Di sekolah swasta masalah keluar masuk guru bisa menjadi masalah besar bagi orang tua siswa. Apalagi jika sekolah tidak mempunyai sistem yang benar dalam mengelola sekolahnya. Maka sekolah akan bergantung pada sosok-sosok guru yang menurut orang tua adalah guru yang bagus. Padahal……
- guru yang bagus menurut orang tua belum tentu bagus menurut sekolah
- guru yang bagus menurut orang tua biasanya sangat kritis terhadap sekolah, tanpa tedeng aling-aling ia akan menyerang kebijakan sekolah saat berbicara dengan orang tua
- seorang guru yang bagus menurut orang tua biasanya besar kepala, merasa sekolah bergantung padanya dan senang mengancam bahwa jika ia pindah maka sekolah akan hancur atau murid-muridnya akan ikut pindah bersamanya.
Orang tua siswa tidak bisa disalahkan dalam hal ini, wajar mereka berharap sekali pada guru anaknya dan mudah sekali menilai bahwa seorang guru ‘bagus’ hanya karena gurunya sayang dan perhatian pada anaknya padahal dalam sikap dan profesionalisme sebagai guru belum tentu memenuhi syarat.
Selayaknya lah sekolah menggantungkan diri pada apa yang namanya sistem dalam mengelola guru. Sistem tersebut antara lain
- guru dinilai kinerjanya satu semester sekali
- kepala sekolah tampil sebagai sosk yang menjalankan sistem sekaligus sebagai role model dalam menjalankan sistem tsb
- Sekolah menulis dan punya kurikulum sendiri, secara bahu membahu semua guru menulis kurikulumnya dan ditinjau selama 3 tahun sekali
- kenaikan gaji guru pertahun berdasarkan kinerja
- sekolah punya kebijakan (policy) yang mengatur hal-hal yang penting untuk diketahui guru dan orang tua
Dengan demikian tidak akan ada lagi yang namanya guru yang merasa dirinya favorit dicintai orang tua sampai bisa berlaku sinis terhadap sekolahnya sendiri. Dikarenakan
- Sekolah punya kurikulum yang siapapun bisa menjalankan
- sekolah punya aturan tingkah laku, semua guru cara mengajarnya sama, sama bagusnya
Saatnya sekolah mengandalkan sistem dan tidak mengandalkan sosok guru, karena guru manusia biasa ia akan sedikit jual mahal jika ia merasa ada yang perlu padanya.
Kalau yang saya lihat, banyak guru yang prof dan empatik, tapi kepala sekolah/dinas pendidikan tidak menilai kinerjanya baik. Akhirnya saya kaget ketika dilapoti anak bahwa gurunya pernah teriak di depan kelas, ” Saya mau ngajar kalian apa tidak, kalian jadi pinter apa tidak, tidak pengaruh ke gaji saya tahu enggak?”
Ini kasus di salah satu sekolah negeri Pak.
Makasih sdh mampir pak Didi, masalah terbesar guru yg mengajar baik di sekolah negeri maupun swasta adalah sistem penilaian kinerja guru. Saatnya sekolah kembangka sendiri instrumennya. Agar ada bedanya antara guru yg profesional dan yg tdk