Prinsip melakukan studi banding ke sekolah lain

http://sman10malang.com/sampoerna-academy/studi-banding-rsbi-jawa-timur-angkatan-ke-iv/

Berkunjung ke sekolah lain apalagi sekolah yang sama sekali berbeda dan lebih maju dari sekolah kita adalah impian setiap guru dan pimpinan sekolah. Namun untuk membuat agar kunjungan studi banding menjadi efektif  perlu kiranya kita mengikuti panduan pertanyaan berikut ini;

– Berapa lama anda berencana untuk berada di sekolah yang ingin anda kunjungi ?

– Apa fokus dari kunjungan Anda?

– Apa yang Anda ingin lihat?

– Apa yang Anda ingin pelajari?

– Siapakah  orang-orang  yang akan datang pergi apakah mereka  guru, koordinator atau kepala sekolah atau campuran?

– Jika rombongan anda adalah guru, apa mata pelajaran yang mereka ajarkan?

– Apakah rombongan Anda tertarik mengunjungi ruang kelas sementara Anda berada di sekolah yang ingin dikunjungi?

– Apakah ada hal yang bersifat prosedur administrasi yang menarik untuk rombongan  Anda? misalnya sistem pengelolaan sekolah mulai dari struktur organisasi serta pembagian tugas personelnya, pengembangan kurikulum, pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dan sarana prasarana.

– Apa topik / kegiatan lainnya akan menarik khusus untuk rombongan Anda?

– Apakah ada waktu tanya jawab di sekolah yang dikunjungi mengenai bagaimana guru disana bekerja mulai dari persiapan, pelaksanaan KBM sampai pada penilaian hasil belajar siswa.


Ikuti Pelatihan dan Diklat untuk Kepala Sekolah

 

MENGINTIP DAPUR MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH-NYA MANUSIA
By Munif Chatib

Manajemen adalah jantung sekolah. Dan dalam manajemen ada seorang pemimpin. Pengalaman membangun Sekolahnya Manusia tidak mudah. Gabungan antara faktor komitmen, leardership dan pengetahunan tentan Multiple Intelligences System sangat penting dimiliki oleh seorang kepa…la sekolah. Namun dalam prakteknya, jika beberapa SOP dilakukan oleh sang kepala sekolah, maka menjadi kepala sekolah-nya manusia tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kreativitas dan unsur seni dibutuhkan. Dengan maksud ingin berbagi isi dapur-nya KEPALA SEKOLAH, saya dan tim mengundang sahabat-sahabat kepala sekolah untuk mengikuti diklat nasional 3 hari. Acaranya sebagai berikut:

Hari, tanggal: Jum’at – Ahad, 27-29 Mei 2011
Pukul : 08.00 – 16.00 wib
Tempat : Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Samping Masjid At-Tiin. Jakarta
Pembicara: Munif Chatib dan tim
Contact person: Herdin Nurdin 0813 8045 9503.

Menempatkan diri sebagai orang tua siswa saat pengambilan rapor

Acara pengambilan rapor atau acara student led conference adalah acara yang rutin dilaksanakan di sekolah. Saat yang ditentukan setiap tahun ajaran dalam waktu tertentu, sekolah dan guru mengundang orang tua untuk datang menerima laporan hasil pembelajaran putra-putrinya. Selama 15 sampai 20 menit orang tua diberitahukan mengenai bagaimana perkembangan akademis anaknya. Orang tua juga boleh menanyakan atau menyampaikan hal apa saja yang menjadi kepedulian atau harapan mereka kepada guru dan sekolah. Pokok bahasan dan pembicaraan berkisar antara perihal akademis, dan pola kehidupan sosial dan perilaku anak di sekolah.

Pada dasarnya semua orang tua sudah mengerti ada dimana kemampuan akademis atau bakat serta minat anaknya. Walaupun ia tidak menguasai ilmu pendidikan, orang tua adalah pemilik utama dan individu yang dititipkan oleh Sang Pencipta. Orang tualah yang sebenarnya sangat tahu dan mengerti perihal anaknya. Tugas guru dalam hal ini adalah menjadi pendamping dalam hal akademis, dari sisi emosional menjadi pengganti orang tua di sekolah bagi siswa-siswinya.

Saat orang tua siswa dan guru bertemu bisa ditebak seperti apa suasananya. Banyak hal yang akan didiskusikan dari harapan sampai keinginan dari kedua belah pihak. Tidak ada mekanisme yang ideal atau panduan yang tepat mengenai  bagaimana sebenarnya dialog yang ideal antara orang tua siswa dan guru Dalam hal ini berlaku kasus per kasus, artinya tiap orang tua membawa harapan dan keinginannya sendiri terhadap guru sekolah anaknya. Sebaliknya setiap guru juga punya harapan tersendiri terhadap setiap siswa yang diajarkannya. Namun dari situs angelamaiers.com saya mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. Pertanyaan yang isinya merupakan suara hati orang tua dimana pun mereka berada saat acara pengambilan rapor tiba.

  • Apakah anak saya diperhatikan?

Inilah pertanyaan mendasar bagi setiap guru yang berniat dan beritikad untuk mengajar dengan sebaik-baiknya. Apakah anak mereka anda perhatikan. Perhatian yang saya maksud disini adalah apakah anda tahu dan mengerti harapan atau keinginan siswa serta perilaku apa saja yang baik atau perilaku apa yang kurang dalam mendukung pembelajaran di kelas. Apakah anda sebagai guru ‘ada’ saat ada kejadian penting yang melibatkan siswa di sekolah. Dimana posisi anda ketika ada siswa yang bermasalah dengan siswa lainnya. Apakah anda tahu dan menindak lanjuti jika siswa melakukan sesuatu yang baik atau kurang sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh sekolah.

  • Apakah anak saya ditandai/diberi ciri?

Ditandai yang saya maksud apakah anda punya catatan mengenai perilaku atau perkembangan siswa anda yang ‘unik’ atau menarik. Sebagai contoh saat berhadapan dengan orang tua yang anaknya punya masalah dengan ‘perilaku’ di kelas, apakah anda punya catatan saat anak itu berbuat baik, diluar perilakunya yang dikeluhkan. Cara pencatatan yang dianjurkan dalam hal ini adalah dengan cara membuat catatan yang bersifat ‘anekdotal’.

  • Apakah anak saya dihargai?

Penghargaan dan dihargai adalalah sifat dasar manusia. Sebagai individu siswa kita di kelas memiliki sifat dan perilaku, bakat dan kecenderungan masing-masing. Dengan demikian menghargai kelebihan mereka akan membuat orang tua ‘nyaman’. Menghargai dan mendukung kekurangan siswa untuk jadi lebih baik akan membuat orang tua semakin yakin bahwa anaknya bisa berubah.

  • Apakah anak saya didengar?

Jika anda adalah guru yang mengajar 30 orang siswa atau lebih dalam satu kelas, bukan perkara mudah untuk bisa mendengar mereka satu persatu. Mendengar bukan berarti begitu saja menyediakan waktu kepada siswa tanpa ‘mengatur’ sedemikian rupa agar pembicaraan dengan siswa menjadi ‘hidup’ lewat pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mau membuka diri bahkan termotivasi untuk menjadi lebih baik. Dengan demikian kita sebagai guru bisa melakukan hal ini tidak hanya saat di depan kelas, guru bahkan bisa melakukannya di saat santai informal. Dibutuhkan guru yang mempunyai pikiran rileks dan fokus agar setiap saat dalam keseharian dengan siswa, guru bisa memaknai dengan baik semua hal yang menjadi tanggung jawabnya dalam usaha ‘mendengarkan’ siswa.

  • Apakah anak saya dicintai.

Dicintai dalam kalimat diatas berarti, guru berusaha dengan serius sesuai kemampuan profesionalnya menjadi seorang yang mencintai muridnya. Anda tidak perlu menjadi orang yang kelihatan ‘penyayang dan penyabar’ untuk bisa memenuhi criteria guru yang menyayangi muridnya. Apa artinya menjadi guru yang berbagi rasa sayangnya yang berlebihan kepada siswa yang hanya akan membuat siswa malah tidak berkembang aspek emosionalnya menjadi individu. Selalu tekankan rasa untuk mendahulukan kepentingan kemajuan akademis siswa dibalik rasa untuk menyayangi siswa. Dengan mendahulukan kemajuan akademis siswa, guru akan punya banyak cara untuk menunjukkan rasa sayang mereka kepada siswanya. Caranya bisa hadiah sampai pujian, dari tepukan di pundak sampai surat ucapan selamat yang di desain khusus untuk siswa. Mari bedakan menyayangi dan ‘menyuap’. Banyak guru yang ‘menyuap’ agar siswa termotivasi, tetapi ia sendiri sebenarnya merasakan bahwa hal tersebut hanya berlaku jangka pendek dan tidak menetap dalam diri siswa.

  • Apakah kehadiran anak saya berarti dikelas?

Jika seorang siswa sering absen atau terlambat dan anda tidak mengangkat itu dalam pertemuan dengan orang tua siswa, maka orang tua akan menganggap kehadiran anaknya tidak penting di kelas. Orang tua mungkin akan mengernyitkan dahi ketika anda katakan bahwa anda peduli pada ketidak hadiran atau keterlambatan anaknya di sekolah. Namun bersiaplah dengan data bukti absensi untuk menguatkan alasan anda mengangkat hal tersebut menjadi perhatian. Ketidak hadiran siswa akan membuat siswa tertinggal pembelajaran, keterlambatan akan membuat seisi kelas terganggu dan siswa itu sendiri akan kesulitan untuk menyerap isi pembelajaran dari awal.

Kehadiran siswa juga bisa dimaknai anda sangat senang ia ada dan hadir di kelas karena ide-idenya yang brilian atau kemampuannya dalam bekerja kelompok yang membuat tiada hari yang tidak berkesan dengan kehadirannya.

Pertanyaan-pertanyaan diatas diatas sangat membantu saya dalam menempatkan diri sebagai orang tua saat acara pengambilan rapor. Jika hal itu sudah terjadi maka kesuksesan kita sebagai guru saat menerima orang tua untuk berkonsultasi sudah 80 persen. Sebagai guru anda akan lebih nyaman dalam berkata-kata tanpa mesti khawatir untuk salah atau berbicara tanpa dasar. Jadi selamat menjadi guru yang profesional saat pengambilan rapor!

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA SELURUH PEMBACA BLOG GURU KREATIF

Rekan yang baik,

Blog GURUKREATIF telah dinominasikan dalam kompetisi blog internasional The BOBs kategori Bahasa Indonesia. Sampai tanggal 11 April 2011, Bapak dan Ibu dapat memberikan suara bagi blog GURUKREATIF untuk menjadi blog terbaik pilihan pembaca.

Berikut adalah caranya

Klik situs ini http://thebobs.dw-world.de/en/category/start/

Pada kolom In the category klik Best Blog Indonesian lalu akan terlihat tulisan Guru Kreatif silahkan lanjutkan dengan klik VOTE

Demikian terima kasih semoga berkenan

Cara gampang membuat komentar di rapor siswa.

Membuat komentar untuk siswa di rapor memang bukan perkara gampang. Aspek profesional kita sebagai guru sering dipertaruhkan saat kita memberikan komentar kepadasiswa yang kita ajar. Jika komentar terlalu berlebihan dan tidak berdasar akanmembuat orang tua dan siswa yang membaca akan mengernyitkan dahi dan merasakanada hal yang aneh dan tidak sesuai kenyataan. Sebaliknya jika komentar hanyaberisi komentar yang menyorot pada kekurangan siswa saja maka guru seperti membuka aib sendiri. Ingat, jika siswa gagal sebenarnya yang lebih gagal adalahgurunya.

Jika boleh memilih sebenarnya bagi guru jauh lebih mudah memberikan nilai angka, tetapiyang banyak terjadi nilai angka cenderung ‘dingin’ dan kurang punya aspekmotivasi dan umpan balik yang sehat untuk perkembangan siswa. Jika sekolah andamerasakan bahwa siswa perlu berkembang secara holistik, artinya tidak hanyaaspek afektif nya saja yang berkembang, pola pemberian rapor pada siswa denganmengandalkan angka dan komentar layak dicoba. Jadi saat pembagian rapor tidakmenjurus pada usaha untuk melihat semuanya dalam sehari, alias ‘pengadilan’untuk siswa, tanpa siswa itu sendiri merasakan apa yang sudah bagus dan apayang mesti lebih ditingkatkan.

Berikut ini adalah saran jika anda ingin memberikan komentar yang seimbang untuk siswa dirapor.

1. Sebutkan nama siswa saat memberikan komentar, saya mengerti anda pasti melakukan initapi jangan hanya diawal tapi juga di sepanjang alinea komentar yang andatulis.


2. Sebutkan perilaku terlebih dahulu, misalnya’teliti’ saat mengerjakan tugas,‘terburu-buru’ saat menjawab pertanyaan, ‘butuh lebih berkonsentrasi’,bertanggung jawab atau contoh-contoh lain yang membuat si pembaca mengerti dan membayangkan bagaimana siswa menampilkan diri di kelas saat keseharian dan dalam pembelajaran.

Lanjutkan membaca “Cara gampang membuat komentar di rapor siswa.”

Menikmati semangat perubahan dan kolaborasi bersama IGI Bekasi (Liputan Workshop Pembelajaran Tematik Berbasis Inquiry)

Hari Minggu tanggal 13 Maret 2011 merupakan hari yang istimewa untuk saya, hal ini dikarenakan Pak Dahli Ahmad salah satu pengagas Ikatan Guru Indonesia Bekasi mengundang saya untuk berbagi dengan guru yang ada di wilayah Bekasi dan sekitarnya untuk bersama membahas apa dan bagaimana ‘Pembelajaran Tematik Menggunakan Prinsip Inkuiri ’. Guru yang hadir adalah guru yang mengajar di tingkat PAUD, TK dan SD. IGI Bekasi kali ini berkolaborasi bersama guru-guru yang tergabung dalam HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Anak Usia Dini).

Saya menyampaikan kepada pengurus dan peserta yang hadir bahwa dalam perjalanannya memang inilah hal yang khas dari IGI,  yaitu semangat berkolaborasi dan berbagi pengetahuan. Sekarang adalah masa dimana guru berkumpul dan berorganisasi untuk membangun jaringan dan berbagi pengetahuan profesional dalam bidang belajar mengajar. Hal ini tergambar jelas pada para peserta dan pengurus yang hadir.

Selama kurang lebih 4 jam peserta diajak untuk menjadi semakin paham mengenai pembelajaran tematik yang bermakna dan sekaligus membuat siswa selalu mau mencoba hal baru dalam perjalanannya sebagai pembelajar. Untuk sebagian guru yang lama mengajar dalam pola pembelajaran yang berpusat pada guru memang mesti bekerja keras merubah pola pikir agar bisa sukses menerapkan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran dengan usaha untuk memadu padankan materi dari mata pelajaran-mata pelajaran dalam satu pembahasan dengan tema atau topik yang ada dalam tingkatan kelas tertentu. Dengan demikian saat guru menentukan tema ia sudah menentukan sudut pandang bagi guru untuk membuat perencanaan pembelajaran. Contoh-contoh tema adalah ‘keluarga’, ‘pariwisata’, ‘planet’, ‘transportasi’ dan lain-lain.

Lanjutkan membaca “Menikmati semangat perubahan dan kolaborasi bersama IGI Bekasi (Liputan Workshop Pembelajaran Tematik Berbasis Inquiry)”

“Pak Agus, kalau saya sudah selesai gimana?”

Itu adalah pertanyaan khas siswa saya di kelas. Mereka yang biasa bertanya seperti itu biasanya datang dari siswa yang selesai lebih dahulu. Jika anda mengajar satu jam pelajaran, anak-anak seperti ini akan selesai bahkan sebelum setengah jam pelajaran berakhir. Buat seorang guru yang tidak siap hal yang akan dilakukannya adalah dengan meminta anak tersebut untuk mengecek kembali apakah nama sudah ada atau apakah pekerjaannya sudah benar semua. Namun mari kita bertaruh, tidak sampai 2 menit anak tersebut akan datang lagi pada kita dan bilang ” sudah pak…trus?”

Jika seorang guru kurang persiapan maka ia akan kebingungan namun jika ia sudah memprediksi maka ia akan menghindari memberikan siswa satu kegiatan saja dalam satu jam pelajaran atau lebih. Itu baru satu tips untuk anda, silahkan ikuti tips berikut ini;

  • Rancang beberapa kegiatan dalam satu kurun waktu. Saya biasa menyebutnya rotasi. Berikan perintah yang jelas pada siswa. Tunjukkan dan peragakan yang mesti mereka lakukan pada setiap pekerjaan yang mesti mereka lakukan dalam setiap rotasi.
  • Pembelajaran dengan rotasi artinya anda persiapkan tiga atau empat penugasan yang berbeda. Siapkan juga grupnya, atur kemampuan siswa dalam grup agar mereka bisa saling mendukung satu sama lain. Posisikan diri anda pada 2 orang siswa, yang satu pada anak yang cepat selesai, yang satunya pada siswa yang paling lambat selesainya. Lalu atur waktu agar yang siswa cepat selesai tetap bisa punya pekerjaan, dan siswa yang lambat selesainya tetap bisa menyelesaikan beberapa tugas yang akan membuatnya merasa ‘berhasil’ dan tidak tertinggal dari yang lain.
  • Jika anda hanya mengajar satu jam, hindari memberikan penugasan ‘sisa’ dari hari kemarin. Berikan penugasan yang sama sekali baru dan lakukan bersama dengan semua siswa di kelas. Penugasan yang saya maksud sudah lengkap  termasuk dengan penjelasan anda mengenai konsep tertentu. Lakukan semuanya dengan kecepatan ‘agak’ tinggi, ini berguna untuk membuat siswa tetap ‘bangun’ dan tetap berkonsentrasi. Jangan panjang-panjang menerangkan, segeralah beralih dengan penugasan yang langsung membuat mereka sibuk. Minta siswa secara bergiliran menjawab pertanyaan sampai semua siswa mendapat bagian.
  • Minta siswa yang sudah selesai membantu rekannya yang masih kesulitan. Minta ia membantu, dan bukan mengerjakan pekerjaan temannya.
  • Berikan siswa yang sudah selesai tugas untuk membereskan kelas, menghias kelas, games sudoku yang bisa dimainkan bersama sampai bahan bacaan untuk dibaca.

Kesimpulannya silahkan memberikan penugasan yang bermakna bagi siswa yang cepat selesainya, dan jangan lupa untuk menekankan bahwa apapun yang kegiatan yang ia lakukan jangan sampai mengganggu temannya yang lain dengan suara atau hal lain yang bisa mengganggu konsentrasi.

Liputan Seminar Nasional Pendidikan Anak Islam “Classroom Management for Fun Learning”

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia. Kesuksesan mendidik anak sangat dipengaruhi sosok guru kreatif dalam kelas. Suasana kelas yang merangsang minat dan kemampuan anak belajar adalah indikator suksesnya guru mengolah kelas yang menyenangkan bagi anak. Oleh karenanya, peran guru sebagai pendidik yang kreatif dan efektif merupakan kebutuhan penting dalam memajukan pendidikan anak.

Berpijak dari kebutuhan penting seorang pendidik ini, LEBAH community turut andil memajukan kualitas pendidikan anak Indonesia. Komunitas yang didirikan oleh alumni UGM Yogyakarta berkolaborasi dengan alumni STAN Jakarta ini berusaha mewujudkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan melalui riset dan pengadaan seminar. Program seminar rencananya akan diselenggarakan LEBAH event organizer di kota kota besar di Indonesia. Yogyakarta yang notabene sebagai kota pelajar menjadi pilihan utamalounching program perdana LEBAH community berupa Seminar Nasional Pendidikan Anak Islam.

LEBAH community boleh dikatakan sukses menyelenggarakan seminar perdananya dengan tema “Classroom Management for Fun Learning” pada hari ahad, 27 februari 2011 di restoran Amazy Creaspy Yogyakarta. Acara yang menghadirkan Agus Sampurno (pembicara sekaligus trainer nasional dari Global International School Jakarta) cukup menyita perhatian guru TK dan SDIT internasional di daerah Yogyakarta, Surakarta dan Jakarta. Terbukti utusan beberapa TK disekitar Yogyakarta yang antusias mengikuti acara seminar ini harus menunda mengikuti program spektakuler LEBAH Community karena tiket yang disediakan panitia habis terjual.

Acara yang menuntut peserta mengerahkan seluruh kreatifitasnya dikemas apik oleh trainer nasional berpengalaman dengan rangkaian workshop yang menarik. Peserta dipicu mengeluarkan ide-ide kreatif dalam mengolah kelas yang menyenangkan bagi anak. Selain workshop, Agus sampurno juga memberikan tips mengolah kelas yang merangsang anak belajar dan contoh pengelolaan kelas yang kreatif. Peserta seolah-olah dibius dengan acara yang dipandu trainer guru kreatif nasional yang begitu kreatif, komunikatif dan merangsang daya pikir peserta. Salah satu peserta sempat ditemui crew LEBAH community merasa puas dengan acara yang diselenggarakan panitia. Keumuman peserta berharap bisa mengikuti program-program spektakuler LEBAH communitylainnya. Tak heran jika beberapa peserta sudah pesan tempat untuk program-progamLEBAH community mendatang. Berikut beberapa kesan peserta seminar nasional yang diselenggarakan LEBAH community:

“Alhamdulillah dapat ispirasi, semangat dan ide baru”   (Budi Tri Utomo,S.Pd.-SDIT Internasional Luqman Al Hakim)

“GOOD…GOOD…GOOD….”   (Anna Mustakimah-TK BUDI MULIA 1)

“Bagus, banyak permainannya, komunikatif..”    (Narida Prawesti, S.Psi-Pondok Yasmin)

“Baik untuk guru-guru TK, untuk menambah pengetahuan baru, untuk menghadapi anak anak lebih baik”. Untuk LEBAH community : sering ngadain acara ini lagi.    (Dwi Ratri Wijayanti-TK ABA JETIS)

“For activity : Alahamdulillah acaranya baik dan mengispirasi”. Untuk LEBAH community : Good Job. Bisa lebih mendalam lagi dan menyeluruh, sehingga sekolah sekolah islam di Indonesia memiliki kualitas yang lebih baik hingga generasi islam Indonesia ke depan semakin berjaya    (Fely Hilman-SDIT Internasional Luqman Al Hakim)

“Saya sangat bersyukur karena dengan acara ini saya mendapat ilmu yang baru ”    (Anonim-peserta)

“Acaranya bagus, kreatif dan tidak membosankan. Sangat bermanfaat ilmunya ”     (Novita Ambaryani-Mahasiswi FKIP UNS)

“Materinya alhamdulillah bagus, dapat dijadikan wawasan baru ” (Sariyati-TB-KB-TKIT Salman Alfarisi 2)

“Alhamdulillah, dengan adanya seminar dari Bp. Agus saya merasa termotifasi lagi untuk menjadi guru yang lebih baik kedepannya dan selalu kreatif dalam menciptakan kenyamanan buat anak didiknya, sehingga tercipta generasi bangsa yang berakhlak mulia. Amiin…!”    (Anonim-peserta)

”Acara ini penuh dengan ispirasi..!!!”    (Nuur Annisa Ma’rifah-Mahasiswi FKIP UNS)

“Is a great training”  Subhanallah…, jazakumullah khoiron katsiro atas ilmunya. Semoga semakin bersemangat mengadakan training lagi    (Nisa Shalihah, S.Pd.I-SDIT Internasional Luqman Al Hakim)


Crew LEBAH community mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh peserta dan lembaga yang turut berpartisipasi dalam menyukseskan program Seminar Nasional Pendidikan Anak Islam ini. Tidak lupa crew LEBAH community mohon maaf kepada utusan beberapa TK yang belum bisa mengikuti program yang kami selenggarakan. Insyaallah peserta dapat mengikuti program-program spektakuler kami lainnya yang akan datang. Kami berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar memudahkan urusan kami dan memberkahinya. Semoga program-program kami bermanfaat bagi semua pihak yang peduli akan pentingnya pendidikan. One benefit for all!

(Ganda Wicaksono –Research and Development Manager of LEBAH community)

Lihat foto-foto di

https://picasaweb.google.com/a.sampurno/KomunitasLEBAH?feat=directlink

Dikutip dari; http://portalkreatif.wordpress.com/2011/03/04/liputan-seminar-nasional-pendidikan-anak-islam-classroom-management-for-fun-learning/

Inilah potret keseharian guru profesional

Kata kunci guru profesional menjadi kata kunci yang paling banyak dicari di blog ini. Kata ‘guru profesional’ menjadi kata yang banyak dicari karena sudah sepantasnya sebagai sebuah profesi, guru bisa dan mesti mau berubah agar menjadi lebih mumpuni dan profesional di bidangnya.

Salah satu cara untuk menjadi profesional adalah dengan mengikuti sertifikasi guru yang dicanangkan oleh pemerintah.  Sejak sertifikasi guru digulirkan sejak beberapa tahun lalu, banyak guru yang sudah menikmati manfaatnya. Tidak bisa dipungkiri jika manfaat yang banyak dinikmati adalah meningkatnya kesejahteraan guru dalam berbagai segi.

Salam dan hormat saya untuk semua guru di belahan negara Indonesia ini yang belum terkena dan lolos program sertifikasi termasuk para guru honorer dan guru di pedalaman. Pertanyaannya sekarang apakah semua guru yang sudah tersertifikasi adalah pasti seorang guru yang profesional, atau apakah guru yang belum tersertifikasi adalah bukan seorang guru professional?

Menjadi guru professional adalah perjalanan yang tiada henti dan memerlukan stamina, energi dan suasana hati yang baik agar bisa memenuhi harapan dari semua pihak.  Suasana hati yang baik timbul dari pembiasaan dan bukan mengandalkan factor luar diri kita sebagai guru.

Artikel ini akan saya tulis demi mengajak semua termasuk yang utama diri saya sendiri dahulu untuk bisa dan mampu lebih professional dari hari ke hari. Saya membagi tulisan ini menjadi keseharian yang berarti saat guru memulai hari sampai mengakhiri hari.

Saat Pagi hari

Guru tipe ini tidak akan menyalahkan suasana jalan di pagi hari,  macet atau hujan adalah dua hal yang biasa membuat susasana hati seseorang akan menurun, kuncinya adalah berangkat lebih awal setiap hari. Jika segala cara sudah dilakukan namun tetap terlambat, seorang guru professional akan mengabarkan rekan dan atasannya. Mengabarkan rekannya berarti ia menyampaikan apa yang mesti rekannya lakukan sambil menunggu kedatangannya, mengabarkan atasannya artinya ia berusaha jujur mengenai jam kehadiran di sekolah. Banyak sekolah yang sudah menerapkan system sidik jari, buat saya lebih cocok untuk berdasar pada pemberitahuan saja , demi koordinasi dan kemudahan mengetahui dengan cepat agar siswa tidak terlantar jika guru terlambat atau tidak masuk.

Saat di sekolah

Guru profesional memaknai kehadirannya di sekolah sebagai bagian dari kontribusi atau sumbangan di sekolah. Guru tipe ini tidak akan memakai ‘kacamata kuda’ artinya ia tidak akan berprinsip baru akan memperhatikan sesuatu jika ada hubungan dengan kelas atau siswanya saja. Ia juga tidak akan sibuk mempercantik kelas nya saja sambil menyimpan rapat-rapat pengetahuannya dan tertutup dalam berbagi ilmu dengan rekan guru lainnya. Padahal guru professional tidak pelit ilmu dan tidak pernah berpikir dua kali berbagi pengetahuan kepada guru yunior dan menjadi orang yang paling mudah diajak bekerja sama oleh sesama guru yang relatif sama dalam pengalaman dan masa kerja. Ia juga akan dikenal sebagai seorang yang mudah membantu dan saat yang sama juga konsentrasi dengan pekerjaannya.

Saat di ruang guru

Guru yang profesional mungkin juga berbisnis dan punya bisnis sampingan, bedanya ia tidak menggunakan ruang guru sebagai tempat berjualan apapun bentuknya. Ruang guru adalah tempat semua guru beristirahat, merencanakan pembelajaran dan melepas lelah setelah mengajar dikelas. Bayangkan saat kita lelah suasana ruang guru riuh karena ada yang berjualan. Ruang guru juga selayaknya mesti bebas dari debat pandangan politik  yang tidak berujung, apalagi debat mengenai agama. Cara terbaik untuk terhindar dari ajakan debat yang tidak berujung adalah dengan membaca bacaan yang anda bawa dari rumah atau mendengarkan musik lewat headphone. Dijamin orang tersebut akan berikir dua kali untuk mau mengajak bicara diluar dunia pekerjaan. Jika anda membawa laptop dan suka bekerja dengan musik, selalu gunakan headphone jangan jadikan ruang guru riuh rendah oleh musik yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.

Saat di kelas.

Guru tipe jenis ini adalah guru yang menganggap kelas adalah tempat ia memimpin grup dari pembelajar. Di kelas ia tidak sungkan mengatakan ia tidak tahu dan ketat sekali dalam soal waktu. Ia lebih memilih memotong waktu makan siangnya demi mempersiapkan kelasnya. Ia juga akan menjadi orang yang ‘multitasking’ dan pandai memanfaatkan waktu. Misalnya sambil mengawasi siswa ia akan mengoreksi pekerjaan. Semua kegiatan pembelajaran yang ia lakukan bersama siswa dirancang untuk tidak membuat dirinya kelelahan dan tetap punya tenaga sampai sore hari menjelang.

Saat di rapat.

Jika seorang guru profesional menikuti rapat ia akan menyiapkan persiapan yang diperlukan misalnya dokumen atau pekerjaan untuk ditunjukkan pada orang yang hadir di meeting. Ia juga akan berpikir keras mengenai apa yang bisa dan mungkin ia lakukan. Ia juga akan memberikan ide yang belum pernah terpikir dan dipikirkan oleh guru lain, saat yang sama ia tidak mudah mengeluh , malah ia menjadi orang yang bisa menerima dan mendengarkan ide orang lain jika dirasa lebih efektif dan membantu mencapai tujuan.

Saat bertemu orang tua

Ia akan tersenyum sopan dan menyapa bila bertemu dengan orang tua siswa. Guru professional akan menjadi teman bicara yang ‘hangat’ dan seru tapi juga tidak akan lupa waktu dan tidak sungkan untuk meminta ijin mengakhiri pembicaraan jika saat mengajar atau rapat sudah tiba. Ia tidak akan mudah memberi nomor kontak dirinya sendiri atau guru lainnya jika orang tua meminta. Ia menganggap orang tua sebagai mitra dan bukan ‘klien’. Ia tidak akan larut dalam pertentangan antar orang tua atau antara orang tua dan sekolah (jika ada). Saat guru professional berkomunikasi dengan orang tua siswa, ia akan mendengar sebanyak ia berbicara.

Kerjasama antara unit sekolah dalam satu perguruan, mengapa tidak?

Sekolah yayasan perguruan swasta di Indonesia banyak yang sudah berdiri dari tingkat TK sampai SMA bahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sepanjang pengalaman saya berbicara dengan banyak orang tua di beberapa daerah banyak yang masih berpikir dua kali untuk menyekolahkan anaknya di sekolah dimana tingkat TK sampai SMA atau SD sampai SMA berada dalam satu lingkungan atau kawasan.

Beberapa hal yang menjadi kepedulian mereka antara lain apakah anaknya yang masih kecil tidak akan terpengaruh oleh tingkah ‘kakak-kakaknya’ dalam pergaulan sehari-hari. Padahal jika ini terjadi dan pihak sekolah tidak berhasil meyakinkan orang tua maka peluang sekolah untuk mendapatkan siswa baru akan berkurang.

Hal yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah antara lain memisahkan jam istirahat antara siswa yang sudah lebih besar dengan yang lebih kecil. Jika kantin yang tersedia hanya satu lokasi hal ini berguna untuk menjaga agar siswa yang lebih kecil tetap punya peluang untuk beristirahat dan tidak berdesak-desakan. Pemisahan jam istirahat juga akan membuat ‘pertemuan’ antara siswa besar dan kecil bisa diminimalisir.

Namun sebaik-baiknya pemisahan yang terbaik adalah dengan melakukan kerja sama antara kakak yang duduk di SMA dengan adik yang bersekolah di SD atau siswa SD dengan siswa SMP dan sebaliknya. Berikut ini adalah ide yang bisa dilakukan agar sang ‘adik’ tetap bisa bekerja sama dan saat yang sama menjadi bisa mempunyai kesan yang baik mengenai ‘kakak’ nya yang ada di lingkungan satu perguruan sekolah. Sebagai catatan saya menggunakan kata kakak untuk mengatakan siswa yang lebih besar dan adik untuk siswa sekolah yang lebih muda.

  • Adakan pekan buku di sekolah, minta siswa yang lebih besar membacakan cerita untuk adiknya yang ada di kelas lebih muda.
  • Minta kakak yang ada di tingkat sekolah yang lebih tinggi untuk berpromosi mengenai program-programnya didepan adik-adik saat assembly (saat semua siswa SD dan TK berkumpul)
  • Minta dan undang adik untuk datang dalam pameran yang diadakan oleh kakak dan sebaliknya.

Saya yakin dari 3 hal yang saya katakan diatas ide anda akan lebih berkembang untuk bisa lebih mengeratkan kerjasama antara sekolah atau unit ditempat anda mengajar . Jangan lupa hal yang lebih baik adalah jangan sungkan guru SMA atau SMP berpresentasi didepan guru-guru SD atau sebaliknya, mengenai sebuah hal yang menarik dan bermanfaat untuk diterapkan dikelas. Jadi selamat bekerjasama….!

%d blogger menyukai ini: