Mengapa mengajar dengan Media itu penting?

Retno Arief Apa kabar pak Agus Sampurno, ? Inget pak Agus inget jagonya merubah paradigma guru.

Saat sharing dengan guru2 PAUD, saya sempat terhenyak dengan salah satu pertanyaan.
“Jadi kalau ngajar matematika anak PAUD harus pakai media bu.

Ada pesimistis dalam diri ibu-ibu yang sudah tidak muda itu, mampukah saya mengajar dengan media?

Padahal mereka sudah melakukan learning experience pengajaran matemtika dengan media2 sederhana, seperti batu, tutup botol, stik es krim, kertas bekas, dsb yang mudah dan murah dicari

Mereka sudah mencoba cara menggunakan media-media itu.

Di sesi tanya jawab, keraguan masih saja muncul….
Selama ini mereka mengajar matematika (maaf berhitung) ke anak PAUD seperti mengajar berhitung waktu kita SD dulu

Kasihl soal tambah kurang, tanpa media.

Merubah mindset, paradigma berpikir tentang pendidikan anak usia dini kali ini ternyapa butuh proses yang lebih panjang dan telaten

Saya sedang berpikir cara apa saja yang harus saya lakukan untuk merubah mindset mereka tentang pendidikan anak PAUD.

Mohon masukan dong pak Agus
Terima kasih
Tulisan diatas adalah tulisan milik Ibu Retna di akun facebook saya, yuk berbagi lewat kolom komentar

Ingin pembelajaran yang sibuk dan fokus di kelas? ini caranya

Kegiatan yang membuat anak bekerja sama sangat bagus sekali diterapkan di kelas

Menjadi guru berarti menjadi sutradara. Ia adalah sosok yang mesti pandai mengatur skenario di kelasnya. Untuk bisa jadikan kelas yang guru ajar menjadi aktif, sibuk sekaligus menyenangkan ini caranya.

  • pikirkan tujuan singkat di awal (misalnya anak bisa menguasai konsep pembilangan atau anak bisa membedakan antara peribahasa dan ungkapan)
  • coret-coret ide anda pada RPP atau peta konsep sebagai sarana untuk merencanakan pembelajaran
  • cari koleksi strategi yang bisa digunakan, strateginya upayakan yang bernuansa cooperative learning atau belajar dengan bekerja sama
  • bagi waktu pembelajaran anda menjadi 3 hal, pembukaan, kegiatan inti dan refleksi. tanpa refleksi kegiatan pembelajaran hanya akan jadi kegiatan yang tanpa makna
  • gunakan TIK, bisa edmodo dengan laptop mereka masing-masing atau gunakan hand phone untuk mencari bahan di internet
  • guru ceramah sebentar saja kemudian aktivitas, jika dalam aktivitas siswa menemui jalan buntu, hentikan kelas untuk kemudian lakukan instruksi ulang
  • buat kesepakatan di awal untuk memberi tahu siswa kapan berhenti bekerja dan kapan mesti mendengarkan dll
  • guru santai dan rileks, biarkan kejutan terjadi di pembelajaran. Usahakan sabar pada siswa yang mencari perhatian.
  • pikirkan bagaimana cara menilai dan apa yang dinilai dari siswa selama kegiatan berlangsung

Sebuah kegiatan pembelajaran bukan merupakan proses yang hasilnya pasti bagus. Semuanya proses yang memerlukan kesabaran dan upaya untuk mau mencoba. Semuanya demi siswa agar mereka fokus belajar dan sebagai guru, kita merasa berhasil memberikan yang terbaik.

Dari guru laskar pelangi menjadi guru yang melek teknologi

 “Bu Muslimah tokoh yang ada dalam Laskar Pelangi adalah guru yang berusaha menjadikan kelas yang diajar atau yang menjadi tanggung jawabnya adalah gambaran dari empatinya yang besar terhadap siswanya. Dengan atau tidak adanya fasilitas tidak membuat surut semangatnya untuk menhadirkan yang terbaik bagi siswa. Caranya adalah menempatkan diri sebagai siswa, dengan demikian guru akan mengatur kelas sesuai kebutuhan siswa dan yang terpenting sabar jika ada siswa yang berbuat kesalahan saat belajar. Guru seperti beliau mencoba mensyukuri apa yang ia punya dan miliki di sekolah dan kelasnya. Beliau tidak sibuk menyalahkan pihak lain atas keterbatasan yang ia alami tapi malah menggerakkan dirinya untuk mengambil manfaat dan mangoptimalkan semua yang ada. Baik itu sumber pembelajaran, orang yang punya pengetahuan sampai lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.”

Istilah guru “Laskar Pelangi” mengacu pada guru-guru yang ikhlas dan berusaha berjuang di tengah keterbatasan dalam mendidik murid-muridnya. Istilah tersebut mengacu pada guru –guru yang ada di film Laskar Pelangi yang diangkat dari kisah nyata Indonesia di awal orde baru. Profil guru yang ada dalam kisah dan film tersebut  berusaha sekuat tenaga dan dengan segala cara dan strategi ditengah keterbatasan untuk membuat siswa yang berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang dan kehidupannya untuk mau berusaha dengan gigih ditengah kesulitan hidup yang menghimpit. Dalam film itu digambarkan profil guru yang mengajar dengan hati sekaligus memotivasi agar siswanya menjadi insan yang punya harapan dan impian untuk dikejar dalam kehidupannya.

Bertahun berlalu dari masa di mana cerita laskar pelangi berlangsung. Di jaman sekarang masih banyak guru yang bekerja dan mengajar dalam keterbatasan. Keterbatasan yang guru-guru sekarang alami pun sekarang tidak jauh beda dengan profil ibu guru Muslimah yang ada di Laskar Pelangi. Mereka alami kesulitan dalam bahan sumber pengajaran, dukungan masyarakat yang kurang serta campur tangan pemerintah yang minim untuk membantu mensukseskan tujuan pendidikan di tempat mereka mengajar. Namun mereka memiliki semangat yang tinggi untuk mengabdi kepada negeri guna meningkatkan kualitas pendidikan generasi masa depan bangsa.

Di era Teknologi seperti sekarang ini istilah guru Pahlawan tanpa tanda jasa masih tetap berlaku. Semboyan tersebut dapat kita sematkan pada guru-guru yang memiliki semangat juang dan semangat belajar yang tinggi. Seperti di daerah-daerah terpencil di desa-desa yang jaraknya jauh dari perkotaan  namun banyak guru yang mau belajar teknologi mereka mau belajar dan mau berubah. Guru seperti itulah yang diperlukan untuk merubah bangsa. Di jaman teknologi seperti sekarang ini kemauan belajar seorang guru patutlah dihargai. Terutama jika ia seorang guru senior dan ia adalah sosok yang  mau mencoba hal baru, walaupun sudah berumur masih mau mengetik pelan-pelan dan mencoba hal baru dengan lap top yang mungkin dimilikinya dengan cara mencicil. Sementara itu banyak sekali  guru-guru yunior yang senang berbagi ilmu yang ia ketahui dalam bidang IT pada guru senior atau orang lain lewat internet, blog atau akun social media yang dimilikinya. Semangat kepahlawanan dan pengorbanan selalu berkorban dalam diri mereka karena mereka yakin bahwa apapun yang mereka lakukan sekecil apapun tentu akan memberikan kontribusi pada peningkatan harkat dan martabat bangsa. Mereka sadar betul jika guru sadar teknologi maka akan menjadi contoh bagi penggunaaan teknologi yang sehat bagi muridnya. Sosok guru yang seperti ini lah yang pastinya memerlukan dukungan penuh dari kita semua.

Indonesia sangat bangga dengan guru-guru yang selalu belajar dan belajar demi meningkatkan profesionalitas dan kompetensinya demi satu tujuan generasi Indonesia yang lebih baik dimasa datang. Majulah guru Indonesia majulah pendidikan di Nusantara.

%d blogger menyukai ini: