Strategi pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan sebuah tema yang diangkat dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Walaupun telah lama diterapkan ada banyak kebingungan dari para guru yang mengajarkannya di lapangan mengenai bagaimana sebenarnya strategi dalam menjalankan pembelajaran tematik

Berapa hal yang biasa terjadi dan membuat guru sulit untuk mengajar dengan jenis pembelajaran tematik ini adalah

  • Guru terlalu mendominasi pembelajaran, sedikit sekali peran yang siswa ambil, atau siswa ditanya dan didengarkan suaranya selama proses dan perencanaan pembelajaran.
  • Ada juga yang terjadi sebaliknya pelaksanaan pembelajaran yang terlalu banyak mendengar suara siswa
  • Pembahasan mengenai topik yang dibahas lebih banyak pada permukaan saja.
  • Guru berusaha keras menghubung-hubungkan topik dengan mata pelajaran bahkan terlihat memaksakan.
  • Tidak ada urut-urutan yang jelas dalam kegiatan yang dilakukan dalam sebiah topik.
  • Topik yang dipilih itu-itu saja dan terlalu mengandalkan masukan dari pelatihan yang telah diikuti
  • Kegiatan yang dilakukan terlalu banyak, kebanyakan itu-itu saja dari tahun ke tahun
  • Belum ada kegiatan pembelajaran yang berbeda, kebanyakan semuanya diatur oleh guru.
  • Di akhir topik yang dipelajari dan sebagai hasil dari penelitian siswa terhadap topik yang dihasilkan oleh siswa sebagai puncak pembelajaran adalah diorama, laporan penelitian,  dan poster. Penekanan yang dilakukan lebih kepada bagus tidaknya tampilan buatan siswa.
  • Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih banyak pada pencarian fakta atau informasi dan berusaha mengingatnya
  • Ketika topik berakhir siswa merasa sudah tidak punya ikatan lagi dengan topik yang telah berakhir. Lanjutkan membaca “Strategi pembelajaran tematik”

Resep agar siswa nyaman berada di kelas yang kita ajar

Gaya mengajar guru bisa macam-macam. Dari yang senangnya memberi tugas siswa yang banyak, sampai guru yang senangnya bercerita ngalor ngidul selama jam pelajaran. Kesemua gaya mengajar yang saya sebutkan ujungnya cuma satu, apakah siswanya nyaman atau tidak berada di kelasnya. Nyaman bisa berarti banyak hal, dari nyaman karena akrab sampai nyaman karena bisa bertanya apapun karena siswa yakin ia punya guru yang berpikiran terbuka karena bersedia jadi mitra sejajar dalam mencari pengetahuan.

Ada beberapa kepribadian guru yang bisa menjadi jalan bagi siswa untuk bisa nyaman berada dikelas anda.

1. Guru yang bisa jadi pendengar yang aktif. Seorang guru yang menjadi pendengar yang aktif sadar bahwa semua siswa seberapapun pendiamnya ia senang didengar dan senang jika diminta berbicara. Jika anda mengajar SMP atau SMA, seorang siswa yang terhalang aspirasinya dikelas biasa menyuarakan unek-uneknya lewat situs jejaring sosial. Apalagi jika mereka yakin bahwa anda tidak mungkin membaca hal yang mereka tuliskan. Hal ini berarti sudah menjadi naluri bagi siswa kita sekarang ini untuk didengar dan ‘bersuara’.

2. Guru yang memberikan pilihan. Tempatkan diri anda sebagai siswa, pasti anda akan suka saat dibebaskan untuk memilih. Bicara soal pilihan, buat siswa dibebaskan untuk memilih hal yang menurut kita sebagai guru adalah sebuah hal yang sederhana namun merupakan ‘kemewahan’ bagi siswa. Dibolehkan untuk memilih teman dalam kerja kelompok, memilih tempat duduk, dibolehkan untuk memilih pekerjaan apa yang ingin mereka lakukan terlebih dahulu dan sederet pilihan lain yang simpel tapi membuat mereka senang karena boleh memilih. Saran saya utamakan tujuan akhir, yaitu selesai pekerjaan dan tujuan pembelajaran yang kita rancang, soal cara silahkan anda pikirkan yang terbaik dan yang penting nyaman bagi kedua belah pihak, anda dan siswa anda dikelas.

3. Guru yang pandai menyelipkan motivasi. Sengaja saya menggunakan kata ‘menyelipkan’. Siswa sekarang kurang suka dimotivasi dengan cara yang biasa. Buat mereka kata motivasi hampir mirip dengan kata nasehat. Nah, dinasehati adalah sebuah situasi dimana ada pihak yang salah dan diberitahu mengenai kesalahannya. Padahal memotivasi beda dengan dinasihati. Memotivasi dimulai dengan prasangka baik bahwa orang yang dimotivasi punya kemauan untuk berubah. Saat kita sebagai guru memotivasi siswa, mulailah dengan sapaan hangat dan konsentrasilah terhadap apa yang dikatakannya. Dengan demikian motivasi kita berbeda dan unik untuk setiap siswa kita. Hasilnya siswa akan merasa bahwa keberadaan mereka spesial di mata kita sebagai guru. Lanjutkan membaca “Resep agar siswa nyaman berada di kelas yang kita ajar”

6 Hal yang Mesti Dihindari Oleh Guru Profesional

Saat guru mengajar, ada dua kemungkinan yg akan terjadi pada seorang guru, ia lupa waktu atau ia sering mengecek waktu kenapa belum juga berakhir.

Kalau yang pertama terjadi pada anda, selamat anda layak disebut sebagai guru profesional. Tapi jangan senang dulu lupa waktu bisa juga berarti anda belum cermat dalam membagi waktu.

Lupa waktu juga bisa berarti anda asyik dan senang serta larut dalam kesenangan mengajar. Anda merasa interaksi dengan siswa sangat intens, siswa senang belajar dengan anda dan sebaliknya.

Jika anda masih menjadi guru yang senangnya melirik jam, sambil mempertanyakan kenapa jam bergerak lama sekali, mungkin ini jawabannya.

1. anda masih menomorsatukan peran anda di kelas. Anda masih merasa andalah sumber ilmu, andalah yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran, dll. Padahal mengapa tidak kita bagi tanggung jawab bersama siswa.

2. Anda masih merasa buku teks sebagai sumber satu-satunya inspirasi dalam mengajar. Buku teks penting, sayapun senang padanya karena ia banyak membantu saat kita kekurangan ide. Tapi apakah sekali-kali anda tidak ingin meramu pelajaran anda sendiri. Sumber inspirasi bisa dapat dari mana saja, dari koran sampai tv dari tetangga sampai siswa kita sendiri, semua bisa dijadikan inspirasi.

3. Anda memaksa siswa dikelas, untuk bisa mengingat informasi yang anda sampaikan. Hanya karena saat anda sekolah dulu merasa paling jago menghafal, anda didik siswa anda dengan cara yang sama. Cara ini sangat rawan stress, baik bagi anda sebagai guru, apalagi siswa.

Lanjutkan membaca “6 Hal yang Mesti Dihindari Oleh Guru Profesional”

Surat dari Solo

Asalamu’alaikum Pak Agus,
Salam SENSASIONAL !!!! ( salam dari Bapak waktu seminar di Solo kemarin, dan sekarang saya kenalkan ke siswa saya dengan modifikasi yang lain)
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas inspirasi yang telah Pak Agus berikan, khususnya buat saya, sehingga saya memiliki referensi baru dalam model pembelajaran saya, ternyata jika kita mau maka ada Jalan. yang sudah saya aplikasikan ( eeh bahasanya ketinggian ya pak ), yang saya praktekkan maksudnya, adalah Pemanfaatan Edmodo.com untuk sarana pembelajaran siswa.

Waktu pertama saya perkenalkan pada siswa, mereka masih belum “ngeh” tapi setelah saya demonstrasikan di kelas, mereka sangat Exited dan akhirnya mulai mendaftar menjadi anggota group yang sudah saya buat sebelumnya. Now, akhirnya setiap ada tugas atau materi pembelajaran selalu saya minta mereka akses ke Groupnya masing-masing ( sementara masih atas nama kelas pak ), dan di sini terjadi komunikasi yang asyik dengan siswa. Ternyata mereka lebih “berani” berekspresi daripada waktu di depan kelas.

Oya, kalau boleh saya mau copy artikel Pak agus ini di Blog saya, karena waktu saya sampaikan ke siswa tentang edmodo.com itu, saya sampaikan bahwa ini adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh Pak agus, maksud saya saat mereka membuka Blog saya, mereka juga akan akses ke Blog pak agus. Terima kasih sekali lagi ya pak. Semoga Bapak semakin SENSASIONal !!!!!
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Guru sebagai a True Professional (via Dunia Guru, Madrasah dan Tulisan Sekedar)

Kebanyakan guru hanya merasa menjadi seseorang yang ‘mengabdi’ kepada pendidikan. Mengabdi berarti mesti siap dengan segala resikonya. Karena bukan mengabdi namanya jika protes atau mengeluh ini itu. Tulisan sahabat saya dibawah ini menyadarkan saya bahwa menjadi profesional juga tuntutan bagi setiap pendidik.

Pendidik yang gemar menimba ilmu dan senang dengan masukan orang lain layak disebut profesional. Menjadi profesional akan menjadikan profesi guru semakin bermartabat, dan tidak menjadikan pilihan menjadi guru hanya karena tidak ada pekerjan lain.

Guru sebagai a True Professional Image via Wikipedia Meski saat ini telah lahir Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai landasan yuridis profesi guru, tetapi untuk menjadikan guru di Indonesia sebagai sebuah pekerjaan profesional yang sejati (A True Professional) tampaknya masih perlu dikaji dan direnungkan lebih jauh. Merujuk pada pemikiran di atas, mari kita telaah lebih lanjut tentang guru sebagai seorang profesional. Berdasarkan kriteria yang pertama, … Read More

via Dunia Guru, Madrasah dan Tulisan Sekedar

ON|OFF CHAT SOLO 2011: Merajut Ide untuk Pendidikan Indonesia (dari situs http://www.onoffid.org/)

Solo bukan hanya meninggalkan kenangan manis, tapi juga segudang inspirasi.

Bersama dengan kawan-kawan dari Akademi Berbagi Solo, Sabtu (13/8) kemarin, ON|OFF CHAT yang pertama resmi digelar di kota batik yang penuh sejarah ini. Sebagai kota pembuka dari rangkaian ON|OFF CHAT di 10 kota di Indonesia, Solo telah menampilkan wajah-wajah luar biasa di balik warna-warni kotanya!

Salah satu media visit ON | OFF Chat Solo
@salsabeela bersama @ImamSubchan Kepsek Akademi Berbagi Solo

ON|OFF CHAT 2011 (10.00  – 15.00): Pemanfaatan Media Sosial untuk Pendidikan

Beberapa menit menjelang pukul sepuluh pagi, peserta mulai ramai berdatangan ke Omah Sinten, yang menjadi lokasi acara. Ketepatan waktu ini adalah salah satu hal yang patut diacungi jempol dari kota Solo!

 

Peserta yang hadir adalah mereka yang peduli terhadap isu-isu pendidikan di Indonesia. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, sampai mereka yang aktif berorganisasi. Bukan hanya dari kota Solo, kawan-kawan pun ada yang datang dari Jogja bahkan Semarang.

Hari itu, ada sekitar 55 orang peserta yang hadir, melebihi kapasitas awal untuk 40 peserta saja. Ternyata peminat kelas ini sangat banyak! Sampai hari terakhir, jumlah peserta terus merambat melebihi 70 orang. Sayangnya, karena keterbatasan tempat dan untuk menjaga efektivitas kelas, jumlah peserta hanya bisa direntang sampai 55 orang.

Lanjutkan membaca “ON|OFF CHAT SOLO 2011: Merajut Ide untuk Pendidikan Indonesia (dari situs http://www.onoffid.org/)”

Where is reflection in the learning process? (via User Generated Education)

Apapun tingkatannya benar seperti artikel ini bilang, seorang guru adalah seorang mahluk yang reflektif. Artinya perlu energi yang banyak tidak hanya dalam pelaksanaan pengajaran tetapi juga dalam melaksanakan dan memikirkan apa yang sudah diajarkan.

– apakah sudah cocok?
– apakah tepat sasaran
– apakah anak-anak merasa tertantang sekaligus enjoy.

Demikian selamat menikmati artikel berikut ini

Where is reflection in the learning process? Today, we finished the second week of an interpersonal communications course.  The students in the course are first term college students, a few fresh out of high school.  As is my common practice, I end my week of instruction with reflective questions for the students: What was your significant learning this past week? What principles for everyday life can you extract from our class activities? (Note: The activities are experiential). What did y … Read More

via User Generated Education

%d blogger menyukai ini: