5 cara menjadi guru yang kreatif

Pak Agus, met ketemu lagi pertemuan kita di pelatihan guru kreatif di semarang,  masih ada yang kurang maka saya tanyakan kepada bapak, guru kreatif itu guru yang bagaimana ? sementara dengan program sekolah gratis berdampak pada sekolah kurang kreatif yang mengimbas pada gurunya, mohon pak agus kami beri solusinya, trim

Surat dari bapak Agus Suyono di Semarang yang dikirim melalui surat elektronik.

Bagaimana cara menjadi guru kreatif? wah ini baru pertanyaan yang seru. Dikarenakan sejak blog ini dibuat tidak ada satu artikel pun yang mengarah langsung kesana. Hal yang saya lakukan adalah banyak-banyak menulis artikel tentang metode pembelajaran tanpa memberi cap pembelajaran kreatif.

Lanjutkan membaca “5 cara menjadi guru yang kreatif”

Teknologi informasi ada untuk mempermudah, laporan dari workshop IDE (Inovasi Dalam Edukasi) Hotel Belle View Semarang 24-25 Maret 2009

training-ide-semarang-24-25-maret-2009-dan-workshop
Day 1

Teknologi ada untuk mempermudah, namun untuk bisa sampai kepada pengertian ini guru perlu untuk melebarkan paradigma dan menjadi individu yang berpikiran terbuka. Gagasan ini dijadikan sebagai landasan oleh program IDE (Inovasi dalam edukasi) yang mempunyai sekolah binaan di beberapa kota di Indonesia untuk melakukan pembinaan dan workshop bagi guru-guru yang masuk daerah binaan. Silahkan klik disini untuk keterangan mengenai program IDE.

workshop-ide-semarang-24-25-maret-2009
Day 1

Lanjutkan membaca “Teknologi informasi ada untuk mempermudah, laporan dari workshop IDE (Inovasi Dalam Edukasi) Hotel Belle View Semarang 24-25 Maret 2009”

3 sikap yang membuat guru takut bersentuhan dengan teknologi informasi

Profesi guru dimasa sekarang seperti tercengkeram oleh perubahan-perubahan yang terjadi disekelilingnya. Selain masalah sertifikasi guru sebagai sebuah profesi, masalah lain yang timbul adalah masalah penggunan teknologi sebagai alat pembelajaran. Masalah yang terakhir bukan menjadi masalah untuk guru yang belum mau berubah, atau bagi guru yang masih mau mengajarkan siswanya seperti ia diajar oleh gurunya puluhan tahun lalu.

pemanfaatan-tik-di-sekolah1

Siswa kita sekarang bukan individu yang sama seperti saat kita jadi siswa dahulu. Ada banyak teknologi dan media yang melingkupi mereka. Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan dikelas, ia bersaing dengan banyak media dan teknologi yang sehari-hari ada disekeliling siswa. Ada DVD dan CD tentang pengetahuan, tayangan ilmu pengetahuan di televisi yang dikemas dengan menarik, orang-orang di sekeliling siswa yang mampu menghadirkan pengetahuan dengan kasih sayang, yang terakhir internet, alat yang selalu melayani keingintahuan siswa 24 jam dan 7 hari dalam seminggu. Lewat kemasan multimedianya (gambar, video, teks dan interaksi langsung) teknologi internet bisa menjadi saingan bagi guru yang tidak mau berubah.

Lanjutkan membaca “3 sikap yang membuat guru takut bersentuhan dengan teknologi informasi”

Di Bandung untuk Klub Guru Indonesia

klubguruindonesia1

Berikut ini adalah cuplikan surat Pak Ihsan (sekjen Klub guru Indonesia) di mailing list Klub Guru Indonesia tanggal 26 Februari 2009

Dari pertemuan ini kita bisa membentuk “TIM ICT KLUB GURU” yang siap
diterjunkan di kota manapun di Indonesia saat Klub Guru setempat ada
kegiatan yang berkaitan dengan tema ICT For Teachers. Soal giliran
manggung, Insya Alloh saya siap jadi “manajer” yang akan mengirimkan
para trainer keliling cabang-cabang Klub Guru.

Lanjutkan membaca “Di Bandung untuk Klub Guru Indonesia”

Terima kasih pembaca (6 jurus membuat blog pendidikan ala gurukreatif)

foto-aliya
Putri kedua saya Aliya Sampurno, memegang hadiah dari ICTwatch untuk blog gurukreatif.

Saat saya memulai niat untuk menulis blog ini, yang ada dipikiran saya adalah bagaimana saya bisa membantu para guru diseluruh Indonesia dalam proses mereka belajar dan mengajar. Dalam perjalanannya saya menulis beberapa topik besar antara lain, ‘manajamen kelas’, ‘motivasi dalam mendidik’, ‘kepemimpinan di sekolah’ dan ‘integrasi teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran’. Bidang yang saya sebutkan terakhir memang bidang yang menjadi deskripsi tugas saya sebagai guru di Sekolah Global Jaya. Tempat saya menimba ilmu sambil bekerja selama beberapa tahun belakangan ini.

Layaknya sebuah usaha dan pekerjaan, menulis blog juga membutuhkan persiapan, semangat dan kejelian dalam mengangkat topik.  Dikarenakan blog ini menyasar para pemerhati pendidikan, sebagai pembaca, maka dengan penuh kerja keras saya mengangkat masalah yang dihadapi dalam keseharian para guru termasuk saya sendiri.

Lanjutkan membaca “Terima kasih pembaca (6 jurus membuat blog pendidikan ala gurukreatif)”

3 prinsip dalam pembuatan portfolio siswa

Dalam dunia periklanan dan promosi saat seorang desainer ingin bergabung dengan sebuah perusahaan periklanan, biasanya membawa sebuah dokumen yang disebut portfolio. Isinya antara lain karya-karya yang terbaik yang dihasilkan dan diharapkan bisa membuat citra yang positif mengenai kemampuan kreatif sang desainer.

Dalam dunia pendidikan istilah portfolio ada saat guru ingin mengajukan dirinya agar disertifikasi. Isinya semata sertifikat dan penghargaan yang membuktikan bahwa guru tersebut layak diberikan predikat guru profesional menurut standar UU sertifikasi.

Lanjutkan membaca “3 prinsip dalam pembuatan portfolio siswa”

9 pertanyaan untuk membantu peserta pelatihan guru melakukan refleksi.

Sebuah pelatihan guru yang baik mempunyai beberapa  dimensi. Dimensi itu antara lain, dimensi perubahan paradigma, dimensi metode terkini sampai dimensi belajar aktif. Kesemuanya diupayakan membawa perubahan dalam cara berpikir dan saat mereka berhadapan dengan siswa, sebagai  individu yang berhubungan langung serta menikmati hasil oleh perencanaan pengajaran sang guru.

Lanjutkan membaca “9 pertanyaan untuk membantu peserta pelatihan guru melakukan refleksi.”

Menjadi warga dunia digital yang baik (Digital citizenship) dengan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya untuk kehidupan nyata.

offline
Suasana pertandingan didunia digital, sarat dengan sportivitas.
offline
Sebaliknya didunia nyata, banyak pertandingan sepakbola di warnai penganiayaan dan perkelahian (Forum detik.com)

Mari bayangkan dua illustrasi berikut ini.

“Seorang siswa berumur belasan yang senang berolah raga sedang asyik bermain game kesukaan nya melalui video game. Permainan kesukaannya adalah sebuah permainan yang menyerupai sebuah kompetisi besar setingkat piala dunia. Dalam permainan itu ia bebas menentukan kesebelasan mana yang akan bertanding dan siapa pemain yang akan diturunkan untuk bertanding. Selama permainan berlangsung terjadi pertandingan yang seru dan kedua kesebelasan bertanding dengan mempraktekan prinsip fair play, sebuah prinsip yang dijunjung tinggi dalam dunia olahraga sepak bola. Termasuk didalamnya adalah menghormati apapun keputusan wasit.”

Sementara itu ditempat lain (didunia nyata) sebuah stadion tempat dimana pertandingan sepak bola yang sedang berlangsung;

“Pertandingan tiba-tiba berhenti oleh peluit wasit yang langsung menunjuk titik pinalti ketika seoran g pemain yang sedang melakukan serangan diganjal dengan keras oleh pemain lawannya. Stadion langsung bergemuruh dan semua supporter kesebelasan yang terkena hukuman pinalti berteriak marah dan terjadilah protes para pemain dan dilanjutkan dengan penganiayaan terhadap wasit.”

Lanjutkan membaca “Menjadi warga dunia digital yang baik (Digital citizenship) dengan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya untuk kehidupan nyata.”

Wahai para guru, mari mengubah cara bukan isi

Akan tiba saatnya sekolah tidak lagi terkungkung pada empat tembok yang membatasi. Tapi akan meluas dan melewati batas yang ada sekarang. Banyak sekali tipe kurikulum yang sudah dirancang dan diluncurkan namun sedikit banyak siswa-siswi kita sekarang bukan lah menjadi pengguna atau sasaran yang tepat dari kurikulum-kurikulum tersebut.

Siswa dan siswi kita sekarang tumbuh dalam dunia pertumbuhan dunia digital yang sangat cepat. Ada yang mengatakan perbandingannya 1:7 artinya satu tahun didunia nyata sama dengan 7 tahun di dunia digital. Sebuah percepatan yang luar biasa. Apa mau dikata siswa dan siswi kita berpikir dan berbicara dalam bahasa yang berbeda dengan kita. Mereka adalah pemilik dan penduduk asli dunia digital.

Lanjutkan membaca “Wahai para guru, mari mengubah cara bukan isi”

Penghargaan ‘Educational Blog” untuk guru kreatif

Kepada Yth.

Sdr/i Pengelola Blog gurukreatif.wordpress.com

Setelah melakukan proses verifikasi dan penilaian, bersama ini kami
menyampaikan bahwa blog yang Anda kelola layak dan berhak mendapatkan
penghargaan Internet Sehat Blog Award (ISBA) 2009 untuk kategori mingguan
“Education Blog” pada periode Selasa (03/03/2009).

Selamat untuk Anda!

Terimakasih atas partisipasi Anda, dan semoga makin sukses.

Tim Internet Sehat Blog Award (ISBA) 2009
http://www.ictwatch.com/internetsehat

Ulasan Pak Dedi

http://dedidwitagama.wordpress.com/2009/03/09/kabarkan-award-blog-sehat-of-the-week-3-maret-2009/

Berita di detik

http://www.detikinet.com/read/2009/03/04/090735/1093904/404/nih-dia-blog-sehat-of-the-week

%d blogger menyukai ini: