Guru agama di sekolah, bertanggung jawab di tiga dunia pada siswa nya

Tulisan ini saya buat di sela-sela pelatihan pembelajaran internet dan pembuatan blog pendidikan. Saya hadir sebagai narasumber Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Departemen Agama yang mengadakan kegiatan Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SD Berbasis Multimedia. Peserta kegiatan ini adalah Guru-guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tingkat SD dari 33 provinsi dan pusat.

Ada hal yang menarik, ternyata guru -guru agama sekarang di banyak sekolah diberbagai tingkatan, bertanggung jawab pada siswa nya dalam 3 dunia. Mereka adalah dunia nyata alias perilaku dalam keseharian, dunia akhirat alias kehidupan setelah kematian serta ini yang sedang menjadi pokok bahasan yang hangat’ yaitu bagaimana mereka menjadi warga digital yang baik, akhlak dan perilakunya di dunia maya.

Senang bertemu para guru yang bersemangat, dari refleksi seminar ‘sumber belajar’ bersama guru SMP Perguruan Cikini Jakarta

Di jaman seperti sekarang ini, siswa lebih punya alternatif sumber pengetahuan dibanding dahulu saat kita masih bersekolah. Ada banyak terbitan, media baik cetak dan elektronik yang melingkupi dunia mereka sebagai siswa. Namun sayangnya sedikit guru yang mau berusaha kreatif mencari alternatif sumber pengetahuan bagi siswa nya di kelas. Banyak guru yang sudah merasa cukup menggunakan metode terkini ketika ketika menyuruh anak mencari sebuah pengetahuan pada mesin pencari Google di internet.

Hal tersebut memang patut di syukuri, bahwa itu berarti guru sudah melek teknologi. Tetapi siswa sekarang butuh lebih dari itu, mereka haus tugas yang menantang dan memberikan kepuasan sendiri bagi mereka jika bisa menyelesaikannya. Jadi daripada sekedar meringkas buku di perpustakaan atau mencari kliping dari majalah, koran atau internet ada baiknya jika sekali-kali siswa diminta atau diberikan tipe penugasan seperti di bawah ini ;

5 karakter sekolah yang bagus

Pernah mendengar orang tua siswa berkata ‘anak saya bersekolah ditempat yang bagus’. Bagus menurut orang tua belum tentu bagus menurut guru atau siswa. Indikasinya adalah pada beberapa pelatihan yang saya fasilitasi, jarang sekali saya mendengar ada rekan guru yang mengatakan ‘Saya mengajar di sekolah yang baik’, mudah-mudahan ini terjadi karena rekan saya tersebut terlampau rendah hati. Walaupun memang kata bagus dan baik punya banyak dimensi dan standar yang berbeda-beda.

Jadi sebenarnya seperti apa sih kriteria sekolah yang bagus dan baik itu? Silahkan melihat kriteria dibawah ini, mudah-mudahan membuat kita berpikir untuk menjadi lebih baik dari masa ke masa.

Mengambil inspirasi dari sebuah film, mari menyongsong tahun ajaran baru dengan optimisme.

Sekarang saya ingin anda untuk merobek  halaman-halaman di buku itu. Ayo, robek  seluruh halaman. Anda mendengar saya, robek. Robek! Terima kasih Dalton. Ayo anak-anak, saya ingin memberitahu: tidak hanya halaman awal yang dirobek, robek juga seluruh halaman pengenalan. Saya ingin si pengarang pencipta buku ini pergi, pergi hingga tinggal sejarah.. Robek! Enyah, J. Evans Pritchard, Ph.D. enyah..pergi … Saya ingin mendengar apa-apa kecuali buku Mr.Pritchard yang terobek. Buku ini tidak berisi ayat suci. Anda tidak akan pergi ke neraka hanya karena ini.

Komentar peserta inhouse training Sekolah Al Irsyad 01 Purwokerto tema ‘Pengelolaan kelas yang efektif’ dan ‘Pembelajaran menggunakan IT’

Assalamu’alaikum wr wb
yth. pak agus
thank’alot ya pak atas trainingnya….
jadi tau banyak masalah IT. Apalagi buat anak2,meskipun kendalanya kita harus lebih menyediakan waktu yang banyak buat download ini itu, dan harus punya banyak situs buat pendidikan .

Yunika Veliasih

Berita pelatihan Agus Sampurno untuk PT. Wilmar International dalam program Wilmar Education Partnership di Harian Analisa Medan

Agenda 3 hari pelatihan bersama guru SMP dan SMA binaan CCDE Banda Aceh, dalam tema workshop inkuiri dalam pembelajaran.

Sebagai lanjutan dari putaran pertama dari workshop bagi guru binaan CCDE (Center Community Development and Education)  saya berkesempatan belajar bersama kali ini dengan guru SMP dan SMA yang menjadi binaan CCDE di kota Banda Aceh dan sekitarnya. Berikut ini agenda 3 hari yang saya lakukan bersama guru-guru yang antusias dalam mengikuti hari demi hari pelatihan yang dilangsungkan sehari penuh, mulai pukul 8.30 sampai dengan pukul 4 sore.