Serba-serbi menciptakan kelas yang hidup (Refleksi workshop guru kreatif di Sekolah Islam Terpadu Al Izzah Taman Adyasa Tangerang)

Ini adalah kunjungan saya yang kedua di sekolah Islam Terpadu Al Izzah Tigaraksa Tangerang.  Bersama 25 guru yang bersemangat tanggal 10 Juli 2010, saya membahas cara dan metode untuk menjadikan kelas tempat kita mengajar menjadi kelas yang hidup. Berikut ini adalah ringkasan pembahasannya.

Salah satu hal yang membuat guru cepat merasa lelah dalam mengajar adalah saat ia merasa bertanggung jawab atas bagaimana siswa belajar dan bagaimana siswa bisa berhasil dikelas. Dahulu bahkan sampai sekarang guru yang baik dinilai dari cara ia ‘peduli’ pada siswanya. Peduli disini adalah berarti ia berusaha membuat siswa berhasil tanpa kemudian berpikir,  “sebenarnya tanggung jawab belajar ada pada siapa?”  Pada diri saya sebagai guru atau pada diri siswa sendiri dengan saya guru sebagai orang yang membantu mereka meenmukan dan meraih kesuksesannya sendiri sebagai pembelajar.

Beberapa hal yang yang mesti dipertimbangkan dalam membuat siswa bersedia bertanggung jawab atas pembelajaran dikelas adalah (dikutip dari situs whatedsaid.wordpress.com);

1.  Bagaiamana anda mengatur tempat duduk dikelas?

Jika semua siswa menghadap kepada anda sepertinya hal itu sudah layak untuk ditinggalkan karena jika anda ingin mereka bertanggung jawab pada pembelajarannya biarkan mereka tidak menghadap kepada anda sebagai guru dan biarkan mereka duduk saling berhadapan dalam kelompok. Saat duduk didalam kelompok siswa akan lebih lancar dan cekatan dalam berbagi ide dan membuat mereka saling belajat dari rekannya satu sama lain.

2. Untuk anda sebagai guru apakah kelas yang hening masih yang paling utama?

Jika anda memilih suasana kelas yang hening sepanjang waktu, itu berarti anda masih merasa tanggung jawab pemberlajaran ada pada anda, padahal biarkan mereka saling bekerja dalam kelompok ( setiap kelompok idealnya tidak lebih dari 4 orang) agar siswa terbiasa untuk berkolaborasi, bekerja sama dan berdialog selama pembelajaran berlangsung. Kelas memang akan terasa lebih ramai dari biasanya, tetapi ramai yang terjadi adalah ramai yang terkendali. Disini kemampuan anada dalam mengatur irama dikelas sangat diperlukan, semakin anda bisa mengatur suasana kelas kapan mesti hening kapan menjadi ramai maka kelas tempat anda mengajar akan menjadi lebih hidup.

3. Pajanglah hasil pemikiran siswa dan bukan hanya  hasil pekerjaan siswa yang sudah baik dan sudah rapi.

Guru sering tergoda untuk menghias kelasnya dengan semua hal yang indah-indah saja dari siswa nya. Jika perlu bahkan guru merapikan hasil pekerjaan siswa nya agar dipandang layak dipajang dikelas. Kelas yang baik tidak hanya mengutamakan hasil pekerjaan siswa yang rapih dan bagus saja, kelas yang baik mengutamakan juga memajang poses pemikiran siswa yang dituangkan di kelas. Dengan demikian kelas juga memajang proses berpikir dan  pemikiran siswa.

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

Satu komentar pada “Serba-serbi menciptakan kelas yang hidup (Refleksi workshop guru kreatif di Sekolah Islam Terpadu Al Izzah Taman Adyasa Tangerang)”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: