WORKSHOP KHUSUS PROGRAM LIBURAN BAGI PENDIDIK ANAK USIA DINI

Para pendidik anak, ingin memperluas tehnik mengajar anak didik anda?? dengan topik-topik menarik dan berhubungan dengan program belajar anak didukung oleh para trainer yang berpengalaman dalam bidangnya?

Jangan ragu-ragu segera ikuti berbagai pelatihan dibawah ini.

1. Workshop Kekuatan Musik Untuk Mengajar Anak Usia Dini

Date:

Thursday, July 1, 2010

Time:

9:00am – 2:00pm

Location:

Demarko Education Supplies

Street:

Jl Cilandak Tengah Raya No 5

City/Town:

Jakarta, Indonesia

Description

Jika Anda dapat mengajarkan pelajaran apa saja, Anda pun bisa mengajar pelajaran musik. Kadang kalanya, guru telah dituntun untuk percaya bahwa tanpa training musik formal atau kemampuan untuk memainkan instrumen, mereka tidak mampu untuk mengajar musik. Padahal, belajar musik adalah sama dengan pembelajaran lainnya. Jadi? Bagaimana kita bisa mengajar musik kepada anak didik kita? Temukan jawabannya pada workshop ini…

Pembicara :

OSCAR SOESMONO

Mengawali karirnya dengan mengajar privat untuk piano, gitar, dan drum, Bpk Oscar telah merintis dan memiliki karir sebagai guru musik di sekolah terkemuka di Jakarta diantaranya Australian International School, Sekolah Mentari, Sekolah Cita Buana, ACG International School, dan New Zealand International School

Lanjutkan membaca “WORKSHOP KHUSUS PROGRAM LIBURAN BAGI PENDIDIK ANAK USIA DINI”

Sekolah Unggulan Gaya Amerika Tidak Mengenal Jurusan Primadona

Tidak saja Indonesia yang menggunakan sekolah berlabel unggul untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Amerika Serikat yang pendidikannya sudah dapat dikategorikan sangat baik juga mempelopori sekolah unggulan. Walau negara ini tidak menggunakan label yang kentara dengan sebutan “school plus” atau “excellent school”. Walau bagaimana gebrakan Amerika selalu menjadi kiblat bagi negara berkembang, termasuk negara kita yang juga sering mengadopsi program sekolah Amerika.

Gaya pendidikan atau pembelajaran kita, kadang kala, terasa masih bercorak gaya tempo dulu. Orang tua dan guru masih suka banyak melarang yang tidak jelas manfaatnya. Kebiasaan banyak melarang malah membuat anak menjadi sulit untuk mengambil inisiatif atau prakarsa, miskin inovasi dan kreatifitas. Kalau kita gagap untuk melakukan prakarsa (inisiatif) dalam suatu aktifitas dan mengambil keputusan, suka menunggu dan senang untuk diatur oleh orang lain, maka ini adalah buah dari hidup dalam rumah dan sekolah yang membudayakan “suka melarang”. Maka kini saatnya perlu perubahan. Dalam pendidikan tidak tepat lagi kalau terlalu banyak melarang dan mengatur, namun memberi kebebasan positif. Bagaimana pembelajaran yang ideal ? Kita bisa mencari contoh dari sekolah yang maju dari dalam negeri atau dari luar negeri, Amerika misalnya. Bukan berarti kita berkarakter ke-Barat-baratan.

Salah satu pusat belajar unggulan di Amerika Serikat, yaitu Metropolitan Learning Center Interdistrict Magnet School for Global and international studies (http://www.mlc.crec.org), yang kebijakan pendidikan membuat sekolah punya magnet/ daya tarik untuk studi global dan internasional. Stakeholder pendidikan menjanjikan kecerdasan pada siswa untuk menghadapi masa depan yang maju. Prinsip pengajaran yang dianut oleh pusat belajar ini adalah “let them talk, let them lead, let them learn, let them join, let them play, let them live, let them dance/ move, in the break time- let them eat”. Dari semua frase tadi, yang perlu dicatat adalah kata “let” atau “biarkan”. Ini berarti sebuah kata untuk pembebasan dan mendorong mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif, serta kontra dengan kemalasan dan suasana yang statis.

Ciri-ciri keunggulan pertama dalam pembelajaran di sekolah MLC (Metropolitan Learning Center) yang berlokasi di 1551 Blue Hills Avenue Bloomfield, adalah kebebasan dalam berekspresi atau let them talk. Di negara- negara berkembang atau di sekolah yang kualitas pendidikannya rendah, kebebasan dalam berekspresi kurang terwujud, malah ekspresi anak didik di sana cenderung terbelenggu, kurang tampak saluran untuk mengekspresikannya. Dalam kelas hanya guru yang sibuk berbicara- teacher centered. Dalam event-event sekolah anak didik cuma pintar berekspresi berdasarkan hafalan, dan melupakannya setelah itu.

Kepemimpinan di sekolah unggulan MLC ini bukan bercirikan “one man show” dalam arti hanya monopoli atau otoriter seorang kepala sekolah. Namun kesuksesan kepemimpinan sekolah unggulan ini adalah karena team work antara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Eksistensi Staf sekolah, juga eksistensi dari ketua jurusan untuk mata pelajaran . Team work kepemimpinan dan manajemen sekolah selalu memotivasi, memberi model dan menemani warga sekolah/ anak didik untuk merencanakan masa depan. Bukankah hidup ini perlu ambisi atau cita-cita, maka setiap anak didik harus punya ambisi.

Lanjutkan membaca “Sekolah Unggulan Gaya Amerika Tidak Mengenal Jurusan Primadona”

Tips membuat komentar atau narasi di raport

Buat seorang guru mengomentari siswa adalah bagian pekerjaan yang mesti dikerjakan setiap pertengahan dan akhir tahun ajaran. Untuk menjaga agar komentar guru bisa membangun sekaligus memberikan informasi yang terbaik mengenai hasil pembelajaran siswa, maka guru perlu memperhatikan prinsip di bawah ini.

(sebagai catatan tips dibawah ini diberikan oleh guru sekaligus mentor saya Ibu Yulia. Beliau memberikan tips ini beberapa tahun lalu dalam rapat menjelang kenaikan kelas. Thanks Bu Yulia, tips nya masih bermanfaat hingga kini, semoga menjadi amal ibadah untuk anda, amin)

Apa yang perlu dipertimbangkan?

Fokus dengan apa yang ingin kita nilai.

Memperhatikan setiap perkembangan yang diperlihatkan oleh siswa kita.

Menggunakan semua data penilaian yang kita miliki. Bukan berdasarkan spekulasi.

Buatlah komentar yang khusus untuk setiap anak, relevan, spesifik dan akurat.

Apa saja yang sebaiknya ada dalam komentar yang kita buat untuk siswa kita?

pencapaian hasil belajar siswa, apa yang telah diselesaikan atau apa yang telah dapat dilakukan oleh siswa kita

area dimana siswa masih membutuhkan banyak bantuan atau perbaikan

bagaimana siswa dapat belajar lebih banyak atau meningkatkan hasil belajar di masa yang akan datang.

Lanjutkan membaca “Tips membuat komentar atau narasi di raport”

GOOD SCHOOLS, GOOD TEACHERS

Saat saya melihat lihat arsip lama buletin sekolah tempat saya mengabdi dan belajar, mata saya terpaku pada artikel yang menarik dan layak untuk kita jadikan renungan bagi para pendidik di mana saja berada. Tidak lain tidak bukan agar anak kita generasi penerus bangsa bisa merasakan aura dan atmosfir positif di sekolah tempat mereka menuntut ilmu. Terima kasih bu Sari atas tulisan yang mencerahkan ini, saya yakin Ibu tidak keberatan tulisannya saya hadirkan disini. Mohon ijin dan salam hormat selalu dari saya.

Bulan November lalu saya diminta oleh Sampoerna Foundation Teacher Institute untukmenyampaikan pandangan saya tentang “Sekolah yang Baik, Guru yang Baik” di hadapan guru peserta Kongres Guru Indonesia 2008. Saya duduk dalam panel diskusi yang beranggota Prof S.Gopinathan, Kepala Pusat Riset Pedagogi & Praktek National Institute of Education Singapore me-wakili sudut pandang guru profesional; Luh Gede Puspini Rini, Kepala & Humas Program Internasional Sekolah Global Prestasi Bekasi mewakili pimpinan sekolah; Prof. Johana Rosalina K., DekanFakultas Psikologi Unika Atma Jaya mewakili akademisi; dan saya mewakili orang tua siswa.

Saya ungkapkan bahwa saya dan suami mempunyai daftar “Kriteria Sekolah yang Baik”saat kami mencari sekolah baru bagi kedua putra kami. Yang pertama kami amati adalah visi darisekolah bersangkutan yang harus sesuai dengan visi kami, yaitu pada saat meninggalkan sekolah,kedua putra kami akan menjadi individu yang suka mempelajari diri dan lingkungan sekitarmereka sehingga mereka mampu berfikir untuk perbaikan diri sendiri, mengatasi persoalan yang dihadapi, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, bekerja sama secara baik dengan oranglain demi hasil yang lebih baik demi kebaikan bersama, dan yang terpenting mereka akan memilih menjadi warga dunia yang etis, toleran dan bertanggungjawab. Lanjutkan membaca “GOOD SCHOOLS, GOOD TEACHERS”

%d blogger menyukai ini: