https://www.box.com/embed/v83b177dl5vxsf5.swf
Majalah Chip online mewawancarai saya untuk edisi khusus mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan. Berikut ini adalah pertanyaan yang diberikan.
Berikut ini adalah jawaban yang saya berikan
Pemanfaatan computer oleh guru di SMK dan SMA
Guru-guru di sekolah tingkat SMK dan SMA, sudah mulai menggunakan computer dalam merencanakan pembelajaran dan mengajar di kelas. Berikut adalah kegiatan yang biasa mereka lakukan
Merencanakan pembelajaran/pekerjaan keseharian ;
• Membuat perencanaan pembelajaran (lesson plan)
• Membuat presentasi untuk mengajar
• Memasukkan data nilai
• Menggunakan untuk keperluan pekerjaan lain misalnya membuat laporan
Sebagai alat mengajar
• Menggunakannya untuk memutar slide presentasi di kelas
• Menggunakannya untuk memutarkan video clip di kelas
Disisi lain dalam penggunaan ICT banyak guru yang senang menggunakan social media dalam kesehariannya berprofesi sebagai guru . Ada yang secara teratur melakukan update status dan berteman dengan siswanya di dunia social media. Sayangnya masih jarang yang secara penuh dan diniatkan menggunakan social media dalam pembelajaran. Hal ini patut disayangkan karena hampir semua siswa SMK dan SMA aktif menggunakan social media.
Tampaknya belum ada kesadaran bahwa cara terbaik menggunakan ICT di sekolah adalah dengan melalui cara yang siswa sukai. Jika hal ini terjadi akan bagus sekali mengingat tugas guru akan mudah dalam mengajar dan membina siswa sebagai seorang pendidik.
Manfaat bagi guru dan siswa menggunakan ICT dalam proses belajar mengajar di kelas
Manfaat yang utama dalam hal ini masih pada guru. Dikarenakan gurulah yang banyak menikmati kemudahan dalam mengajar karena ICT terbukti memudahkan guru untuk melakukan persiapan dan melakukan proses mengajar. Jika guru menimpan file bahan ajar tahun atau semester lalu ia bias gunakannya untuk saat ini, dengan atau tanpa modifikasi. Rumus-rumus yang ada program excel membantu ia menghitung nilai siswa.
Sementara manfaat bagi siswa masih belum banyak. Hal ini dikarenakan guru masih belum banyak memberi penugasan siswa dengan cara siswa mencipta dan berkreasi menggunakan ICT. Seharusnya ketika guru mengajar dengan power point di kelas, penugasan guru kepada siswanya adalah siswa menjawab soal atau studi kasus dengan menggunakan ICT bukan masih dengan kertas. Dengan demikian siswa yang merupakan pengguna aktif ICT dengan senang hati akan melakukan tugas dari gurunya.
Kendala atau tantangan jadikan ICT sebagai dasar pembelajaran kreatif
Dari sisi sekolah;
• Peralatan yang terbatas serta akses internet yang masih belum merata di sekolah-sekolah
• Peralatan ICT yang mahal
• Sekolah perlu menyediakan waktu khusus guru belajar ICT, menyediakan pinjaman lunak utk pembelian laptop, dan menyediakan akses internet di sekolah
Dari sisi guru
• Guru perlu waktu untuk belajar ICT, hal ini akan cukup berat bagi guru yang berusia lanjut
• Guru sering mengaitkan penggunaan ICT dengan hal apa yang ia dapatkan jika ia memakai untuk mengajar di kelas (tambahan penghasilan misalnya)
• Guru masih merasa jika ia tidak mengajar mata pelajaran computer untuk apa ia mengajar dengan computer.
• Guru senang menggunakan social media untuk reuni dengan teman lama, namun belum punya kesadaran menggunakan social media sebagai wadah pembelajaran (kelas) online
• Guru masih merasa bahwa jika ia menyuruh siswa (penugasan dengan ICT) ia mesti menguasai dahulu, padahal siswa sekarang tanpa diajari pun mereka dengan mudah menguasai ICT.
https://www.box.com/embed/vuurv2vqtpxshit.swf“>https://www.box.com/embed/vuurv2vqtpxshit.swf
mksh kirimannya . skolah kami sudah dipasang hotspot , tulisan bapak akan menambah semangat bagi diri saya , salam dan sukses pak .saya tunggu kiriman berikutnya
Siap bu Retno, mohon kiranya sekolah ibu juga membuat peraturan khusus yang mengatur penggunaan internet di sekolah bagi murid guru dan karyawan. Sehingga jika ada penyalahgunaan sudah ada dasar peraturan yang mengaturnya.
khususnya bidang IT > untuk guru yang sudah S3 ( sampun sepuh sanget ) >>( seperti saya) jangan malu tanya sama anak ato cucunya , peribahasa Kebo nyusu gudel sekarang sudah terbukti , ingat belajar adalah SEPANJANG HAYAT , konsep ini yang menjadi semangat saya , umur boleh tua tapi jangan GAPTEK .
Wah senangnya dikomentari bu Retno, sekarang ini istilah buta huruf bukan untuk orang yang tidak bisa membaca, namun untuk orang yang tidak mau (menolak) untuk belajar kembali.
Jangan bosan ya bu berkunjung dan memberi komentar, saya yakin sikap ibu Retno jadi inspirasi bagi guru lainnya.
Jaman sekaran, kl ada guru gap-tek alias gak knal kompuetr atau laptop…duh, tak terbayangkan. Berapa banyak waktu dan tanaga harus keluar utk mempersiapkan administrasi pembelajarannya, dan betapa tidak menariknya situasi pembelajarannya di kelas…. (kecuali buat guru yg memang oke banget bekerja tanpa TIK
Dear bu Asih, menggunakan TIK itu pilihan dan perlu motivasi yang kuat utk mau menerapkannya di kelas. Jika ada guru yg masih belum mau gunakan itu karena belum ada kesadaran bahwa cara mengajarnya akan lebih bermakna dengan teknologi.
Terima kasih sudah mampir
Hadirnya TIK ditanggapi beragam, ada yang mau, ada yang tidak, ada yang pobia, dll. Bagi yang belum mau menggunakan kitalah yang harus membimbingnya. Ditunggu kunjungannya di http://pcahyono.blogspot.com/2012/07/berpacu-dalam-teknologi.html