Pola pikir siswa yang kreatif

Menurut anda yang mana pola pikir siswa yang kreatif

Pola pikir 1

  • Saya memastikan diri kalau saya ini akan selalu berhasil
  • Saya sadar bahwa kemampuan saya sudah pasti dan terukur
  • Sukses = membuktikan bahwa saya pintar dan berbakat
  • Gagal berarti saya kurang berbakat atau kurang pintar
  • Gagal berarti yaa saya sudah gagal
  • Saya cuma tertarik pada hasil
  • Saya menghindari tantangan
  • Saya senang jika merasa di zona aman (merasa pintar atau berbakat)
  • Saya hanya senang punya nilai yang tinggi
  • Kalau saya gagal saya akan cari alasan atau salahkan orang lain
  • Saya merasa diri ini keren ketika
  • …tidak berbuat kesalahan
  • …ketika saya menang atau saya sempurna
  • …ketika saya bisa dan orang lain tidak bisa

Pola pikir 2

  • Saya memastikan diri kalau saya ini mau mencoba dan belajar sesuatu yang baru
  • Saya sadar bahwa kemampuan saya pasti bisa bertambah sesuai usaha
  • Sukses = siap untuk belajar hal baru lagi
  • Gagal berarti saya kurang melatih hal yang sudah menjadi kelebihan saya
  • Gagal berarti keberhasilan yang tertunda, Sakit sih ..namun it’s ok
  • Saya tertarik pada proses baru pada hasil
  • Saya mencari tantangan
  • Saya senang jika ada kesempatan untuk tumbuh dan mencoba hal baru
  • Kalau saya belajar dari kegagalan
  • Saya merasa diri ini keren ketika…
  • …mencoba dengan susah payah
  • …ketika saya bekerja keras dan melalui target yang saya tentukan sendiri

Pecha Kucha Vol. 13 – Update!

Pecha Kucha Vol. 13

Pecha Kuchers,

Berikut ini adalah update pembicara yang akan hadir di Pecha Kucha Vol. 13 “CreaTion” :

1. Agus Sampurno – Guru Kreatif

2. Anandita Puspitasari – Acer Guraru

3. Jakarta Culinary Center

4. Steps Dance Academy

5. Institut Pertambangan Nemangkawi

6. Coffee Institute

7. Universitas Paramadina

8. Lita Mariana

9. Ikatan Guru Indonesia (IGI)

10. London School of Public Relations (LSPR) Jakarta

11. Mbak Dos

Jangan lupa ajak teman-teman kamu untuk hadir pada:

Rabu, 27 February 2013

Pk. 18:00 WIB – Pk.21:00 WIB

Bertempat di:

Resto Es Teler 77

Jl. Adityawarman, Jakarta 12130

Acaranya GRATIS! Jadi, tunggu apalagi?

See you on Pecha Kucha Vol. 13 ya! :D

*Simak pula akun twitter kami @Pechakuchajkt  dan FB Page Pecha Kucha Jakarta untuk info lebih lanjut.

Mengajarlah di kelas bagaikan……

Bagaikan….

  • ada kepala sekolah di kelas kita
  • semua murid yang ada di kelas adalah anak kita sendiri
  • ini hari terakhir mengajar sebagai guru
  • ada anak pemilik yayasan di kelas kita
  • ini adalah tes untuk promosi jabatan
  • guru yang baru pertama kali mengajar, sangat bersemangat, semua strategi ingin dicoba
  • guru-guru yang ada di kelas inspirasi
  • guru-guru yang memang panggilan jiwanya mengajar, hidup seadanya tak apa asal masih boleh mengajar
  • guru-guru legendaris yang sering kita dengar di cerita, misalnya Ki Hajar Dewantara, Bung Karno, bung Hatta dan semua pejuang kemerdekaan yang mengajar karena panggilan hati

Itu cara saya menyemangati diri sendiri saat merasa diri ini terjebak dalam rutinitas. Rutin itu bagus dan pertanda kita ada kegiatan dan tugas guru untuk rutin dengan cara yang bermanfaat dan bermakna.

Bagaimana dengan anda?

Cara mengatur irama pembelajaran

Tadi bapak katakan bahwa “mengatur irama pembelajaran” yang saya ingin tanyakan bagaimana cara kita untuk mengatur irama belajar itu dan berikan contoh nya terima kasih

Pertanyaan dari

Jenjenmuhaidin@yahoo.co.id

Cara guru mengajar itu bermacam-macam. Ada yang senangnya galak untuk membuat siswa patuh atau ada yang demokratis serta naik turun dalam mengatur siswa nya. Irama pembelajaran adalah irama di mana siswa melakukan serangkaian kegiatan dalam satau atau dua jam pembelajaran.

Saya garis bawahi kata ‘kegiatan’ karena dalam 2 jam pembelajaran semestinya lah terjadi kegiatan yang beragam dan tidak monoton.

Irama yang saya maksud adalah;

Dalam kegiatan pembelajaran

  • aktivitasnya bermacam-macam, ada kalanya siswa duduk, mendengarkan, berdiri, tanya jawab dengan guru, berdialog dengan sesamanya sampai games yang membuat mereka segar.
  • siswa tidak melulu mengerjakan LKS atau worksheet namun ada kalanya juga mengerjakan hal yang lain secara bersama-sama atau sendiri
  • guru tahu kapan mesti berhenti, mendengarkan, berbicara lantang sampai berbisik.

Lanjutkan membaca “Cara mengatur irama pembelajaran”

Kriteria guru profesional

Dalam hal merencanakan pembelajaran

  • senang mencoba ide yang baru saat mengajar dan mencatat prosesnya sehingga ia tahu kurangnya di mana untuk kemudian dengan senang hati akan mencoba kembali
  • RPP ia anggap sebagai peta, senang mencicil sehingga tidak menemukan pekerjaan yang segunung saat ditagih atasan
  • memikirkan anak-anak yang lambat dalam bekerja saat yang sama memikirkan anak yang cepat dalam bekerja (apa yang akan mereka lakukan jika sudah selesai)
  • memikirkan strategi, games serta semua cara agar anak didik tetap sibuk dan kegiatan tetap bermakna

Dalam hal administrasi pengajaran

  • punya bukti dan menyimpan hal-hal yang bisa dijadikan data pendukung dalam keberhasilan belajar siswa
  • menggunakan teknologi dalam menyimpan administrasi pengajaran (google drive)

Dalam mengatur kelas

  • diusahakan agar rapi aman dan diatur supaya siswa fokus dalam belajar
  • masuk di kelas lebih dahulu dari siswa karena ingin menyiapkan alat dan media pengajaran
  • selalu menyemangati anak didik agar melakukan yang terbaik dalam bekerja karena hasilnya akan dipasang di ruangan Lanjutkan membaca “Kriteria guru profesional”

Etiskah guru memberi les muridnya sendiri?

Guru memberi les? siapa yang tidak pernah. Memberi les adalah jalan meningkatkan kesejahteraan guru, kata sebagian orang. Kata sebagian lagi les adalah cara membantu murid yang kurang paham dengan pelajaran di kelas.

Tulisan ini bukan membahas soal bimbingan belajar dan lembaganya, tulisan ini akan membahas jika seorang guru memberi les pada muridnya sendiri

Memberi les boleh-boleh saja asal;

  • guru bisa mempertahankan obyektivitas dalam menilai siswa.
  • tetap di sekolah dan bukan di rumah
  • anak yang meminta bukan guru yang memaksakan apalagi mengancam jika tidak ikut les tidak akan mendapatkan nilai yang bagus.

guru yang memberi les siswa nya akan jadi masalah jika

  • guru jadi lebih sayang pada yang les padanya dibanding yang tidak
  • saat mau ulangan guru mengatakan ‘semua soal di ulangan hari ini sudah pernah dibahas bersama dengan yang les dengan saya, untuk yang tidak les silakan berpikir keras’
  • saking senangnya akan penghasilan dalam memberi les guru menjadi susah diajak berhenti apalagi jika ia merasa dirinya adalah senior di sekolah.
  • guru jadi tidak punya waktu membuat RPP dan perencanaan belajar lainnya karena sibuk kesana kemari memberi les

Jika guru yang memberi les siswa nya sendiri dianggap menimbulkan masalah, sekolah bisa melakukan.

  • ganti bentuk rapor, yang bukan lagi berlandaskan nilai angka semata
  • beri waktu satu tahun ajaran agar guru mulai menyesuaikan diri tidak lagi memberi les pada siswa nya sendiri
  • naikkan kesejahteraan semampu sekolah, guru boleh mengadakan eskul yang murid diminta membayar. Menurut saya jauh lebih berharga uang bayaran eskul dibanding uang hasil memberi les pada murid sendiri. Dikarenakan potensi konflik nya yang besar.

 

Serba serbi mengelola perilaku guru

“iya..tapi kan mereka guru yang semestinya…………….!”

Saat saya membuat tulisan ini terkenang diskusi dengan beberapa rekan yang mengelola atau menjadi pemilik yayasan sebuah sekolah, bahwa sulit sekali mengatur guru. Sebagai individu profesional sudah selayaknya guru mudah dan menerima untuk diatur. Walaupun demikian memang satu kaki profesi guru ada pada level yang dianggap ‘mumpuni’. Sehingga sebelum manajemen sebuah sekolah ingin mengatur,  belum-belum para pengelola itu akan berkata, “iya..tapi kan mereka guru yang semestinya…………….!”

Guru juga manusia, mereka perlu diingatkan jika salah, senang dipuji, dihargai dan dilihat usahanya untuk jadi yang terbaik semampu mereka.

Guru apakah karyawan atau pendidik?

jawaban saya dua-duanya. Pada lingkungan  pekerjaan yang membutuhkan kompetensi dan presisi tinggi seperti di pabrik, seorang karyawan yang salah atau keliru dalam bekerja akan langsung mendapatkan sangsi dan hukuman. Sementara di sekolah? saya yakin hal tadi tidak akan terjadi.

Dunia sekolah adalah lingkungan dimana setiap individu berlomba menjadi contoh yang baik. Kepala sekolah memperlakukan guru dengan hormat, sebagai mitra kerja dan cenderung selalu berprasangka baik sambil terus dibina potensinya. Karena seperti itulah sekolah melalui kepala sekolah berharap agar guru melakukan hal yang sama pada siswanya. Bayangkan jika hal itu terjadi, di sekolah akan terbentuk budaya positif dan saling menghargai.

“Tapi kan di setiap sekolah selalu ada guru yang bandel dan keras kepala?”

Lanjutkan membaca “Serba serbi mengelola perilaku guru”

Tips dan trik menjadikan siswa kita yang utama

‘Students first..!’ kata-kata itu selalu terngiang saat pertama kali saya mengajar. Kepala sekolah pertama saya yang mengatakannya. Dalam banyak segi sebuah sekolah ada karena ingin melayani kebutuhan belajar siswanya. Secara jumlah pun, pastinya jumlah siswa akan lebih banyak dari jumlah guru dan staff.

Bagaimana cara agar kepentingan siswa selalu diutamakan, berikut adalah tipsnya

Dalam hal fasilitas sekolah;

  • menomor satukan fasilitas sekolah untuk siswa. Anda sedang ada di ruang komputer ketika ada kelas datang, sementara berhenti dulu bekerja baru kemudian lanjutkan lagi setelah kelas selesai
  • toilet dan fasilitas umum lainnya diupayakan agar memenuhi standar bagi siswa. Jika sekolah anda adalah sekolah dasar maka toilet untuk kelas kecil berbeda dengan toilet untuk kelas yang anak-anaknya sudah besar.

Dalam merencanakan pengajaran

  • Tugas guru untuk membuat 3 alternatif startegi pengajaran, jangan dibayangkan strategi yang berlembar-lembar, namun bayangkan 3 jenis kemampuan siswa cepat, sedang dan lambat dan buat solusi singkat mengenai kegiatan yang mesti mereka lakukan dalam satu atau dua jam pelajaran.
  • siapkan sumber belajar semampu dan yang dipunyai sekolah. Syukur jika sekolah punya bahan belajar yang lengkap untuk guru gunakan di kelas, jika tidak pun saatnya guru membuat sendiri alat peraga.
  • mendokumentasikan hasil dan kejadian saat siswa belajar. Berguna sekali saat merencanakan pembelajaran selanjutnya. Guru jadi punya catatan apa yang belum berhasil dan guru jadi punya bayangan akan melakukan apa di pembelajaran yang berikutnya. Bentuknya bisa satu atau dua kalimat yang berisi refleksi hal yang terjadi di kelas. Terapkan prinsip plan—do—see
%d blogger menyukai ini: