Masih ingat tulisan saya mengenai dua rekan baik saya yang berpindah ke sekolah lain. Kali ini saya beruntung bisa berkunjung dan bersilaturahmi ke sekolah mereka yaitu sekolah Sophos Indonesia di Serpong tanggal 6 di bulan Juli 2010 . Sekolah Sophos adalah sekolah yang mempunyai visi jauh ke depan dalam memberi yang terbaik bagi siswa siswi yang menjadi murid di sekolah tersebut. Terletak di jantung Serpong sekolah ini punya banyak rencana besar bagi pengembangan kualitas guru yang mengajar.
Bersama kurang lebih 25 guru yang hadir saya berbagi dan membahas bersama mengenai bagaimana menjadikan siswa punya keinginan kuat untuk menjadi seorang yang inquirer (selalu bertanya dan ingin tahu).
Beberapa hal yang saya sampaikan dalam workshop ini antara lain
- Siswa bukanlah ‘busa’ yang mesti menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya. Menjadikan siswa yang selalu mau bertanya dan ingin tahu sebenarnya tidak susah yang diperlukan hanya menjadikan siswa sebagai salah satu sumber belajar.
- Pandang siswa sebagai individu yang ‘unik’, seperti juga kita orang dewasa yang menjadi guru, siswa senang sekali bisa diketahui keunikannya. Anda tidak perlu tahu detail pribadi siswa sampai masalah lain yang terlalu sensitive tapi cukup memandang siswa unik dan berprasangka baik maka setengah dari perjalanan mendisplinkan siswa sudah selesai.
- Dengan menanamkan dipikiran guru bahwa setiap siswa adalah unik, maka kelas yang kita ajar bukan lagi kelas yang terbagi atas kelas dengan pembagian ‘anak pintar’ dan ‘anak yang tidak pintar’.
- Setiap siswa pada dasarnya senang belajar dan selalu ingin tahu, tugas guru bukan memberitahukan (menyuapi) tetapi membantu mereka menemukan sendiri keingin tahuannya.
- Berikan mereka ketrampilan bertanya dan melakukan riset. Mencari data dimasa sekarang tidak hanya lewat buku tetapi juga lewat internet.
- Nilai bukan segalanya, tapi sebagai guru anda memang mesti menilai siswa. Formula yang terbaik adalah berikan siswa penilaian yang berimbang , autentik sambil tetap memberikan motivasi dan umpan balik bagi siswa.
- Siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda. Dalam teori pendidikan hal tersebut disebut modalitas belajar, jadi tidak semua siswa bisa tahan mendengarkan guru berbicara secara terus menerus selama 1 jam pelajaran.
- Belajar bukan aktivitas yang pasif. Guru yang baik memberikan kesempatan siswa untuk belajar dengan mendengar, melihat dan bergerak.
Guru yang hadir semuanya antusias dan senang mengikuti kegiatan dalam workshop ini. Saat yang sama saya juga belajar mengembangkan diri menjadi guru yang reflektif dan mau terus belajar. Kepada Ibu Tristan dan Ibu Egi, dua orang srikandi pendidikan dari Sekolah Sophos Indonesia, ucapan terima kasih yang besar saya ucapkan semoga sekolah yang anda pimpin bisa menjadi sekolah yang efektif dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa.