam bahasa inggris akan terjadi terjemahan yang kikuk dan kurang sesuai, karena copy paste langsung dari google translate
- Sekolah akan kerepotan saat bahasa Indonesia dijadikan ujian nasional karena tidak pernah ada program yang baik dan terukur dalam mengajarkan bahasa Indonesia
- murid akan bicara atau menulis dalam bahasa ‘gado-gado’ dalam 2 bahasa. Serba tidak matang penguasaan bahasanya
masukan yang berharga pak, saya sedang merintis sekolah bilingual juga 🙂
Thank Kang Dzul, semoga sukses dan lancar prosesnya, saya tunggu tulisannya di blog
Saya pernah menjadi bagian dari sekolah yang “katanya” adalah sekolah bilingual, tapi cuma lucunya, dwi bahasa hanya diterapkan ke pelajaran Math & Science. Itu pun baru sampai kelas 2 SD. Guru yang bukan lulusan S1 Bahasa Inggris tapi punya kemampuan untuk mengajar Bahasa Inggris, bahkan sudah membuat “buku saku” untuk Daily Languages dihargai mungkin sebesar uang jajan siswa seminggu. Karena yang diinginkan oleh yayasan tersebut adalah “keikhlasan” Bertahan sebentar label bilingual di sekolah tersebut, akhirnya kembali ke asal, karena banyak pertimbangan, terutama mayoritas SDM yang belum siap. What a truly rewarding experience… 🙂
Komentar yang menarik bu Dewi, saya akan coba analisa ya
1. penerapan di math dan science sudah betul hanya saja sebaiknya juga diiringi oleh pemantapan dalam bidang bahasa Inggrisnya. Artinya sekolah juga membuat program khusus untuk pembelajaran bahasa Inggris agar menarik selain tentu saja pembelajaran Bahasa Indonesia yang dibuat mendalam dan benar membuat siswa menjadi cinta akan bahasa dan kebudayaanya.
2. ide buku saku cukup menarik dan bisa dicontoh
Mudah-mudahan sekolah tsb bisa mencari bentuk lain yang kira-kira cocok sebagai sarana untuk memenuhi harapan orang tua siswa dan tantangan ke depan sebagai sekolah abad 21
Bagaimana cara dapatkan native speaker nya ?
trimakasih
Biasanya lewat lembaga kursus Bahasa Inggris bu Niken
Anak saya bersekolah di sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris,semua mata pelajaran menggunakan bahasa inggris,kecuali bahasa indonesia dan arabic (pakai bhs arab). Semester pertama,Anak saya mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris dgn bahasa gaul dan grammar yang masih acak2an…tapi saya melihat itu adalah kemajuan yang luar biasa karena di rumah kami menggunakan bahasa indonesia.Yang menjadi perhatian,kemampuan mereka untuk memahami pelajaran dalam bhs inggris contohnya matematika,jadi agak berkurang,artinya kita belum bisa berharap banyak dr kemampuan mereka menyerap pelajaran.pertanyaan saya,mana yang kita prioritaskan pak,kemampuan bahasa mereka atau prestasi mereka dalam pelajaran?
Pertanyaan yg super bu Dewi. Jika sekolah sdh punya program bilingual biasanya sdh ditetapkan mata pelajaran apa saja yg diajarkan dlm dua bahasa. Guru yg mengajarnya pun biasanya native speaker atau orang Indonesia yg lulusan bahasa Inggris.
Soal mana yg penting keduanya penting, sepanjang bahasa kedua diajarkan dgnnprogram yg benar dan terstruktur.
Sekedar share info.
Jika kebetulan sekolah / kantor anda membutuhkan guru native speaker dari US/UK/Aussie/NZ untuk mengajar di sekolah/ kantor anda di Jakarta dan Bekasi, anda bisa menghubungi kami Bahasa Corner (PT Mustika TS) di email bahasacorner@yahoo.com atau web http://www.bahasa-corner.com dan bisa chat via sms/telpon/Whatsapp di 081316924518.
Terima kasih sebelumnya.