Guru dimarahi oleh orang tua bukan hal yang baru lagi dimasa sekarang. Apalagi ketika orang tua sudah merasa menitipkan dan mempercayakan penuh pendidikan anaknya kepada sekolah. Kata dimarahi disini memang sangat subyektif, bisa saja menurut guru yang satu, hal yang dikatakan oleh seorang orang tua siswa hanyalah teguran atau keluhan biasa sementara bagi guru yang lain hal tersebut adalah hal yang besar dan membuat dirinya tidak nyaman.
Guru memang menjadi aktor pelengkap dalam proses pendidikan seorang anak. Aktor utama tentu saja orang tua, dan keputusan untuk menyerahkan anak mereka kepada institusi sekolah adalah keputusan yang besar karena berhubungan dengan kepercayaan. Dalam menjaga kepercayaan orang tua, dibutuhkan semangat berkomunikasi yang tinggi dari guru. Maklum saja tidak sembarangan yang dididik oleh kita sebagai guru adalah investasi terbesar mereka sebagai orang tua.
Dalam berkomunikasi dengan orang tua siswa ada beberapa hal yang menjadi prinsip dan mesti dijadikan pegangan. Kegagalan dalam berkomunikasi yang sehat akan mengakibatkan orang tua bersikap defensif atau malah mempertanyakan kompetensi kita sebagai guru. Siswa yang anda didik adalah darah daging dari orang tua, dengan demikian wajar jika mereka akan mempertahankan dan bersikap defensif dalam permasalahan yang berhubungan dengan putra-putrinya.
Ketika anda berhadapan dengan sifat defensif, tidak pada tempatnya jika kita ikut irama dan bersikap konfrontir hanya karena kita merasa menjadi guru dari anak tersebut dan mengerti sekali sikapnya dalam keseharian.
Berikut ini adalah hal yang mesti guru kuasai dalam rangka berkomunikasi yang sehat dengan orang tua.
- Jadilah guru yang ramah dan ‘friendly’
- Sampaikan informasi dan fakta bukan hasil penilaian anda yang subyektif
- Jaga nada suara anda dalam berbicara, dengan nada suara yang lembut dan professional, orang tua akan merasa bahwa andalah ‘orang tua’ anaknya saat di sekolah.
- Ceritakan cara anda menangani masalah yang berkenaan dengan putra/putri orang tua tsb. Orang tua akan sangat menghargai jika dalam percakapan anda juga mengikutsertakan ‘upaya’ yang anda lakukan.
- Segawat apapun pembicaraan anda dengan orang tua jangan lebih dari setengah jam, jika diperturutkan orang tua akan tahan berbicara panjang lebar dengan kita sebagai guru mengenai anaknya. Tugas kita tetap fokus untuk mengajar dan persiapan pengajar. Berbicara panjang lebar akan membuat masalah melebar dan menjadi tidak fokus.
bagus artikelnya… salam kenal dari http://budiharso.wordpress.com
bagus artikelnya,, terimakasih atas solusinya,,,!!untuk wali asuh pemula seperti saya.
Mantap bu Erna, lanjutkan
saya pendidik di sebuah kelompok bermain yang seringkali berhadapan dg orangtua siswa mengkomunikasikan perkembngan anak2nya. apa tips yg bs sy lakukan saat berkomunikasi dg orangtua agar orgtua mau instropeksi trhdp pndidikn yg ortu lakukan di rmh agar tdk terkesan menggurui.. terimakasih..
Pertanyaan bagus Bunda. Jika memang berniat untuk menjadi pendamping orang tua siswa dalam mendidik putra/putrinya lakukan tips ini:
1. Jadilah pendengar yang aktif. Biarkan orang tua ceritakan apa yang terjadi atau pola asuh yang mereka lakukan tanpa diinterupsi atau bahkan disela dan dihakimi.
2. Ajukan pertanyaan -pertanyaan yang mengarah pada pola asuh yang anda inginkan. Lakukan setelah orang tua bercerita. Hindari memberikan saran namun berikan lah pertanyaan pertanyaan.
Sebagai tambahan berikanlah pilihan-pilihan yang mengarah pada pola asuh yang anda inginkan dari orang tua tsb. Sebagai orang dewasa, orang tua siswa lebih senang diberikan pilihan-pilihan daripada digurui. Sukses terus untuk Bunda