Profesi guru seperti profesi lainnya, membutuhkan sebuah proses aktualisasi terhadap metode serta pengetahuan baru. Caranya bisa macam-macam, dari berbicara mengenai profesionalitas dengan rekan sejawat, membaca buku kemudian mempresentasikan nya didepan teman-teman guru, sampai hadir didalam sebuah pelatihan serta seminar yang diadakan di hotel mewah. Seminar atau pelatihan tersebut biasanya diadakan saat hari aktif dan guru harus meninggalkan kelas dan siswa yang diajarnya. Waktu penyelenggaraan acara tersebut terkadang juga diadakan di hari libur, ini menyebabkan berkurangnya waktu berkualitas guru bersama keluarganya.
Dari illustrasi diatas bisa dilihat bahwa upaya untuk menambah pengetahuan, menambah metode baru dalam dunia profesi guru membutuhkan pengorbanan serta waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian pengorbanan tersebut harus mempunyai akibat yang signifikan dengan cara mengajar guru di kelas. Kualitas seorang guru yang sudah mengikuti sebuah pelatihan atau seminar bisa dilihat dari cara mengajarnya dikelas.
Untuk membuat sebuah seminar atau pelatihan menjadi ‘api perubahan’ bagi cara guru membelajarkan siswa di kelas dibutuhkan sebuah paradigma perubahan dari pelatihan dan pembinaan guru. Uraian dibawah ini mungkin bisa berguna dalam mendorong perubahan tersebut. Artikel ini akan menyoroti kebijakan lembaga pendidikan sebelum dan sesudah mengirim gurunya ke pelatihan serta sikap guru sebagai agen perubahan setelah mengikuti pelatihan.
Apabila anda seorang guru di utus untuk mengikuti sebuah pelatihan guru.
1. Berjanjilah untuk menjadi orang yang amanah dan berjanji untuk menyebarkan virus perubahan saat anda dipilih oleh lembaga anda untuk hadir dalam sebuah seminar atau pelatihan.
2. Apabila anda berkesempatan mendapatkan dokumen presentasi dari penyaji letakkan lah di dalam folder yang bisa diakses oleh rekan anda lewat jaringan network, atau cukup difoto kopi dan di tempel di ruang guru atau ditempat yang gampang dilihat.
3. Carilah bahan pengetahuan dari media massa atau internet mengenai topik pelatihan yang akan anda hadiri. Hal ini menolong anda untuk tetap fokus dan bersemangat saat pelatihaan atau seminar berlangsung.
4. Tanyakan hal-hal ini selama pelatihan (diambil dari blog Ibu Sitti Maesuri Patahuddin),
- seberapa jauh kurikulum minta saya menyampaikan ini? Tidak hanya sampai disitu. Tapi kritislah, mengapa seperti itu? Hal apa saja yang harus diketahui oleh siswa kaitan dengan materi tersebut?.
- mengapa saya perlu ajarkan ini?
- apa pentingnya dalam kehidupan anak di masa depan?
- Gimana cara saya ngajarkannya agar mudah? Pertanyaan ini punya konsekwensi banyak, misalnya mengetahui apa yang telah dipahami oleh anak, apa kesenangan mereka (yang pasti berbeda), apa kesulitan mereka.
- Gimana cara saya menilainya? mengetahui apa yang dia sudah pahami atau tidak pahami? Apakah dengan cara meminta mereka diskusi (dan saya coba dengar baik-baik), apakah dengan mendorong mereka bertanya? apakah meminta mereka mengerjakan tugas presentasi, atau tes (yang bukan hanya jawaban benar atau salah)
- Tujuan moral apa yang harus kita bangun dalam pembelajaran kita?
5. Bila atasan anda meminta anda untuk menjadi fasilitator atau presenter dari pelatihan yang telah anda hadiri. Gunakan kriteria fasilitator yang baik dibawah ini.
- Teroganisir
- Komunikator yang Baik
- Fleksibel
- Pendengar aktif
- Objektif
- Inspirasional
- Antusiastik
- Spesialisasi mata pelajaran
- Supportif
- Responsif
- Empatetik
- Ketrampilan mengamati
Apabila anda seorang penentu kebijakan disekolah (kepala sekolah atau pemilik dan pengurus yayasan)
1. Anggarkan biaya pelatihan guru, sesuai dengan kemampuan. Ingat sebuah pembinaan guru yang efektif bukan dari ukuran mahalnya biaya pelatihan, namun apakah ada perubahan dari peserta sebelum atau sesudah pelatihan.
2. Mulailah untuk mengirim guru anda hanya untuk menghadiri sebuah seminar atau pelatihan yang berkualitas. Tanyakan pada diri anda apakah penting hal ini diketahui oleh guru dan bagi peningkatan cara mengajarnya dikelas.
3. Bila sekolah anda menerima sebuah undangan untuk menghadiri acara tersebut, lakukan penelitian singkat mengenai siapa pembicara dari tulisannya di media massa atau internet. Pembicara yang baik akan menampilkan bahasan-bahasan yang baru dalam setiap acara yang berbeda.
4. Ada juga sebuah acara yang didukung oleh sponsor besar dibaliknya biasanya setengah dari acara akan didominasi oleh promosi produk. Pertimbangkan apakah promosi produk tersebut cukup berharga untuk dihadiri oleh guru anda.
5. Biasakan untuk meminta guru anda membuat sebuah presentasi atau laporan yang akan ditampilkan didepan rekan guru sejawat sepulangnya dari pelatihan atau seminar. Hal ini akan banyak berguna sekali karena selama acara tersebut dipastikan guru akan aktif, mau bertanya dan memasang telinga lebar-lebar dikarenakan ada kewajiban yang menunggu sepulang nya dari acara. (Baca tulisan Murni Ramli mengenai pengalaman mengikuti seminar di Jepang)
6. Adakan forum khusus atau hadirkan guru yang baru saja hadir di pelatihan dalam rapat tingkat manajemen. Minta guru tersebut untuk berbicara menerangkan apa yang didapat dari pelatihan. Saat yang sama anda sedang melatih guru anda untuk berpresentasi dan berbicara didepan publik.
.
setuju 🙂
Insya Allah akan jadi baik dan benar bila Kepala sekolah Ybs, mengerti akan fungsi dan peran saat ikut pelatihan. Akan tgetapi amat sangat sedikit setiap Kepala sekolah yang tanggap dengan gurunya sehabis pelatihan, rata2 tiap pelatian tanpa folowup yang jelas abis anggaran abis kegiatan
kepala sekolah memang punya banyak kesibukan yang menuntut waktu dan konsentrasi.
Saya lebih condong agar dalam hal ini guru yang sigap dalam berbagi hasil pelatihan yang dia hadiri.
Thanks for comment mas Koko
ass. maaf nih saya mau tanya bagaimana supaya guru itu bisa berhubungan dengan siswa dan disekitarnya karena banyak sekali setelah siswa selesai belajar, m ereka merasa bahwa pelajaran tersebut tidak cocok dan malah siswa tersebut menyebutkan guru itu gak bener gak bagus. terimakasih
Wass, Pak Asep bagaimana jika buat survey kecil-kecilan mengenai apa sih yang sebenernya ingin mereka ketahui?
Salam kenal
Pembinaan guru lebih mudah dilaksanakan dengan cara sbb:
1. bangun kepercayaan bahwa guru adalah profesional.
Setuju, guru tidak berbeda dengan karyawan lain yang bekerja pada sebuah institusi. Malah dalam beberapa segi tugas guru sangatlah berat. Menjadi seorang yang profesional berarti komitmen pada tugas dan selalu mau belajar.
2. berikan privaci dana utk pengembangan idialisme.
Setuju, banyak institusi pendidikan yang melewatkan kesempatan emas untuk mengembangkan kemampuan guru. Apabila guru dikembangkan dengan baik semua elemen disekolah akan merasakan dampaknya.
3. ajaklah guru menentukan kebijakan pendidikan di sekolah.
Silahkan menerapkan MBS (manajemen berbasis sekolah). Sebuah konsep yang menarik dan menantang untuk diterapkan. Guru misalnya bisa berperan lewat komite sekolah. Orang tua pun bisa berperan lewat komite kurikulum. Dengan demikian semua pihak memberikan kontribusi aktif dalam pengembangan sekolah.
4. buatkan ruang belajar siswa dan guru (bukan seperti sekarang ini dibedakan ruang kelas dan ruang guru) agar lebih dekat guru dgn dan guru dgn siswa.
sebenarnya guru dan siswa memang harus dipisahkan, ini penting agar guru bisa lebih berkonsentrasi dalam merencanakan pembelajaran.
5. tolong dipisahkan antar guru sebagai profesionalisme dengan administator.
wah kalau ini agak sulit, sebab guru yang profesional pasti mempunyai sistem administrasi yang bagus pula demi kelangsungan kelasnya.