
Jika ajang “Indonesia Idol”
season 7 di tahun 2012 ini sedang menampilkan kompetisi
grand final antara Regina dengan Sean yang hasil akhirnya baru akan diketahui pada Sabtu (07/07/2012) nanti; maka ajang tahunan
“Guru Idol” season 2 tahun 2012, baru akan kembali diadakan bulan September 2012 kelak.
Ajang pencarian guru paling melek internet—EDUQO mengsitilahkannya dengan
Ultra Hi-Tech Teacher—tingkat nasional yang kedua kalinya diadakan produsen komputer Acer dengan sebutan kondang “
Acer Guru Era Baru (Guraru) Award” ini, secara rutin tahunan kembali diselenggarakan. Dengan kriteria utama memilih para Guru yang efektif dan kreatif memanfaatkan teknologi, khususnya melalui media blog minimal aktif dalam setahun terakhir dengan misi pendidikan; Anda bisa mengikuti ajang bergengsi di Republik Indonesia ini. Tetapi, jikapun Anda bukan seorang Guru, Anda bisa menominasikan blog Guru yang sekiranya tepat untuk direkomendasikan mengikuti ajang prestisius tersebut.
Pada edisi kali ini EDUQO istimewa menyajikan untuk Anda, hasil wawancara kami dengan Juara Pertama Acer Guraru Award 2011,
BapakAgus Sampurno (Guru SD International Global Jaya). Bagaimanakah kesan-pesan beliau selama menjadi duta Acer Guraru Award sebelum beliau melepaskan gelarnya dua bulan mendatang?
EDUQO sarikan wawancara berikut ini untuk Anda para pecinta teknologi untuk pendidikan:
EDUQO (E): Bagaimana rasanya terpilih sebagai Juara Pertama Acer Guraru Award 2011?
Agus Sampurno (AS): Rasanya campur aduk. Walaupun sebenarnya lebih banyak deg-deg-an-nya. Karena saya sadar sekali bahwa tugas terberatnya adalah menginspirasi guru lain supaya mau berubah. Apalagi tantangan murid kita di masa depan luar biasa banyaknya.
Pak Agus saat dianugerahi Juara Pertama Guraru 2011
E: Kalau boleh tahu, apa saja kriteria sosok Guru yang layak mendapatkan gelar Guru Era Baru?
AS: Guru Era Baru mengacu pada sosok Guru yang menjadikan profesinya sebagai agen perubahan bagi murid yang ada di sekolah. Guru type seperti ini adalah Guru yang berorientasi pada kontribusi dan aksi. Baginya sekolah adalah komunitas yang di dalamnya semua orang belajar. Bagi para murid, type guru seperti ini adalah sosok yang bisa dijadikan contoh dalam mencari ilmu, cair dalam pergaulan, tapi tetap tegas terhadap standar serta prinsip-prinsip bagi kemajuan siswanya di masa depan. Bagi sesama rekan guru, ia adalah rekan yang senang berbagi pengetahuan. Bagi orangtua, type guru ini adalah orang yang bisa dipercaya dalam mendidik anak mereka, sehingga menomorsatukan “semua hal yang terbaik bagi siswa”.
E: Wah, nampaknya ini type Guru ideal sekali ya, Pak? Bagaimana kaitannya dengan penguasaan terhadap ICT?
AS: Sepanjang karier saya sebagai Guru, saya memang senang mengelaborasi sosok-sosok yang saya kenal. Karena semua orang ada kelebihan dan kekurangannya. Sosok diatas merupakan jalan keluar bagi pertanyaan banyak pihak mengenai sosok guru yang bisa menghadapi tantangan zaman
E: Oh, jadi kata kuncinya sosok guru yang bisa menghadapi tantangan zaman, ya? Tentunya penguasaan ICT salah satunya ya, Pak?
AS: Dan untuk penguasaan IT-nya, ia adalah seseorang yang berorientasi produk. Bagi Guru seperti itu siswanya bebas membuat produk apa saja sepanjang siswa merasa bahwa dirinya “kreatif”, maka ia akan mengizinkan siswanya bereksplorasi. Karena di masa sekarang ini IT adalah “alat”, bukan tujuan.
E: Setelah mendapat gelar Guraru 2011, aktivitas apa saja yang Bapak lakukan untuk menginspirasi para Guru?
AS: Pihak sponsor memfasilitasi dengan dua cara yaitu
off-line dan
online. Keduanya merupakan cara yang ditempuh untuk memberi kesempatan bagi saya bertemu kaum guru yang mulai mau berubah. Dengan cara
off-line saya datang ke tempat-tempat yang jauh dari Jakarta untuk memberi inspirasi langsung kepada para guru melalui seminar. Lewat jalan
online, saya disediakan hari untuk menjadi narasumber di Twitter seminggu sekali, dengan topik yang sudah ditentukan. Saya juga menjawab pertanyaan lewat rubrik konsultasi di situs sponsor yaitu
guraru.org
E: Wah, menarik sekali ya, Pak! Dari hasil pengamatan di lapangan bertemu dengan seluruh Guru di Republik Indonesia, apa saja fakta menarik yang Bapak temui mengenai kualitas Guru?
AS: Guru kreatif itu ternyata ada dimana-mana. Mereka ada di kota terpencil sampai kota besar. Dengan caranya sendiri, masing-masing dari mereka mengatasi tantangan dalam melaksanakan tugasnya. Satu hal yang menjadi kesamaan adalah mereka menggunakan hati saat mengajar dan menjadi individu reflektif dalam menyiasati tantangan keseharian sebagai guru.
E: Kira-kira kualitas Guru seperti apa yang perlu ditingkatkan dari pengamatan Bapak sebagai Duta Guraru 2011?
AS: Menurut saya adalah tipe guru yang berlimpah sarana dan akses, namun masih berpikir dua kali untuk berubah. Berubah yang saya maksud adalah cara pandang terhadap “untuk siapa sebenarnya mereka mengajar”. Karena kalau hanya menunggu instruksi atasan, maka perubahan akan lama terwujud. Ketika mereka mau merubah pandangan bahwa demi siswalah mereka mengajar, maka mereka menjadi guru yang kreatif.
E: Hm, penekanan frasa “Guru yang Kreatif“ nampaknya point penting dalam karakter seorang Duta Guraru ya, Pak?
AS: Benar, saya kebetulan berasal dari sekolah internasional yang serba ada dan berlimpah fasilitas. Bagi guru-guru seperti saya, menjadi kreatif berarti tinggal memaksimalkan saja semua fasilitas yang ada dan tersedia. Jika saya hanyut dalam rutinitas, maka saya akan terjebak untuk menjadi guru yang biasa-biasa saja. Karena toh semuanya sudah ada dan tinggal pakai saja. Nah, yang membedakan adalah hasil dari pengalaman saya mengoptimalkan fasilitas melimpah yang ada di sekolah dan telah memiliki sistem mendukung tersebut. Pengalaman yang bagus saya bagi lewat blog dan saya upayakan semua guru bisa mempraktekkannya di sekolah masing-masing. Ini berarti bahwa definisi guru kreatif sangat bergantung pada situasi tantangan dari lingkungan masing masing pendidik.
E: Tentang blog, setahu kami bahwa kriteria Acer Guraru itu mesti aktif menulis di blog selama setahun terakhir; bagaimanakah cara Bapak konsisten menulis di blog?
AS: Saya berusaha menganggap semua pengalaman berharga, walaupun itu adalah sebuah kegagalan apalagi keberhasilan. Karena saya sadar untuk sebuah hal yang saya pikir biasa buat orang lain, namun bagi saya itu adalah pengalaman unik dan luar biasa. Maka dari itu saya menargetkan satu hari satu tulisan, meskipun paragrafnya tidak banyak. Tulisan-tulisan saya tersebut kesemuanya merupakan refleksi mengajar saya dan sebagai anggota komunitas belajar di sekolah saya.
E: Dalam bahasa lain, sudah saatnya Guru sekarang menggunakan media blog juga dalam meluaskan dimensi ruang “pengajarannya“ ya, Pak?
AS: Betul sekali! Karena blog adalah sarana untuk para pendidik berbagi cerita mengajar, sambil sama-sama belajar dari pengalaman orang lain
E: Apa pesan Bapak sebagai Duta Guraru 2011 untuk penerus Bapak selanjutnya di tahun ini?
AS: Kontes ini hanya sarana untuk menjadikan seorang guru lebih baik dari hari ke hari. Di balik kontes ini juga ada harapan besar dari semua pihak yang peduli pendidikan, khususnya Acer, yang rindu akan sosok pendidik yang total dalam berkiprah dan memberikan sumbangsihnya bagi perubahan bangsa.
E: Terakhir, apa pendapat Bapak sebagai Duta Acer Guraru 2011, mengenai manfaat EDUQO bagi para Guru, sebagai media yang fokus membahas perkembangan teknologi untuk dunia pendidikan?
AS: EDUQO adalah bukti dari aksi pihak yang peduli pendidikan dan peningkatan kompetensi kaum guru dalam bidang teknologi. Saatnya kaum guru punya situs mitra dan rujukan, dalam menemani kerja besar untuk merubah pola pikir dan praktek mengajar, dari sebelumnya melakukan proses KBM seadanya hingga pada gilirannya menggunakan IT. Ketika sudah menggunakan IT pun, anggapan kaum guru mesti diubah untuk tidak melekatkan penggunaan IT seolah-olah bisa menambah nilai akademik siswa saja, namun semata-mata agar siswa lebih kreatif dalam mengekspresikan diri dan hasil belajarnya
Itulah hasil wawancara kami dengan Bapak Agus Sampurno mengenai seputar fenomena “Guru Era Baru”. EDUQO sangat mendukung kegiatan apapun yang membantu meningkatkan kompetensi para Guru di Republik Indonesia ini. Bahkan kehadiran EDUQO memosisikan diri di bidang media teknologi untuk pendidikan pun, agar bisa menjadi salah satu rujukan para Learning Leader (diantaranya Anda yang berprofesi sebagai seorang Guru).
Catatan: Transkrip wawancara telah melalui proses penyuntingan, tanpa mengurangi maksud yang disampaikan.