Mengajar dengan berpusat pada siswa

Saat mengajar di kelas terkadang kita tergoda untuk mengajar seperti dahulu kita di ajarkan oleh guru-guru kita. Pada tahun-tahun dimana orang yang saat ini menjadi guru sedang menjadi murid di sekolah, pembelajaran diberikan dengan guru sebagai pusat. Ada seorang rekan saya yang menyebutkan situasi tersebut dengan ‘chalk and talk’ alias tulis sesuatu di papan tulis di selingi dengan guru yang berbicara panjang lebar, sambil sesekali memperhatikan murid menyimak atau tidak.

Dengan demikian guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan di samping buku teks. Sesekali guru menyuruh muridnya berdiskusi dalam lay out atau susunan bangku kelas yang dideretkan dari depan ke belakang. Saat mengerjakan tugas dari guru pun, murid mengerjakannya secara individual.

Untuk itu marilah kita mulai membelajarkan siswa dengan tidak menggunakan cara seperti dulu kita di belajarkan oleh guru kita dahulu dengan melakukan;

  • mengamati siswa, memberi saran atau berbagi ide dengan cara yang baik.
  • Mulai menggunakan bantuan visualisasi, apa saja tidak harus menggunakan bantuan Teknologi Informasi jika belum memungkinkan ,
  • ajak siswa ke tempat dimana siswa bisa merasakan proses ‘mengalami’,
  • hadirkan pembicara tamu,
  • bahaslah kejadian-kejadian mutakhir dikelas anda
  • Jadilah fasilitator dalam diskusi yang kurang lebih, baik isi maupun bahasannya bernuansakan situasi di kehidupan nyata
  • Aturlah susunan bangku kelas anda yang dinamis sehingga siswa aktif bergerak, dengan demikian siswa bisa bekerja secara kooperatif dalam berbagai tugas
  • Saat memberikan tugas kepada siswa, rincilah tugas hingga siswa tahu kapan harus bekerja secara mandiri atau bekerja dalam kelompok.

Penulis: agusampurno

Mitra menuju sekolah efektif dan guru profesional

3 tanggapan untuk “Mengajar dengan berpusat pada siswa”

  1. Great !
    pendekatan yang lebih kreatif sudah semestinya diterapkan dalam keseharian kita, tapi pola pikir umum di lingkungan saya sebagai guru masih cenderung kaku… terlalu banyak kekahwatiran yang disampaikan… padahal pendekatan kreatif ini tidak hanya memudahkan siswa menyerap pelajaran tetapi akan membekas secara emosional dalam jiwa siswa… Ugh.. feels like i should become the weird teacher like in “school of rock” movie 🙂

    Saya juga suka film itu.
    Kemarin kelas 4 di sekolah saya baru aja bersama-sama nonton film itu di sekolah.
    Mereka semua senang sekali melihat profil guru di film itu.
    kreatif banget..

  2. tanks atas ilmunya. saya sangat tertarik dengan pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. saya sangat membutuhkan buku sumber yang dapat mendukung teori ini. mohon bantuannya ya. wasalam

  3. Yang susah adalah bagaimana memotivasi siswa untuk memusatkan perhatiannya dalam belajar, apalagi ketika banyak godaan2 di luar kelas sehingga mereka pun tidak fokus atau konsentrasi pada materi pelajaran 🙂

    @adek
    itulah tantangan terbesar semua pendidik yang peduli pada masa depan anak didiknya.
    Thanks for comment.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: