6 indikator pengelolaan kelas yang berhasil

Pembaca sekalian, tulisan ini dibuat menyambut respon dari Ibu Ayu yang menanyakan mengenai indikator pengelolaan kelas yang berhasil. Uniknya melalui upaya menjawab pertanyaan beliau saya malah mendapat hal-hal yang baru. Salah satu yang membuat saya terkejut adalah perihal memberikan siswa konsekuensi, yang ternyata sama dengan mengancam siswa. Semuanya saya dapat dari situs teachers.net. silahkan menikmati indikator-indikator berikut ini.

1. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas

2. Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.

3. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.

4. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.

5. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)

6. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari

Ada dua hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak.

1. Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.

2. Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur.

Iklan

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

98 tanggapan untuk “6 indikator pengelolaan kelas yang berhasil”

  1. semoga para guru bisa belajar dari blog pak agus ini.
    salam,

    Terima kasih Pak Progo,
    Gimana kabar belajar puteramya, semoga diberi kelancaran oleh Allah SWT.
    amin

  2. Hmmm …
    (Banyak istilah baru bagi saya yang awam teori didaktika – paedagogy ini …)
    Terima kasih sharingnya ya pak …

    Aku mau tanya : Apa ini berlaku juga untuk proses belajar mengajar orang dewasa nggak ya pak …?
    Dimana ya saya bisa dapat literaturnya … mengenai Andragogy ini …

    Silahkan pak NH,
    ini link nya

  3. Pak kok belum ada postingan baru nih ?
    kabar sekolah putra saya ? ……capek deh ….(ngontrol kerja pegawai negeri (gurunya) dan anak abg) …..
    kalau udah usaha ya tinggal doa pak .

    Betul Pak Progo,
    semoga lancar semuanya

  4. met kenal mas Agus dari saya moga-moga tulisannya moga-moga bisa meningkatkan kualitas guru dalam mengajar

    terima kasih atas doanya
    Salam kenal

  5. makasih infonya, hope it will become my reminder to improve myself in managing my class.

    Sama-sama Mbak Indri, semoga bisa terus semangat dalam mengelola kelasnya.
    Amin

  6. mengelola dan mendisiplinkan itu yg gmn pak?

    Dua hal yang anda sebutkan adalah hal yang sangat berbeda. Mengelola berarti menerapkan hal-hal yang penting misalnya agar kelas dapat berlangsung dengan baik artinya guru menerapkan prosedur dalam menjalankan kelasnya. Berikut ringkasannya
    DISIPLIN: menitik beratkan pada bagaimana siswa berprilaku
    PROSEDUR: menitik beratkan pada hal-hal yang mendukung pembelajaran dikelas dilakukan dengan baik.
    DISIPLIN: Ada hukuman dan penghargaan atau imbalan
    PROSEDUR: tidak mempunyai kedua-duanya

    bener ga’ misalkan kita meletakkan anak di TK A krn perilakunya yg suka memukul kita bilang “nanti kalo masih suka mukul teman, sama bu guru dikembalikan ke TK A lho” itu ancaman bukan?
    terus ngatasinya dengan apa kalo dikasi tau ga bisa. ato kalo salah disuruh istighfar 20 kali, boleh ga?ato disuruh berdiri di depan kelas, kalo TK boleh ga’?txs

    Ya itu merupakan bentuk ancaman. Hati-hati dampak dari mengancam akan membuat anak menjadi kebal. Hindari juga hukuman yang akan mempermalukan siswa. Apabila anda belum membuat prosedur apa saja yang diperlukan kelas anda. silahkan memulai dengan peraturan dan konsekuensi.
    Akan lebih efektif bila anak menunjukkan sikap perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di kelas maka berikan ia konsekuensi yang mendidik. Bila guru sejak awal telah membuat kesepakatan bersama dengan siswa tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam kelas maka guru akan lebih mudah mengarahkan sikap perilaku siswa. Bangun suasana demokratis dengan memlibatkan siswa dalam pembuatan kesepakatan dan konsekuensi yang berlaku di dalam kelas. Jika dari awal siswa terlibat maka diharapkan siswa akan lebih menghargai peraturan yang dibuat dan mereka akan lebih faham akan peraturan kelas dan konsekuensinya. Jalin komunikasi dengan orang tua untuk mencari jalan keluar atas setiap permasalahan siswa, terlebih untuk sikap perilaku yang negatif. Jangan menunda untuk berkomunikasi dengan orang tua sebab guru tidak dapat membimbing siswa sendiri, peran orang tua di rumah juga sangat diperlukan.

      1. Apa kabar pak Odenk,
        Silahkan telusuri, di blog ini ada banyak masalah pak, silahkan ambil yang sesuai.
        Terima kasih sudah mampir.

  7. Pak, apa indikator pembelajaran yang kondusif yang mendukung perkembangan dan pemerolehan bahasa anak? Terima Kasih.

  8. berkata-kata memanglah mudah
    berbuat semua mata memandang
    kadang benar kadang salah
    ya allah mudahkan saya dalam mendidik anak anakl kami dikelas 1A SDIT CORDOVA

  9. guru kreatif!!! guru yang selalu balajar dan menambahkan gaya pengajaran. oh ya!! guru kreatif “ceria” “cerdas” dan “mandiri”

    Betul sambil terus menyucikan niat bahwa yang kita lakukan demi kemajuan umat.
    Amin

  10. assalamu’alaikum! salam kenal
    sebagai guru baru yang guru baru saya mohon bantuan bapak tentang metode pengelolaan kelas yang efektif, kebetulan saya mengajar smu dengan mata pelajaran kesenian dimana sebagian besar waktu pembelajaran berada di labkom, yang saya tanyakan kira2 menurut bapak menjadi guru yang kreatif dan efektif tuh gmna yah?…trimakasiy yah..

  11. pak agus, met ketemu lagi pertemuan kita di pelatihan guru kreatif di semarang masih ada yang kurang maka saya tanyakan kepada bapak, guru kreatif itu guru yang bagaimana ? sementara dengan program sekolah gratis berdampak pada sekolah kurang kreatif yang mengimbas pada gurunya, mohon pak agus kami beri solusinya, trim

  12. Saya bukan seorang Guru, tapi saya senang membantu teman2 guru di pedalaman – semoga mereka tetap semangat dan terus belajar. baik sekali bapak2 – terimakasih saya boleh menikmati blog ini

    Thanks Pak Thomas, terima kasih sudah membantu rekan seprofesi saya

  13. saya seorang guru yang mengajar di sebuah pesantren, dimana saya diamanahi sebagai pembina bahasa. untuk bahasa komunikasi diwajibkan menggunakan arab atau inggris dan bagi siswa yang tidak berbahasa maka akan mendapat hukuman insya allah bisa mendidik mereka, biasanya menghafal kosakata dalam 2 bhs tersebut, memberikan pidato atau bahkan bersih-bersih. kira-kira menurut pak agus, hukuman yang mendidik itu seperti apa? saran dan masukannya dari pak agus tentang konsekwensi anak yang melanggar yang sudah kami terapkan

    yang bu Tiara terapkan sebenarnya adalah konsekuensi karena sifatnya membuat santri mau lebih belajar lagi, hanya saja dalam prosesnya kesepakatan mengenai ini perlu dilakukan secara bersama-sama

  14. Terima kasih atas informasinya, Pak Agus. Wah padahal di sekolah anak saya tiap harinya selalu bermain stiker untuk mendisiplinkan anak :). Mohon diteruskan research-nya pak bagaimana cara mendisplinkan anak yang benar.

    Stiker sebenarnya tidak masalah, yang kurang baik adalah jika guru mengambil kembali stiker yang sudah diberikan

  15. Sulit juga ya bila ada pemahaman yang begitu dekat antara pendisiplinan kelas dengan pendisiplinan peserta didik. Antara ingin mengelola dengan mengendalikan peserta didik.

    Tapi saya terbarukan dengan informasi artikel ini.

    Pak Imran yang baik, kelas sebagai tempat guru dan siswa, siswa dan siswa berinteraksi satu sama lain, memang membutuhkan garis batas serta hal-hal yang perlu dijadikan kesepakatan. Terima kasih sudah mampir

  16. bahasannya menarik, terutama guru seperti saya. sayangnya guru-guru masih banyak yang gaptek, dan gak begitu suka menambah wawasan dengan membaca. Untuk buka media seperti disini, mereka enggan, karena gaptek, buat baca buku beneran, mereka juga enggan, karena..kapan yah punya waktu luang, untuk pelatihan, mungkin tertarik, tapi tunggu kalau dapet panggilan kedinasan..ya begitu dehhhh…

    Sayang sekali bu Murni padahal sebagai guru tugas kita untuk memberikan contoh siswa agar menjadi seorang yang mau terus belajar.

    1. Sebagai pendidik wajib hukumnya untuk belajar lebih banyak, apalagi saya sebagai kepala sekolah yang harus membimbing guru kearah yang lebih baik dalam mengajar. Guru terkadang harus selalu ingin disuapi dam masih harus dibimbing dalam mengajar. Saya paling tidak suka kalau guru menyuruh siswa untuk mencatat di papan tulis. Sementara guru hanya duduk-duduk saja. Bagaimana ini…? memang murid sekretaris…? tolong pada bapak dan ibu guru untuk tidak menyuruh siswa menulis materi pelajaran di papan tulis. Harus punya ide kreatif.

      Selamat Bu Renny sebagai kepala sekolah anda sudah melakukan hal yang maksimal dalam membuat guru berubah ke arah yang lebih baik

  17. Artikel-artikel yang disuguhkan sangatlah bagus dan membantu. Kalau bisa ulaskan juga macam-macam metode mengajar yang syik dan menyenangkan siswa tanpa keluar dari tujuan pembelajaran……!!!

  18. ustadz aguz sukron ya tulisannya bs bantu sy dlm ngadepin anak2 d kls dan guru2 yg blm yg blm sadar betapa pentingnya disiplin.orang yg g disiplin pasti sholatnya jg g disiplin.^!^ni dila alhamdulilah br belajar ngajar.he he.

  19. terima kasih masukannya karena selama ini saya guru kurang berhasil.Kalau ingin disukai siswa dan materi diserap siswa(pelajaran B.Inggris)ada tipsnya?

  20. Alhamdulillah ada yang memperhatikan kondisi guru,q lhat slm ne guru yang hanya memperhatikan gji tanpa memperhatikan kualitas mreka ngajr

  21. terkadang untuk membuat anak tertib kita melepas satu bintangnya…apakah ini akan berbahaya untuk anak (termasuk ancaman?) trus kalau di PAUD bagaimana ya??? caranya untuk memberikan konsekuensi dari perilaku negatif anak, setelah kita berulang kali mengingatkan.
    bagaimana prosedur kelas yang baik untuk tingkat PAUD?

  22. Ass. pak sy guru sd negeri yg terpencil, masyaAlah hmpr smua ortu siswa TKI, shingga d rmh cm sm nenek/kakek yg tdk terlalu perhatian mslh pendidikn…syukur2 disekolahkn, dg keadaan tsb mnjdikn mrk sulit disiplin + acuh thd plajarn, kdng jm plajaran msh main2, sdh dihukum diingaktan g mempan…sy g mnyerah, tp dah khabisan akal bwt mngajaknya mau bljar d kelas…mohon solusi???? trmksh, Wslm

  23. Terimakasih pak Agus. Tulisannya telah membuka mata hati saya. Utk terus maju nd tak mandek. semoga ilmu bpk menjadi amal jariyah.Amin

  24. Informasi bapak sudah sejak lama saya baca, saya mencoba merubah kemasan cara saya mengajar di kelas, kebetulan sy guru matematika. saya hanya punya satu obsesi “anak-anak tidak takut atau malas algi belajar matematika”… ternyata berangsur-angsur harapan itu mulai muncul… Hanya ucapan terima kasih kpd pak Agus karena infonya membuka mata hati saya…, Hanya satu pesan buat guru-guru semua, “Marilah bangkit dan benar-benar peduli pada pendidikan, jadilah dirimu sebagai bagian dari PENYELESAIAN MASALAH PENDIDIKAN dan BUKAN menambah MASALAH dalam Pendidikan”.
    Ini kesempatanmu menjadi Hamba Allah yang LEBIH…LEBIH… BERMANFAAT…!!!

  25. sedangkan prosedur itu sendiri apa? dan seperti apa contohnya? diatas di tulis prosedur bukan peraturan kelas?? maksudnya? thanks

    1. Dear Mbak Putri, prosedur adalah sederet rangkaian aktivitas yang siswa lakukan. Misalnya dimana ia meletakkan buku komunikasi atau PR, dimana ia mengambil dan manaruh gunting serta kegiatan lainnya yang berlaku setiap saat di sekolah.
      Peraturan adalah kesepakatan berupa pernyataan yang mengatur dan membatasi perilaku siswa ketika ia berada di kelas.
      Demikian semoga membantu.

  26. yang perlu diingat..materi banyak dan padat — guru hanya ngejar materi selesai..jika fokus terus pada prosedur..kapan ya materi bisa tersampaikan dengan baik dan selesai???? kok saya masih sulit menerapkannya…banyak buku tentang itu juga tapi hanya apriori saja

    1. Fokus pada prosedur paling lama hanya 2 bulan saja bu Umi. Jika 2 bulan itu sudah terlampaui, dan siswa sudah tahu dan mengerti soal hak dan kewajiban sbg warga di kelas. Saya jamin materi dan target apapun yang ibu tanamkan dikelas akan menuai hasil, jadi selamat mengajar dgn efektif bu Umi.

    2. Soal materi itu kewenangan kita sebagai guru bu Umi. Termasuk bagaimana kita akan memilih, terbebani atau malah jadikan itu sebagai cara untuk kita lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran. Prosedur berguna untuk melanggengkan praktek mengajar yang ibu lakukan, dengan demikian siswa menjadi siap dan senang belajar. Saran saya fokus pada siswa ya bu dan bukan pada materi.
      Demikian semoga berkenan.

  27. Terimakasih ilmunya bermanfaat, terutama bagi saya yang masih guru baru, baru belajar. Sekedar info, bagi anda yang menginginkan cd mp3 kajian Islam gratis bisa dilihat lebih detail di iklanmuslim.co.cc/duhaiklan.web.id. Terimakasih

  28. Bagaimana mendisiplinkan anak ADD/ADHD? karena mereka cenderung melakukan aktifitas yang lain pada saat duduk di karpet atau di kursi?

    1. Anak ADD/ADHD sebaiknya diberi penanganan khusus, artinya jika diperlukan ia bisa ditemani oleh shadow teacher yang bertugas menemani ia selama ia belajar.

    1. Mengelola kelas merupakan keseharian bagi guru, namun benar apa yang Pak Asrori katakan yang sudah menjadi keseharian malah menjadi tantangan besar bagi guru.

  29. selalu berfikir dan slalu memberikan yg terbaik semoga bpk bisa lebih banyak lagi menulis tentang pendidikan…sukses ya pak

    1. Apa kabar Pak Fahrur, tempatkan diri anda sebagai siswa, saya jamin itu cara gampang anda mengelola kelas agar menarik dan tidak membosankan.

    1. Benar pak Hanafi, semua yang ada dalam blog ini, termasuk juga tulisan diatas adalah berdasarkan pengalaman saya. Terima kasih sudah berkunjung.

  30. artikel-artikel di blog ini sangat bagus, kreatif sesuai nama blognya. mohon izin untuk copas artikelnya ya pak Agus. terima kasih.

  31. dikelas apabila ada anak yg menggangu proses belajar-mengajar selalu saya ingatkan sampai batas 3x, pa bila batas itu di langgar maka saya ajak anak itu duduk di kursi paling belakang dan saya beri pemahaman dan sebab knp ia dipisahkan dr teman yg lainx, dan saya merasa itu berhasil krn anak yg lain menghitung sendiri kesalahan tmn yg mbuat onar/yg mengganggu. dan alhamdulillah anak akan berhenti menggangu pada batas kesalahan pada batas 2x. apakah yang saya lakukan itu konskwensi?

    1. Benar bu, saran saya lakukan diskusi pada siswa bahwa berat rasanya bagi anda sbg guru utk berikan konsekuensi , apalagi jika terjadi sangsi sosial seperti yang ibu ceritakan diatas,lakukan diskusi terus menerus agar terjadi kesadaran

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: