Kepemimpinan merupakan hal yang mutlak dalam tiap segi kehidupan. Dari kepemimpinan negara sampai kepemimpinan di dalam rumah tangga adalah hal yang bisa dan gampang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi di sekolah? Walaupun sudah jelas ada jabatan kepala sekolah serta sederet jabatan lain yang intinya adalah pemimpin para guru namun guru sebagai individu tidak bisa tidak harus juga punya aspek kepemimpinan.
Ada dua perbedaan nyata namun menariknya keduanya saling mendukung dan memberikan kontribusi yang sama bagi sekolah sebagai komunitas pembelajar yang professional. Silahkan membaca dibawah ini aspek apa saja yang termasuk dalam kepemimpinan guru di kelas.
1. Dalam menumbuhkan dan meyuburkan suasana mencari ilmu dikelas.
Guru dibutuhkan perannya agar siswa menguasai subyek yang diajarkan, mempunyai inisiatif dalam mencari pengetahuan diluar yang diajarkan serta berpikiran kritis dan analitis. Tapi dibutuhkan teknik mengajar yang kreatif untuk mewujudkan itu semua. Pembaca bisa mengunjungi blog Pak Suhadi untuk metode yang baik dan bisa diterapkan dalam pembelajaran dikelas.
2. Mangambil hati dan pikiran pribadi-pribadi yang ada disekitarnya
Mudah sekali memimpin siswa dikelas jika kita sudah bisa mengambil hati serta bisa membaca pikiran siswa kita dikelas. Sebenarnya bukan hal yang mudah dalam membaca pikiran siswa. Tapi jika kita mau membiasakan melihat apa yang tersirat maka lama kelamaan akan menjadi mudah membaca pertanda atau isyarat yang diberikan siswa mengenai sesuatu hal.
Jika kita sudah menguasai keterampilan dalam mengambil hati dan pikiran akan labih mudah juga bagi guru untuk mendukung siswa melewati hambatan dalam proses belajarnya.
3. Bermitra dalam bekerja dengan orang lain.
Dalam mengajar sebuah kelas guru pastinya tidak sendiri, ada banyak pihak yang ada disekeliling lingkup pekerjaan nya sebagai pendidik. Ada kepala sekolah, rekan sesame guru, administrasi dan pihak lain yang jika tidak diperlakuakn sebagai team akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Ingat singakatan dari T.E.A.M artinya Together wE Achieve More atau bersama untuk meraih yang terbaik.
4. Mau mengerti diri sendiri dan orang lain.
Banyak guru yang mengalami tekanan pekerjaan karena kurang berorientasi pada diri sendiri. Sikap berorientasi pada diri sendiri bukan berarti egois, tetapi lebih kepada upaya untuk menggali apa yang menjadi potensi orang-orang disekitarnya sambil menghormati diri kita sendiri.
Misalnya ketika ada guru lain yang meminta kita melakukan sesuatu pertolongan yang berhubungan dengan pekerjaan adakalanya sikap kita hanya dua, menerima atau menolak. Padahal ada sikap satu lagi yaitu menerima untuk kemudian mengatur waktu agar bisa dikerjakan sambil berusaha mengajarkannya agar dilain kesempatan rekan tadi mampu menolong dirinya sendiri.
Wah, blog saya dilink pada posting yang bagus ini. Thanks, untuk apresiasinya Pak Agus.
Selamat, sehat dan sukses selalu. Ide dan pemikiran bapak selalu berfanfaat bagi saya. Mudah-mudahan begitu juga bagi yang lain, terutama para pendidik dan calon-calon pendidik, yang harus selalu siap dan mempersiapkan diri di depan kelas maupun di uar kelas.
Sekali lagi, saya ucapkan selamat dan sehat serta sukses buat pak Agus.
Mudah-mudahan Riau mau mengundang bapak datang untuk berbagi semua ilmu yang bapak miliki dei kemajuan pendidikan dan untuk mendidik anak-anak bangsa.
Salam,
smskalit
Bener banget….., di zaman sekarang memang sangat jarang ditemukan guru yang berkpribadian pendidik, padahal itu yang harus ada !!!!!!!!
mang bener sich…… setiap guru harus memiliki itu semua. jika guru tidak bersifat kepemimpinan di kelas, mau maju gimana negri ini………. tanksssssssssssss